FOOTBALL265.COM - Giannis Antetokounmpo belum lama ini dinobatkan sebagai MVP atau pemain terbaik NBA musim 2018/19. Bintang milik Milwaukee Bucks itu memang mampu tampil trengginas di sepanjang musim ini bersama timnya tersebut.
Meski tak mampu memberikan gelar juara, setidaknya Antetokounmpo mampu menjadi momok bagi siapapun lawan Bucks.
Berusia 24 tahun, pemain yang berposisi sebagai power forward ini berhasil mengalahkan pesaingnya seperti pesaing terberatnya yang merupakan MVP tahun 2018 lalu, James Harden dari Houston Rockets dan bintang Oklahoma City Thunders, Paul George.
Tentu tidak banyak yang tahu sejumlah fakta menarik yang ada dalam diri pemain bertinggi 211cm ini. Berikut kami memaparkannya:
1. Giannis Antetokounmpo bukan pemain yang berasal dari Amerika Serikat seperti LeBron James, Stephen Curry, James Harden, dan masih banyak lagi. Antetokunmpo merupakan seorang berdarah Yunani, kelahiran 6 Desember 1994 di Kota Athens.
2. Pada awalnya, Antetokounmpo sebenarnya tidak bermain basket sejak masa kecil, menariknya ia lebih suka bermain sepak bola. Dilansir dari Milwaukeerecord, Giannis mengidolakan pesepakbola asal Denmark, Simon Bloch Jorgensen.
Namun sepertinya Giannis lebih tertarik bermain basket dan bermain untuk tim basket asal Yunani, Filathtilikos, hingga akhirnya ia dikontrak oleh Milwaukee Bucks pada musim 2013/14.
3. Giannis bisa dijadikan motivasi dalam cerita kehidupan. Ya, dilansir dari Bucksnation, saat masih kecil Giannis sudah menjadi tulang punggung untuk keluarganya. Ia menjual jam tangan, tas, kacamata hitam, dan sejumlah mainan favoritnya untuk menjaga ekonomi keluarga.
4. Masih seputar motivasi, Giannis Antetokounmpo kabarnya sering mendapat telepon dan pesan yang berisi kritikan pedas dan juga komentar yang tidak pantas. Namun semua itu justru dijadikannya sebagai pelecut motivasi agar bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
5. Mungkin bagi kita terdengar aneh dan tak masuk akal, namun tidak untuk Antetokounmpo.
Ia baru merasakan minuman kekinian, smoothie (minuman jus berisikan buah-buahan yang diblender hingga kental dan dicampur dengan susu) pada tahun 2014 atau tepatnya saat dirinya memasuki karier profesional di dunia basket. Wajar karena kehidupan masa kecilnya tak seberuntung anak kecil lainnya.