Dapat 'Grup Mudah', Murid Hendrawan Pantang Lengah di Olimpiade 2020

Selasa, 13 Juli 2021 02:04 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Naomi Baker/Getty Images
Dianggap berada di grup mudah pada babak penyisihan bulutangkis Olimpiade 2020, tunggal putra terbaik Malaysia, Lee Zii Jia, memilih untuk tetap waspada. Copyright: © Naomi Baker/Getty Images
Dianggap berada di grup mudah pada babak penyisihan bulutangkis Olimpiade 2020, tunggal putra terbaik Malaysia, Lee Zii Jia, memilih untuk tetap waspada.

FOOTBALL265.COM - Dianggap berada di grup mudah pada babak penyisihan bulutangkis Olimpiade 2020, tunggal putra terbaik Malaysia, Lee Zii Jia, memilih untuk tetap waspada.

Hasil undian babak grup cabang bulutangkis Olimpiade 2020 telah keluar. Tunggal putra nomor satu Malaysia, Lee Zii Jia, mendapat undian di Grup M bersama dua pebulutangkis Eropa, Brice Leverdez (Prancis) dan Artem Pochtarov (Ukraina).

Di atas kertas, grup M dianggap sebagai salah satu grup mudah yang diprediksi bakal didominasi oleh Lee Zii Jia. Bagaimana tidak, saat ini Lee yang berada di peringkat 8 dunia hanya akan bersaing dengan lawan dari peringkat 36 dan 98 dunia.

Meski begitu, pebulutangkis yang dilatih oleh legenda tepok bulu Indonesia, Hendrawan, itu pantang meremehkan. "Brice Leverdez (Prancis) merupakan pemain yang bagus dan jauh lebih berpengalaman dibanding saya dan pantang untuk diremehkan." ujar Lee Zii Jia dikutip dari badmintonplanet.

Sebagai persiapan, Lee pun akan menonton rekaman video permainan dari Brice. "Saya ingin memastikan bahwa saya akan bermain dengan serius." katanya.

Terkait peluang untuk memenangkan medali emas, Lee Zii Jia mengaku siap untuk menghadapi setiap lawan yang datang kepadanya. Secara khusus, ia mewaspadai dua pebulutangkis tangguh dari negara China, yakni Chen Long dan Shi Yuqi.

"Saya menantikan pertandingan melawan Chen Long atau pun Shi Yuqi. Ini adalah kali pertama saya akan menghadapi lawan-lawan yang tanpa cedera harus absen lama di turnamen karena pandemi COVID-19," ujarnya.

Menurut Lee Zii Jia persaingan di Olimpiade nanti akan semakin menantang lantaran tiap pemain tidak mengetahui performa atau kondisi terakhir dari lawan-lawannya setelah lama absen bermain.