Taliban Kuasai Afganistan, Warga Sesaki Bandara Internasional Kabul
FOOTBALL265.COM - Afganistan tengah dikepung Taliban. Tak ada jalan lain bagi warga untuk meninggalkan negara demi menghindari potensi perang. Atas hal ini, Bandara Internasional Kabul pun penuh sesak.
Warga juga harus bersiap-siap untuk berebut kesempatan dengan para pasukan Amerika Serikat (AS) yang dikirim untuk melindungi diplomatnya yang masih berada di sana.
Dilansir dari Associated Press, lautan manusia terus-menerus mengalir dari loket penjualan tiket yang didirikan di tempat parkir di luar terminal keberangkatan. Mereka mendorong koper, troli bermuatan karpet, televisi, dan kenang-kenangan, serta memasukkan baju ke dalam tas tangannya untuk mengakali batas berat mereka sambil perlahan-lahan beringsut ke depan.
Bagi yang beruntung, mereka berhasil mendapatkan tiket penerbangan, kemudian menunggu lebih dari 3 jam untuk sampai ke dalam terminal. Mereka pun berpamitan sambil menangis kepada orang-orang terkasih yang mereka tinggalkan.
Itulah gambaran kepanikan yang tumbuh saat kemenangan Taliban semakin dekat.
"Saya mengemas apa pun yang saya bisa untuk memulai hidup baru yang jauh dari perang ini," ungkap Naweed Azimi.
Ia terbang ke Istanbul bersama istri dan 5 anaknya. Azimi khawatir Taliban akan membunuhnya lantaran ia bekerja dengan NATO sebagai subkontraktor.
Bandara Internasional Kabul atau bernama resmi Bandara Internasional Hamid Karzai punya landasan pacu tunggal cukup panjang untuk menampung pesawat militer. Lapangan terbangnya secara keseluruhan dapat menampung lebih dari 100 pesawat di darat.
Pada hari biasa, terminalnya akan dipenuhi warga Afganistan yang mengenakan setelan bisnis dan baju tradisional. Mereka berbaur dengan kontraktor militer bertato yang mengenakan kacamata hitam dan pekerja bantuan dari seluruh penjuru dunia.
Namun, kerumunan yang tenang itu telah digantikan oleh massa yang panik yang berebut meninggalkan Kabul. Kursi penerbangan maskapai Afganistan Ariana dan Kam Air telah ludes setidaknya sampai minggu depan, menurut keterangan staf bandara. Mereka yang sudah mengantongi tiket pesawat pun wajib menjalani tes virus corona agar bisa pergi.
Kesibukan di bandara bahkan diperkirakan akan semakin buruk dan lebih rumit. Pasalnya, sekitar 3 ribu tentara Marinir dan Angkatan Darat AS akan tiba di sana dengan misi mengevakuasi staf Kedutaan Besar AS di Kabul.
Namun, keramaian itu tak menyurutkan niat pemerintahan Joe Biden untuk evakuasi penuh kedutaan. Pada Kamis (12/8), ada sekitar 4.200 staf di kedutaan. Kebanyakan dari mereka adalah warga negara Afganistan, menurut Departemen Luar Negeri AS. Mereka yang pernah bekerja untuk pemerintah AS dan merasa terancam oleh Taliban pun akan diberi visa khusus.
Karena Taliban telah mendekati ambang pintu Kabul, warga Afganistan dan personel AS tak bisa mengandalkan perjalanan darat untuk keluar dari negara itu. Sejumlah orang yang berada di bandara pada Jumat (13/8) mengaku merogoh USD 375 (Rp5,3 juta) lebih untuk perjalanan dari kota utara Kunduz.
Mereka menempuh jalan yang tak beraspal demi menghindari pos pemeriksaan Taliban. Padahal, perjalanan itu biasanya hanya menghabiskan biaya sekitar USD 40 (Rp574 ribu).
Baca berita asli klik di sini