Timothy Bradley, Penakluk Pacquiao yang Berujung 2 Rapor Merah
FOOTBALL265.COM - Sepanjang kariernya berkecimpung di dunia tinju, Manny Pacquiao hanya pernah mengalami 7 kekalahan. Salah satunya saat berhadapan dengan Timothy Bradley Jr.
24 tahun bukanlah waktu yang singkat. Selama itu pula Manny Pacquiao, yang saat ini menjadi senat di Filipina menjalani profesinya sebagai seorang petinju.
Pahit dan manisnya olahraga saling pukul itu pun sudah dirasakan oleh ayah lima orang anak tersebut. Bila ditotal, Pacquiao sudah melakoni 71 pertarungan tinju sepanjang 24 tahun berkarier.
Dari total tersebut, Pacquiao sukses mencatatkan 62 kemenangan. Hebatnya, 39 di antara kemenangan tersebut ia raih usai membuat lawannya tak bisa lagi melanjutkan pertarungan alias KO.
Rentetan kemenangan itu tidak heran membuatnya memiliki banyak prestasi gemilang. Tercatat, ia merupakan pemegang 12 sabuk juara dunia. Ia juga menjadi satu-satunya petinju yang pernah memagang sabuk juara melintasi empat dekade.
Namun, membicarakan Pacquiao tidak meluru menyorot kemenangan dan kilauan prestasinya. Pada akhirnya, ia tetaplah manusia yang tidak sempurna dan juga pernah kalah dari lawannya di atas ring.
Secara total, 7 kali Pacquiao pernah gagal membuat lawannya tersungkur. Salah satu kekalahannya yang cukup fenomenal adalah kala berhadapan dengan Timothy Bradley.
Memiliki usia lima tahun lebih muda, Bradley merupakan salah satu rookie yang menyita perhatian. Pria berkebangsaan Amerika itu belum pernah kalah sejak memulai debut profesionalnya pada 20 Agustus 2004 silam.
Kenyataan itu membuat namanya kerap menjadi kandidat untuk dihadapkan dengan Pacquiao, yang namanya sudah besar utamanya sejak mengalahkan David Diaz dan Oscar De La Hoya.
Keduanya akhirnya dipertemukan pada 9 Juni 2012. Berlangsung di 'Tempat Suci' pertarungan tinju, yakni MGM Grand, Las Vegas, Amerika Serikat, laga Pacquiao vs Bradley dipimpin oleh wasit Robert Byrd.
Selama 12 ronder pertarungan, baik Pacquiao maupun Bradley saling melepaskan pukulan-pukulan kerasnya. Total Pacquiao berhasil 253 kali mendaratkan pukulan ke tubuh Bradley, sementara sebaliknya ia hanya menerima 159 pukulan.
Dengan catatan tersebut, mayoritas penonton laga sudah 'mengaminkan' Pacquiao sebagai pemenang di laga tersebut. Namun, saat pengumuman pemenang dibacakan oleh MC Michael Buffer, seluruh penonton dibuat terkejut.
Bagaimana tidak, pada akhirnya Bradley yang dalam laga sudah seperti samsak dan mengalami cedera dinyatakan sebagai pemenang. Dua dari tiga wasit yakni Duane Ford dan CJ Ross lebih mengunggulkan Bradley ketimbang Pacquiao secara angka.
Seluruh pihak tentu terkejut dengan keputusan juri yang memenangkan Bradley. Bahkan Pacquiao sendiri merasa aneh karena ia sama sekali tidak merasa disulitkan oleh lawannya itu.
"Saya sudah lakukan yang terbaik, tapi rupanya hal itu belum cukup. Berkali-kali saya tonton rekaman laga itu dan memang tidak ada kejutan. Dia (Bradley) sama sekali tidak membuat saya sakit dengan pukulannya, apalagi lebih tinju lebih sering mengenai tangan saya," ujar Pacquiao seperti dikutip dari Bleacher Report.
1. Berujung 2 Rapor Merah dan Pensiun
Tidak puas dengan kekalahannya, Pacquiao kembali menantang Bradley untuk saling bertukar tinju lagi di atas ring. Tawaran tersebut pun diterima dan duel Pacquiao vs Bradley jilid dua terjadi pada 12 April 2014.
Masih di tempat yang sama dengan pertarungan pertama, Pacquiao dan Bradley saling melepaskan hook dan jab. Pacquiao kembali menunjukkan tajinya dengan berhasil mendaratkan 198 pukulan dan hanya menerima 141 serangan Bradley selama 12 ronde.
Dalam laga kali ini, tiga juri yang bertugas berbeda total dengan pertarungan Pacquiao vs Bradley sebelumnya. Michael Pernick, Glenn Trowbridge, dan Craig Metcalfe kompak memberi angka yang lebih tinggi untuk Pacquiao.
Ditemui pasca pertandingan, Bradley mengakui bahwa dirinya memang pantas kalah. Ia pun tetap bangga karena ia takluk dari salah satu petinju terbaik dunia.
"Tidak ada alasan dari kekalahan saya dan Anda tidak bisa berkata buruk tentang Pacquiao. Saya takluk dari petarung terbaik di dunia. Ia bertarung dengan sepenuh hati dan rasa hormat saya untuk seluruh tim dan pelatihnya Freddie Roach," ujar Bradley dilansir ESPN.
Hasil laga melawan Pacquiao ini sendiri memiliki arti penting bagi Bradley. Pasalnya, ini merupakan pertama kali dalam karier profesionalnya ia kalah dari lawannya.
Setelah laga jilid kedua melawan Pacquiao, Bradley kembali bangkit dengan berhasil mengalahkan Jessie Vargas dan Brandon Rios. Berbekal dua kemenangan itu, Bradley pun memutuskan kembali menantang Pacquiao, sekaligus membuktikan siapa petinju terbaik di antara keduanya.
MGM Grand pun kembali menjadi saksi bisu pertarungan dua petinju terbaik untuk kali ketiga pada 9 April 2016. Berbeda dari dua pertarungan sebelumnya, di pertemuan ketiga ini bisa dibilang sudah timpang sebelah sejak awal.
Pacquiao berkali-kali mendominasi serangan ke tubuh dan wajah Bradley. Di ronde ketujuh dan kesembilan, Pacquiao bahkan berhasil membuat Bradley terjatuh di lantai ring. Namun, dengan semangatnya, Bradley bangkit dan terus melanjutkan laga hingga ronde ke-12.
Kenyataan dua kali jatuh pun sudah jelas membuat Bradley pada akhirnya harus ikhlas menerima keputusan juri yang memenangkan Pacquiao.
Tak lama berselang dari pertarungan tersebut, tepatnya 6 Agustus 2017, Bradley secara mengejutkan memutuskan untuk pensiun dari dunia tinju yang sudah ia geluti selama 12 tahun. Cedera pasca laga melawan Pacquiao membuatnya merasa sudah tidak fit lagi untuk bertinju.
Timothy Bradley pada akhirnya mengakhiri kariernya sebagai petinju dengan catatan 33 kemenangan (13 KO) dan dua rapor merah kekalahan yang ditintakan oleh Manny Pacquiao. Meski begitu, Bradley selamanya akan dikenang sebagai seseorang yang pernah mengalahkan PacMan.