Kisah Inspiratif Li Xuerui: Terjang Kemiskinan, Kenakalan, hingga Jadi Legenda Bulutangkis China

Sabtu, 6 Agustus 2022 15:53 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Isman Fadil
© Ratno Prasetyo/ INDOSPORT
Jelang kejuaraan dunia bulutangkis 2022, mari mengenang perjalanan mantan tunggal putri Li Xuerui. Meski tanpa mahkota juara dunia, dia tetaplah legenda. Copyright: © Ratno Prasetyo/ INDOSPORT
Jelang kejuaraan dunia bulutangkis 2022, mari mengenang perjalanan mantan tunggal putri Li Xuerui. Meski tanpa mahkota juara dunia, dia tetaplah legenda.

FOOTBALL265.COM – Jelang kejuaraan dunia bulutangkis 2022, mari mengenang perjalanan mantan tunggal putri Li Xuerui. Meski tanpa mahkota juara dunia, dia tetaplah legenda.

Li Xuerui berjalan dengan kariernya yang  tidak mudah karena harus menerjang kemiskinan, kenakalan, hingga berakhir menjadi penyabet emas Olimpiade London 2012.

Dilansir dari media lokal China, 163.com, Li Xuerui lahir di Chongqing, 24 Januari 1991. Dia berasal dari keluarga sederhana di mana kedua orang tuanya adalah karyawan pabrik Changzheng.

Karena orang tuanya sibuk, Li Xuerui bahkan lebih banyak menghabiskan waktu dengan kakek dan neneknya. Mereka tinggal rukun di sebuah rumah kecil di China.

Saat kecil, karena jauh dari orang tuanya, Li Xuerui disebut ‘sangat nakal’ oleh teman-teman seusianya. Orang tuanya sangat frustrasi, hingga diam-diam memasukkan Li Xuerui ke Sekolah Olahraga.

Mereka berharap Li Xuerui jadi atlet bulutangkis saja, apalagi bakat olahraga sudah menurun dari orang tuanya yang juga diketahui sebagai atlet di pabriknya.

Namun Li Xuerui yang berusia 7 tahun hanya menangis sepanjang hari, membolos, dan sangat nakal. Kala berlatih bulutangkis, dia bahkan sengaja memukulkan shuttlecock agar mengenai kepala temannya.

“Dia (Li Xuerui) merasa yang paling menyenangkan adalah memukul kepala orang lain. Tetapi terkadang dia mendapatkan pukulan balasan (dari teman-temannya),” demikian dilansir dari media China, 163.com.

Untuk membalas teman-teman yang menjahili, Li Xuerui berlatih keras dalam bulutangkis. Meski belum menyukai bulutangkis, siapa sangka karena kesungguhannya berlatih, sang mentor, Li Xiang dan He Yilin, ngotot mempertahankan Li Xuerui di sekolah itu.

“Dengan tangan dan kaki yang panjang, dia sangat cocok jadi atlet bulutangkis. Anak ini dapat menanggung kesulitan dalam pelatihan. Dia (Li Xuerui) memiliki kemampuan untuk mengatasi dirinya sendiri yang tidak dimiliki orang lain,” ucap pelatih Li Xiang dan He Yilin.

Singkat cerita, pujian pelatih dan dukungan keluarga pada akhirnya, membuat Li Xuerui terus belajar bulutangkis. terus Dia baru mencintai bulutangkis saat meraih juara di turnamen bulutangkis Remaja di Chongqing China.