Gara-gara Dituduh Diskriminasi, Jepang Pecat Sutradara Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020
FOOTBALL265.COM - Hanya sehari menjelang upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 panitia penyelenggara mengumumkan kebijakan mengejutkan. Kentaro Kobayashi selaku sutradara seremoni dipastikan telah dicopot dari jabatannya.
Pemecatan Kobayashi dilakukan setelah penampilannya di salah satu acara lawak pada 1998 diangkat kembali ke publik. Saat itu pria 48 tahun tersebut diduga membuat insiden bersejarah Holocaust menjadi bahan guyonan.
Holocaust sendiri adalah kejadian dimana ras Yahudi menjadi korban genosida di masa perang dunia kedua. Sejak saat itu siapa saja yang mempermainkan tragedi tersebut atau bahkan tidak mempercayainya akan dianggap melakukan tindak anti-semit.
"Kami menemukan jejak tuan Kobayashi, dalam penampilannya sendiri, mengucapkan kalimat yang kami anggap tidak pantas," ujar Seiko Hashimoto, presiden panitia pelaksana Olimpiade Tokyo 2020.
"Permintaan maaf yang amat sangat besar kami haturkan atas kejadian ini. Hanya sehari sebelum upcara pembukaan kami sudah membuat kegaduhan yang jelas akan membuat banyak pihak merasa tidak nyaman," tambahnya lagi.
1. Jejak Hitam Tokyo 2020
Pemecatan Kobayashi memperpanjang isi daftar hitam Olimpiade Tokyo 2020. Jauh sebelum digelar, investigasi sudah pernah dilakukan pada Jepang terkait dugaan adanya penyuapan setelah diberi amanat sebagai penyelenggara pada 2013 silam.
Kasus ini berbuntut dengan mundurnya Tsunekasu Ikeda pada dua tahun lalu setelah menjadi kepala komite Olimpiade Jepang dan merupakan anggota Komite Olimpiade Internasional. Penyelidikan sendiri dilakukan oleh pihak Prancis.
Belum lama ini komposer Keigo Oyamada juga dipaksa meletakkan jabatannya. Masa lalunya sebagai seorang perundung saat masih bersekolah jadi alasannya. Musik gubahannya pun batal digunakan oleh pihak panitia.
Tidak berhenti sampai disitu, Yoshiro Mori sebagai salah satu anggota panitia terjerat kasus seksisme hingga kemudian didepak. Nasib serupa juga dialami Hiroshi Sasaki setelah idenya untuk membuat kostum babi untuk para artis pemeriah upacara menerima respon negatif.
Padahal kelangsungan Olimpiade Tokyo 2020 sendiri sudah sempat mendapat kecaman dari kalangan medis. Mengingat pandemi global masih berlangsung tentu berbahaya jika mengumpulkan atlet dari berbagai negara dalam satu tempat.
Isu yang beredar ada desakan dari Komite Olimpiade Internasional untuk tetap menjalankan rencana semula. Pasalnya akan ada kerugian bernilai tiga sampai empat triliun dollar Amerika Serikat jika ajang empat tahunan ini sampai batal.