Kisah Atlet Ukraina, Dari Arena Pertarungan Menuju Medan Perang
FOOTBALL265.COM - Sejumlah atlet asal Ukraina memutuskan untuk bergabung dengan tentara demi bisa mempertahankan Tanah Air-nya dari serangan Rusia.
Dalam satu pekan ini dunia internasional dihebohkan dengan perseteruan di Eropa Timur antara Rusia dengan Ukraina, setelah Presiden Vladimir Putin mengizinkan operasi militer.
Invasi ini dilakukan setelah tentara Rusia selama beberapa bulan terakhir dikerahkan ke perbatasan Ukraina. Sebelumnya Rusia membantah pengerahakan tentaranya itu untuk bersiap melakukan invasi.
Bahkan pemerintah Rusia sempat mempublikasi video yang memperlihatkan beberapa kendaraan lapis baja ditarik dari perbatasan Ukraina-Rusia.
Akan tetapi setelah beberapa hari berlalu sejak video itu diunggah ke media sosial, secara mengejutkan Presiden Rusia, Vladimir Putin mengizinkan tentaranya bergerak dari perbatasan memasuki wilayah Ukraina.
Aksi invasi tersebut dilakukan lewat udara, laut, dan darat hingga menimbulkan sejumlah korban terluka maupun tewas.
Berdasarkan laporan CNN International, Menteri Kesehatan Ukraina Viktor Lyashko mengatakan, terdapat 57 orang tewas dan 169 orang terluka dalam serangkaian invasi kemarin.
Para korban tersebut termasuk yang mengalami luka akibat tempur dan non-pertempuran dari serangan oleh pasukan Rusia,
Lyashko mengatakan, rumah sakit dan pekerja medis juga mendapat ancaman dari Rusia. Di Avdiivka dan Vuhledar di Donetsk, sejumlah pekerja medis pun dilaporkan tewas.
Tak hanya korban tewas dan luka, tercatat ada 100.000 orang lebih yang telah bergerak meninggalkan Ukraina usai kota dibombardir oleh pasukan utusan Vladimir Putin tersebut.
1. Sejumlah Atlet Bergabung dengan Ukraina
Meski banyak menimbulkan korban jiwa, namun Rusia tidak berpikir sedikit pun untuk melakukan gencatan senjata. Di sisi lain, masyarakat Ukraina masih bertahan untuk mempertahankan Tanah Airnya.
Situasi genting yang dialami Ukraina itu membuat panik seluruh lapisan masyrakat termasuk dari kalangan atlet dan mantan atlet.
Banyak dari mereka yang bersedia untuk turun ke medan perang, menggunakan senjata mematikannya termasuk dari kalangan atlet.
Petinju kelas berat Ukraina, Oleksandr Usyk misalnya yang masih aktif bertanding di atas ring.
Usyk tak mau membuang waktu untuk membela tanah airnya selepas promosi event tinjunya melawan Anthony Joshua di Inggris selesai.
Ia langsung terbang kembali ke Ukraina dan mendaftar sebagai sukarelawan pertahanan negaranya.
"Kepada Ukraina dan warga Ukraina, beberapa menulis bahwa saya kabur ke luar negeri. Tidak benar benar saja.
"Saya memiliki perjalanan yang berhubungan dengan pekerjaan dan sekarang saya kembali. Saya di rumah," ucap Usyk dalam video yang diunggah di akun Instagramnya.
"Teman, kita semua harus bersatu dan melalui ini semua. Karena kita menghadapi tantangan yang luar biasa sukar," sambungnya.
Oleksandr Usyk sendiri adalah juara tinju di Olimpiade London 2012. Ia ditargetkan akan melawan Anthony Joshua pada September 2022 lalu untuk memperebutkan sabuk gelar juara kelas berat WBA, IBF, dan WBO.
Tidak hanya petinju aktif, tapi mantan atlet tinju Ukraina juga ikut turun ke medan perang dengan berlatih militer demi ikut melawan invasi Rusia.
Mereka adalah Vasiliy Lomachenko dan Klitschko bersaudara, petinju legendaris yang pernah merebut sabuk kelas berat berbagai badan olahraga tinju dunia, Wladimir dan Vitali Klitschko.
Ada juga manajer klub kejutan Liga Champions musim ini, Sheriff Tiraspol yang ikut beraksi.
Sang manajer yang bernama Yuriy Vernydub memutuskan untuk turun langsung ke lapangan dengan perlengkapan militer setempat.
Eks pemain Arsenal, Oleh Luzhnyi juga meninggalkan kursus kepelatihan yang sedang ia tempuh demi mempertahankan tanah airnya.
2. Rusia Dihukum
Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) dan Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) resmi melarang baik tim nasional dan klub Rusia tampil di segala ajang.
Keputusan UEFA dan FIFA ini diambil beberapa waktu lalu. Kedua induk sepak bola itu mengambil keputusan berat ini akibat dampak invasi Rusia ke Ukraina.
“Sepak bola sepenuhnya Bersatu di sini dan dalam solidaritas penuh terhadap orang-orang yang terkena dampak di Ukraina,” bunyi pernyataan UEFA dan FIFA.
“Situasi di Ukraina akan membaik secara signifikan dan cepat sehingga sepak bola dapat kembali menjadi vektor persatuan dan perdamaian di antara orang-orang,” bunyi harapan dari Presiden kedua federasi tersebut.
Hukuman ini tentu berdampak terhadap masa depan sepak bola Rusia. Terdekat, mereka tidak bisa berpartisipasi di ajang Piala Dunia Qatar 2022 mendatang. Rusia resmi dicoret oleh FIFA.
Tak cukup dengan menghukum tim nasional Rusia dan tim-tim asal negeri Beruang Merah dari ajangnya, UEFA juga mengambil langkah tegas dengan memutus kerjasamanya dengan sponsor mereka, Gazprom.