FOOTBALL265.COM – Bulutangkis sudah banyak memberikan sumbangsih kepada Indonesia terutama di ajang Olimpiade, tapi, siapa saja sosok di balik layar keberhasilan itu?
Bicara soal sepak bola, Indonesia memang sudah tertinggal jauh, bahkan dengan negara Asia Tenggara. Bisa dikatakan, tingkatan atau level sepak bola Indonesia saat ini sudah setingkat dengan Myanmar dan Malaysia, tetapi tertinggal jauh dari Thailand dan Vietnam.
Namun cerita akan berbeda jika kita berbicara mengenai bulutangkis yang sudah banyak mengharumkan nama Indonesia. Mulai dari medali emas di Olimpiade 1992 yang diraih oleh pasangan suami istri, Alan Budikusuma dan Susy Susanti hingga Tontowi/Liliyana pada edisi 2016.
Emas di Olimpiade pun menjadi salah satu tolok ukur untuk mengukur bahwa bulutangkis Indonesia sudah meraih banyak kesuksessan. Akan tetapi yang jarang orang ketahui, siapa saja sosok di balik layar yang memungkinkan bulutangkis Indonesia berprestasi di Olimpiade?
Tong Sin Fu
Pertama ada Tong Sin Fu yang merupakan pelatih Alan Budikusuma di Olimpiade 1992. Berkat tangan dinginnya, Alan Budikusuma berhasil mengantarkan Indonesia meraih medali emas di Olimpiade 1992 di cabang tunggal putra untuk pertama kalinya.
Tak hanya Alan Budikusuma, Tong Sin Fu juga bertanggung jawab saat melatih Joko Supriyanto, Ardy Wiranata hingga Hariyanto Arbi. Sayang, Tong Sin Fu akhirnya memutuskan ke China setelah permintaannya menjadi warga negara Indonesia tak dikabulkan pemerintah saat itu.
“Dia (Tong Sin Fu) anak buah saya. Dia mah dikerjain, dibodohin, diperlakukan tidak adil. Kita tidak bisa bicara sejarah kalau sudah ada SARA,” cerita Tan Joe Hok, legenda bulutangkis Indonesia kepada INDOSPORT dengan nada sedikit tinggi saat bicara kasus Tong Sin Fu.
Kepergian Tong Sin Fu pun menjadi pukulan berat bagi Indonesia karena di China, pelatih yang punya nama Indonesia, Fuad Nurhadi itu sukses menciptakan pemain kelas dunia seperti Lin Dan.
Liang Chiu Sia
Bicara soal Olimpiade 1992, maka kita akan teringat kisah sukses Alan Budikusuma dan Susy Susanti yang pada akhirnya menjadi sepasang kekasih bahagia. Jika Alan Budi Kusuma dilatih oleh Tong Sin Fu, maka Susy Susanti digembleng oleh sosok bertangan dingin, Liang Chiu Sia.
Sama seperti Tong Sin Fu, permintaan Liang Chiu Sia untuk menjadi warga negara Indonesia juga ditolak meski ia telah berhasil menghantarkan Susy Susanti meraih medali emas di Olimpiade. Baru-baru ini kepada INDOSPORT, Liang Chiu Sia pun buka-bukaan mengenai penyesalan terbesarnya.
"Saya sampai menyesal, pusing di sini (bulutangkis), nggak ngurusin orang tua, saya punya duit juga percuma," tambah eks pelatih bulutangkis spesialis tunggal putri tersebut kepada INDOSPORT.
Namun kini, Liang Chiu Sia mengaku sangat menikmati profesinya sebagai pelatih bulutangkis, setelah sebelumnya ia gagal menjajal dunia bisnis dan mencoba berbagai profesi lainnya.
Christian Hadinata
Di Olimpiade 1996, Indonesia rupanya berhasil meraih medali emas lagi di bulutangkis setelah Ricky Subagja/Rexy Mainaky juara di ganda putra. Christian Hadinata sendiri merupakan legenda bulutangkis Indonesia.
Di era 70-an, Christian Hadinata merupakan pemain bulutangkis yang sukses di nomor ganda putra dan ganda campuran. Oleh karena itu, ia pun dengan lincah berhasil menularkan ilmunya kepada pebulutangkis Indonesia lainnya hingga bisa juara Olimpiade.
Herry Iman Pierngadi
Sosok yang akrab disapa dengan Herry IP itu jauh sebelum memoles Kevin Sanjaya/Marcus Gideon, ternyata sudah meraih banyak kesuksessan. Tepatnya di Olimpiade 2000, di mana Herry IP sukses mengantarkan Candra Wijaya/Tony Gunawan meraih medai emas.
Pada Olimpiade 2016, Herry IP sejatinya memiliki kesempatan meraih medali emas lagi, tapi sayang pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan gagal total. Sayang memang, jika Olimpiade tetap digelar tahun ini, maka Herry IP bisa menebus kegagalan di edisi sebelumnya.
Mulyo Handoyo
Perlu 12 tahun untuk Indonesia melihat kembali ada tunggal putra juara Olimpiade sejak terakhir diraih Alan Budikusuma. Sosok itu adalah Taufik Hidayat yang sukses meraih medali emas Olimpiade 2004 dan sosok di balik layar keberhasilan itu adalah Mulyo Handoyo.
Mulyo Handoyo, bisa dikatakan satu-satunya sosok yang bisa mengerti dan sanggup mengeluarkan kemampuan terbaik Taufik Hidayat. Ada kisah menarik antara keduanya, di mana Taufik Hidayat sempat ngambek gara-gara Mulyo Handoyo tak masuk ke pelatnas PBSI.
Hingga pada akhirnya Mulyo Handoyo kembali lagi dan melatih Taufik Hidayat sampai bisa juara Olimpiade 2004.
Sigit Pamungkas
Di Olimpiade 2008, Markis Kido/Hendra Setiawan berhasil mengharumkan nama Indonesia setelah meraih medali emas. Sosok di balik keberhasilan Markis Kido/Hendra Setiawan adalah Sigit Pamungkas yang memiliki daya magis dalam melatih.
Meskipun Sigit Pamungkas adalah sosok bertangan dingin, tetapi ia ternyata tetap membutuhkan orang lain seperti Rionny Mainaky yang membantunya saat masa persiapan jelang Olimpiade. Pada laga final pun, Sigit Pamungkas pun ditemani oleh Christian Hadinata di kursi pelatih.
Richard Mainaky
Medali emas terakhir yang bisa diraih bulutangkis Indonesia terjadi pada Olimpiade 2016 atas nama Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sosok di balik layar keberhasilan Tontowi/Liliyana sendiri adalah Richard Mainaky.
Pada saat itu, Richard Mainaky tidak sendiri, ia juga didampingi oleh Nova Widyanto di kursi pelatih. Itulah deretan sosok di balik layar bulutangkis Indonesia bisa meraih medali emas di Olimpiade.