Jafro Megawanto: Dari Tukang Lipat Parasut Sampai Medali Emas Asian Games 2018
FOOTBALL265.COM - Jafro Megawanto menambah perolehan medali emas Indonesia di Asian Games 2018. Berikut ini profil singkat Jafro Megawanto.
Cabor Paralayang kembali menambah torehan medali kontingen Indonesia di Asian Games 2018. Setelah menyumbang 1 medali emas, 1 medali perak, dan 1 medali perunggu, paralayang kembali menambah 1 medali emas dari nomor Men's Individual Accuracy (akurasi tunggal putra).
Medali emas tersebut dipersembahkan atlet paralayang, Jafro Megawanto. Sebelumnya, Jafro Megawanto juga menyumbang medali emas bersama rekan-rekannya di nomor Akurasi Beregu Putra (Men's Team Accuracy).
Sebelum sukses meraih medali emas di Asian Games 2018, Jafro Megawanto ternyata memiliki perjuangan yang luar biasa.
1. Dipuji Jokowi
Keberhasilan Jafro Megawanto meraih emas dari cabor paralayang juga diapresiasi langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo. Melalui akun instagram pribadinya, Presiden Joko Widodo memuji perjuangan Jafro dari bawah, hingga meraih medali emas Asian Games 2018.
"Sebelum menjadi atlet paralayang, Jafro Megawanto hanyalah seorang anak muda yang bertugas melipat dan merapikan parasut para atlet."
"Hari ini, Jafro Megawanto bahkan meraih lebih dari sekadar mimpi menjadi atlet paralayang. Di venue paralayang di kawasan Gunung Mas Puncak tadi, Jafro meraih medali emas Asian Games 2018 dalam nomor ketepatan mendarat perorangan."
"Selamat Jafro Megawanto untuk emas ketujuh bagi Indonesia!" tulis Jokowi di instagramnya.
2. Profil Singkat
Jafro Megawanto dilahirkan pada 18 Maret 1996 dan kini berusia 22 tahun. Jafro mulai akrab dengan paralayang di usia 13 tahun.
Keakraban atlet bertinggi 173cm itu dengan paralayang berawal karena rumah Jafro berlokasi tak jauh dari tempat pendaratan paralayang. Berawal dari situ, kemudian Jafro menjadi paraboy atau tukang melipat parasut saat kelas 2 SMP dengan upah 5 ribu rupiah.
“Awal mula saya mengenal paralayang itu, awalnya saya menjadi tukang lipat parasut. Setelah itu ada manajer merekrut saya untuk menjadi atlet. Setelah itu, saya disekolahkan dan diinstruksikan di sekolah paralayang sampai akhirnya dapat lisensi,” ujarnya.
Setelah menjadi paraboy, Jafro mulai memiliki mimpi untuk menjadi pilot paralayang. Impian Jafro tersebut sempat mendapat halangan dari orang tuanya.
Orang tua Jafro memintanya untuk berhenti latihan Paralayang. Karena, biaya untuk latihan paralayang tidak sedikit.
Namun, kemauan keras dari Jafro akhirnya membuat ia menjadi atlet yang berprestasi baik di dalam maupun luar negeri.
Paragliding Ecoroshi World Cup di Kanada menjadi ajang internasional pertama yang diikuti Jafro. Meski menjadi debutan, Jafro sukses menyabet peringkat kedua pada ajang itu.
Pada tahun 2017 lalu Jafro mengikuti Kejuaraan Dunia Akurasi Paralayang di Albania. Pada kejuaraan itu, Jafro meraih peringkat ke-25 dan di nomor tunggal, dan peringkat 4 di nomor beregu.
Dan puncaknya di Asian Games 2018, Jafro Megawanto mempersembahkan 2 medali emas bagi Merah Putih.
Ikuti terus berita seputar sepak bola dan olahraga lain serta serba-serbi Asian Games 2018 hanya di INDOSPORT