Wakil PM Jepang Sebut Olimpiade Tokyo Dihantui Kutukan 40 Tahun Sekali
FOOTBALL265.COM – Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso, menyebut virus Corona sebagai bagian dari kutukan yang menimpa Olimpiade setiap 40 tahun sekali.
Pelaksanaan Olimpiade 2020 yang direncanakan digelar di Tokyo, Jepang, pada bulan Juli nanti terus diragukan. Masih belum meredanya pandemi Corona hingga saat ini dikhawatirkan akan membuat pelaksanaan Olimpiade diundur.
Keraguan itu semakin membesar setelah dua ajang besar di dunia sepak bola, yakni Piala Eropa dan Copa America yang sama-sama akan digelar musim panas tahun ini juga telah ditunda. Kedua ajang tersebut bahkan menunda pelaksanaannya hingga tahun 2021.
Dilansir dari The Independent, Wakil Perdana Menteri Jepang, Taro Aso, menyebut situasi ini sebagai bagian dari kutukan 40 tahun sekali. Aso meyakini setiap 40 tahun sekali, Olimpiade terpaksa dibatalkan karena berbagai alasan.
“Itu masalah yang berlangsung setiap 40 tahun sekali---itu kutukan Olimpiade. Dan itu fakta,” kata pria yang juga menjabat sebagai menteri keuangan itu.
Klaim Aso ini didasarkan pada fakta bahwa memang terjadi pembatalan pada Olimpiade 1940 dan 1980, atau 40 dan 80 tahun yang lalu.
Olimpiade 1940, yang kebetulan juga digelar di Jepang, dibatalkan akibat Perang Dunia II yang tengah berlangsung. Akibat pembatalan itu, Jepang terpaksa harus menunggu 24 tahun sebelum menjadi tuan rumah pada Olimpiade 1964.
Sementara itu, Olimpiade 1980 yang direncanakan digelar di Moscow, mengalami pemboikotan. Ketika itu, Amerika Serikat dan sekutunya seperti China dan Jepang, memboikot Olimpiade sebagai bentuk protes mereka atas invasi Rusia ke Afganistan.
Sebelumnya, Aso juga pernah menyebut bahwa keputusan ditunda atau tidaknya Olimpiade tidak tergantung pada Jepang sendiri karena negara lain bisa saja menolak mengirim atletnya.
"Seperti kata Perdana Menteri, menyelenggarakan Olimpiade di lingkungan tempat semua orang merasa aman dan gembira adalah hal yang paling diinginkan. Namun itu bukan hal yang bisa diputuskan sendirian oleh Jepang," imbuhnya.
Meski demikian, sikap Aso ini bertentangan dengan sikap Pemerintah Jepang yang hingga kini masih meyakini mereka bisa menggelar Olimpiade Tokyo 2020 dengan tepat waktu.