x

INDOSPORT Rewind:Moment Penting yang Terjadi di eSports Sepanjang 2019

Sabtu, 28 Desember 2019 15:00 WIB
Penulis: Matheus Elmerio Giovanni | Editor: Ivan Reinhard Manurung
Bisa dibilang tahun 2019 adalah titik di mana eSports mengalami beberapa ujian tapi juga prestasi sebagai cabang olahraga.

FOOTBALL265.COM - Bisa dibilang tahun 2019 adalah titik di mana eSports mengalami beberapa ujian tapi juga prestasi sebagai cabang olahraga, salah satunya adalah kasus Kimi Hime yang sempat heboh.

Kimi Hime dianggap oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mempertontonkan unsur vulgar dalam beberapa konten video yang diunggah di chanel YouTube miliknya.

Tentu sudah banyak yang tahu bahwa Kimi Hime memang naik daun konten video di kanal YouTube-nya saat bermain PUBG Mobile. Namun siapa sangka, ternyata game Onmyoji Arena dan Dota 2 lah yang menjadikannya atlet eSports profesional.

Bila ditelisik lebih jauh, Kimi Hime tak hanya memainkan PUBG Mobile semata. Ada Mobile Legends yang juga ia mainkan dan ia ulas dalam kanal YouTube-nya. Tapi, melalui Onmyoji Arena dan Dota 2 lah namanya melambung di kalangan gamers Tanah Air.

Baca Juga

Onmyoji Arena dan Dota 2 merupakan game bergenre MOBA (Multiplayer Battle Online Arena). Keduanya menjadi jalan bagi Kimi Hime masuk dalam ranah eSports Indonesia. Wanita berusia 29 tahun ini mampu membuktikan kapasitasnya di kedua permainan tersebut.

Tapi sayang kasus konten vulgar yang dituduhkan Kemenkominfo kepada Kimi Hime membuat kiprahnya di dunia gaming Indonesia sedikit terhambat. Bahkan karena kasus itu, Kimi sempat mangkir mengunggah video di chanel YouTube miliknya beberapa hari saat itu.

Kasus Kimi Hime vs Kominfo ini bisa dibilang sebagai ujian untuk eSports yang memang baru diakui sebagai salah satu cabang olahraga di Indonesia. Tapi tenang, eSports juga menyumbang prestasi yang mengharumkan nama Indonesia.

Segalanya sudah redaksi berita olahraga INDOSPORT rangkum mulai dari kasus Kimi Hime hingga prestasi tim eSports Indonesia yang raih medali di SEA Games 2019 kemarin. Simak selengkapnya di bawah ini.

Kimi Hime vs Kominfo, Soal Konten Vulgar - 24 Juli 2019

Sudah dijelaskan secara singkat di atas, bahwa Kimi Hime dituding oleh Kemenkominfo menyuguhkan tontonan dengan unsur vulgar dalam videonya di chanel YouTube miliknya pada akhir Juli 2019 kemarin.

Kimi Hime dianggap telah melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Dalam video tentang game-nya, Kimi Hime kerap berbusana seksi dengan judul clickbait yang mengarah ke seksualitas  di channel YouTube berpengikut 2,3 juta suscribers.

Karena diduga mengandung unsur vulgar, Kemenkominfo lantas memblokir tiga video YouTube Kimi Hime. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara bahkan sempat mengundang  atlet eSports yang melejit lewat game PUBG itu ke kementerian untuk diberikan pembinaan.

Langkah Kemenkominfo ini juga mendapat dukungan dari  Komisi I DPR, yang membidangi urusan komunikasi dan informatika, untuk memblokir beberapa konten YouTube Kimi Hime. Konten YouTube Kimi Hime dinilai mengandung muatan pornografi.

Tiga video Kimi Hime diblokir Kominfo berjudul ‘Strip Challenge Mati 1 Satu Kali = Buka Baju’, ‘Kimi Hime Lagi Tegang Eh Keluar Putih Putih’ serta  ‘Keasikan Bermain, Gadis Ini Mengeluarkan Cairan Lengket’.

Tak hanya tiga video di atas, Kemenkominfo juga meminta enam video diberi restricted mode dengan umur pengguna sebagai batasannya.

Mendapat upaya blokir ini, Kimi Hime mengaku bingung. Lewat channel YouTube-nya Kimi Hime curhat dan menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah dan menjadi korban akibat asumsi dari sejumlah pihak yang menganggap konten videonya berbau pornografi.

"Di sini saya tidak bersalah di sini saya adalah korban, konten saya yang memang tak melanggar aturan baik YouTube maupun perundang-undangan. Saya merasa tidak aman membuat konten berkarya di Indonesia karena karya saya tidak dihargai," ucap Kimi.

Tapi kasus ini tak berlarut dan pada pertengahan Agustus 2019 dikabarkan sudah selesai usai Kimi Hime dan pihak Kemenkominfo bertemu satu sama lain. Dari pertemuan kedua pihak, tercapai kesepakatan seperti yang disampaikan oleh Irfan Akhyari, kuasa hukum Kimi Hime.

“Sebenarnya yang diberikan gambaran atau saran dari Kemkominfo itu adalah thumbnails, menurut mereka bahwa beberapa video terdapat misleading thumbnails (foto depan). Dari 300 lebih konten Kimi Hime, hanya ada tiga konten yang thumbnails-nya harus melalui proses revisi.” 

“Setelah direvisi nantinya konten-konten yang sempat ditutup oleh KemKominfo akan kembali dibuka,” ucap Irfan Akhyari, selaku tim pengacara hukum Kimi Hime kepada tim redaksi berita olahraga INDOSPORT.

Di akhir sesi wawancara dengan INDOSPORT, Irfan menjelaskan status dari kasus Kimi Hime yang sudah sepakat selesai dengan pihak Kemkominfo, tercatat pada 2 Agustus 2019 kemarin.

“Yang berkaitan dengan konten atau akun YouTube Kimi pada hari Jumat, 2 Agustus 2019, Kemkominfo menyatakan, bahwa akun Kimi Hime sudah memenuhi kewajiban,” tutupnya.

Tim eSports Indonesia Raih Medali di SEA Games 2019 - 10 Desember 2019

Seperti yang kita ketahui bahwa tim eSports Indonesia ikut memeriahkan SEA Games 2019 yang memang mempertandingkan olahraga elektronik ini untuk pertama kalinya. Tentu ini akan menjadi catatan sejarah.

Apalagi cabang olahraga eSports menjadi salah satu harapan Indonesia untuk mendulang medali, dengan target yakni dua medali emas, dua perak dan dua perunggu.

Mobile Legends dan Hearthstone diharapkan dapat membawa pulang medali emas, mengingat kiprah para pemain telah terbukti di kompetisi level dunia.

Tapi apa boleh buat, target 2 medali emas, 2 perak dan 2 perunggu gagal dipenuhi. Mobile Legends Indonesia harus puas dengan hanya medali perak usai telan kekalahan di babak final melawan Filipina yang merupakan tuan rumah SEA Games 2019.

Meskipun mampu tampil gemilang dengan menguasai dua kemenangan dengan skor 2-1 dalam best of five, Timnas Tanah Air harus rela terkena comeback ketika lawan Filipina. Alhasil kedudukan pun berbalik menjadi 2-3 yang membuat Indonesia harus puas ditempat kedua.

Kekalahan Mobile Legends ini membuat kontingen Indonesia kehilangan satu lagi nomor unggulan menyabet emas usai sebelumnya telah gagal pada nomor Hearthstone yang lebih dulu bernasib tragis di babak playoff.

Setelah dua nomor yang tadinya diunggulkan, yakni Mobile Legends dan Hearthstone gagal raih medali emas, Arena of Valor (AOV) pun menjadi harapan usai melaju ke babak final SEA Games 2019. Tapi sayang, kita harus kembali puas dengan medali perak.

Di atas kertas, Timnas Arena of Valor (AOV) Indonesia memang kalah unggul dari Thailand. Namun, secara mengejutkan, Satria Adi Wiratama dkk. berhasil melaju ke final terlebih dahulu dengan menumbangkan skuat Gajah Putih lewat skor akhir 2-1.

Meski harus bertarung dua kali dalam sehari, namun skuat Thailand seolah tak kehabisan energi dan strategi. Bahkan, mereka mampu menang mudah atas Indonesia di game pertama.

Baca Juga

Memasuki game kedua, tim EVOS eSports yang mewakili Indonesia di nomor game Arena of Valor (AOV), mulai menunjukkan kelasnya dan sempat mengimbangi tim lawan. Namun, sebagaimana yang sudah diprediksi, Thailand kembali menutup game dengan kemenangan.

Tertinggal 0-2, skuat Indonesia harus meraih kemenangan di game ketiga untuk melanjutkan pertandingan ke best of 5. Wiraww dkk. yang turun mengandalkan Superman, nyatanya belum mampu memecah kebuntuan.

Skuat Indonesia kalah tiga game langsung dari Thailand, dan gagal meraih medali emas SEA Games 2019. Sebagai gantinya, para pemain AOV menyumbangkan medali perak, menyusul skuat Mobile Legends yang juga meraih posisi kedua di final, pada tanggal 8 Desember 2019 kemarin.

IndonesiaSEA GameseSportsArena of Valor (AOV)Berita OlahragaBerita SportKimi HimeMobile LegendsEVOS EsportsBerita eSportsKemenkominfo

Berita Terkini