Raih Medali Olimpiade, Windy Cantika Bisa Jadi Motivasi Bagi Atlet Lain
FOOTBALL265.COM - Ketua Umum KONI Jawa Barat (Jabar), Ahmad Saefudin, berharap keberhasilan lifter putri Indonesia, Windy Cantika Aisah, meraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 menjadi motivasi dan inspirasi bagi atlet lain.
Sebagai informasi, atlet asal Kabupaten Bandung ini menyumbangkan medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 dari cabor angkat besi kelas 49 kg putri dengan total angkatan 194 kg (84 kg snatch dan 110 kg clean & jerk). Â
Menurut Ahmad Saefudin, ada beberapa atlet asal Jawa Barat lainnya yang berpartisipasi di Olimpiade Tokyo 2020. Diharapkan, prestasi Windy bisa memotivasi atlet lain untuk tampil maksimal dan mengamankan medali.
"Artinya pelaksanaan pelatihan dan pembinaan di tempat kami sudah cukup jelas dan tepat, sehingga saya akan mendorong kembali bagaimana seorang Windy Cantika bisa memberikan motivasi kepada atlet lain," ungkap Ahmad Saefudin, Rabu (28/7/21).
Ahmad Saefudin memprediksi, atlet asal Jawa Barat lain yang berpotensi menyumbangkan medali yaitu dari cabang olahraga bulutangkis. Sehingga, perolehan medali Indonesia di Olimpiade 2020 masih bisa bertambah.
"Yang kedua kita ingin mendapatkan dari enam orang atlet termasuk ada Anthony Ginting, Gregoria. Kemudian ada Melani, Rafika, dan Fadlan itu adalah pendatang baru di Olimpiade. Semoga bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi pembinaan di Jawa Barat," harapnya.
Sementara itu, Ahmad Saefudin, menilai perolehan medali Windy Cantika di Olimpiade Tokyo 2020 tidak lepas dari program pembinaan dan latihan yang berjalan dengan baik.Â
1. Jadi Orang Tua
Menurutnya, pelatih angkat besi tak hanya memberikan program latihan, namun mereka juga mampu memposisikan diri sebagai orang tua bagi atlet, di antaranya membantu menyelesaikan permasalah dan mengangkat motivasi anak asuhnya.
Cara seperti itu, menurut Ahmad Saefudin, harus ditiru oleh cabor lain, agar atlet merasa nyaman dan bisa menjalankan program latihan dengan maksimal.
"Kalau dari aspek program latihan yang dilaksanakan pelatih di PABBSI (Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia), menurut saya perlu ditiru," ungkapnya.
"Karena, selain pelatih memposisikan diri sebagai sandaran penyelesaian masalah atlet. Istilahnya jadi orang tua. Psikologi dari atlet sendiri sehingga atlet dan pelatih itu betul betul jadi satu. Sehingga program bisa maksimal saling melakukan evaluasi dua arah," pungkasnya.