Stapac Jakarta Dominasi Penghargaan Pemain Individu IBL 2018/19
FOOTBALL265.COM - Musim reguler kompetisi basket Tanah Air, Indonesia Basketball League (IBL) 2018/19 telah usai dan kini sudah memasuki babak final.
Tim pertama yang memastikan diri untuk mencapai partai puncak itu adalah Stapac Jakarta, setelah mereka mengempaskan tim kejutan asal Surabaya, Pacific Caesar dengan keunggulan 2-0.
Pencapaian ini jelas sangat membanggakan bagi Stapac, karena mereka harus menunggu selama 4 tahun lamanya agar bisa kembali ke babak final.
Rasa senang dan bangga menyelimuti perasaan seluruh tim dan juga fans yang melihat timnya kembali ke final dan berpeluang besar menjadi juara.
Sampai disitu saja? Tentu tidak, karena belum lama ini pihak penyelenggara kompetisi IBL Indonesia 2018/19 sudah mengumumkan sejumlah penghargaan individu di musim reguler 2018/19.
Menariknya, Stapac Jakarta mampu mendominasi dengan 3 pemainnya berhasil mendapatkan gelar individu tersebut.
Agassi Yeshe Goantara
Gelar yang pertama jatuh kepada pemain muda mereka, Agassi Goantara yang dinobatkan sebagai rookie of the year.
Keberhasilannya ini mampu mengalahkan 2 pesaingnya, yakni Samuel Pelmelay dan Daniel Anggoro.
Abraham Damar Grahita
Pemain Stapac kedua yang mampu meraih gelar individu adalah Abraham Damar yang meraih gelar 6 man of the year atau bisa dikatakan sebagai super-subs terbaik.
Abraham Damar mampu mengalahkan bintang Prawira Bandung, Hans Abraham dan pemain senior Satria Muda Jakarta serta Timnas Indonesia, Arki Wisnu.
Widyanta Putra Teja
Satu pemain lagi adalah Widy Teja yang dinobatkan sebagai improved player of the year. Ya, kepergian mantan bintang Stapac Jakarta, Andakara Prastawa ke Pelita Jaya Jakarta seakan memberikan angin segar bagi Teja.
Pasalnya, ia langsung mendapat kesempatan untuk mengambil tugas yang selama ini diambil oleh Prastawa. Menariknya, tak membutuhkan waktu lama baginya untuk memberikan hasil yang positif bagi tim.
Widyanta mampu mengalahkan 2 pesaingnya, yakni Abraham Wenas dari Hangtuah dan Muhammad Irman dari NSH Jakarta.
Meski ketiganya berhasil, sayangnya pelatih mereka, Giedrius Zibenas tak mampu mendapatkan gelar sebagai pelatih terbaik atau coach of the year.
Padahal, selama musim reguler Stapac hanya menelan satu kekalahan di bawah arahannya.
Meski demikian, patut dipahami karena ia kalah dari Wahyu Widayat Jati dari NSH Jakarta. Hal ini karena pelatih yang akrab dipanggil Cacing itu mampu membawa NSH lolos ke babak playoff, bahkan berpeluang mencapai babak final andai dapat kalahkan Satria Muda Jakarta di partai akhir.
Ikuti terus Berita Olahraga Basket IBL Indonesia dan Berita Sepak Bola di FOOTBALL265.COM