Legenda Olahraga: Taufik Hidayat, Raja Backhand dan Kaisar Bulutangkis Dunia
FOOTBALL265.COM – Pencinta bulutangkis Indonesia di era modern tentu mengenal sosok Taufik Hidayat. Namanya melengenda sebagai salah satu anggota dari empat kaisar bulutangkis pria yang terpandang di mata dunia.
Taufik Hidayat telah mencatatkan rekor internasional atas nama pribadinya sejak usia muda. Sejumlah rekor masih ia pertahankan sampai saat ini setelah gantung raket.
Usaha keras Taufik Hidayat tidak datang begitu saja layaknya orang berbicara prestasi lahir hanya dari bakat alami. Tidak, pria yang kerap dipanggil Opik ini menanam benih mimpinya sejak usia 7 tahun saat diajak ayahnya bermain badminton di GOR Pamor, Pengalengan hingga akhirnya dimasukkan ke klub badminton Sangkuriang Graha Sarana (SGS) Elektrik Bandung.
Taufik Hidayat digembleng oleh mantan atlet nasional, Lie Sumirat, saat bergabung dengan klub badminton SGS pimpinan Lutfi Hamid. Ia bahkan harus bolak-balik Pengalengan-Bandung demi mengejar mimpinya menjadi atlet bulutangkis hebat.
Usaha kerasnya terkadang terbentur masalah pendidikan. Beruntung, sekolahnya mendukung prestasi Taufik Hidayat di bidang bulutangkis dengan memberikan ujian akhir SMA susulan sendirian.
Buah konsisten dalam mengejar karier bulutangkis akhirnya dipetik oleh Opik muda. Karena prestasi gemilangnya, Taufik Hidayat berhasil masuk ke Pelatnas Cipayung usai lulus SMA.
1. Dari Pangeran Muda hingga Juara Olimpiade Athena
Taufik Hidayat memegang rekor abadi yang belum bisa terpecahkan. Ia merupakan pemain termuda yang mampu mencapai peringkat pertama dunia di usia 17 tahun dan pemain termuda yang sukses mencapai final All England pada tahun 1998.
Rentetan gelar juara Taufik Hidayat dimulai pada kejuaraan bulutangkis Indonesia Open tahun 1999, setelah sebelumnya menyabet juara Brunei Open pada 1998. Di tahun yang sama ia juga berhasil memboyong Sudirman Cup.
Taufik Hidayat total sukses meraih enam kali gelar juara Indonesia Open. Catatan itu belum ditambah masing-masing empat gelar Thomas Cup dan Sudirman Cup.
Di level benua Asia, Taufik Hidayat telah mengantongi dua medali emas cabang olahraga (cabor) bulutangkis tunggal putra Asian Games pada tahun 2002 dan 2006.
Pencapaian terbaik Taufik Hidayat yang paling dikenang masyarakat Indonesia ialah ketika pria kelahiran Bandung, 10 Agustus 1981, ini berhasil menyabet emas Olimpiade Athena 2004 dan Juara Dunia International Badminton Federation (IBF) 2005 mengalahkan tunggal putra nomor 1 Dunia, Lin Dan.
2. Pencetak Rekor Abadi
Kehebatan Taufik Hidayat tidak hanya ditunjukkan melalui deretan prestasinya. Atlet nasional berparas tampan ini mempunyai kemampuan yang tidak sembarangan pebulutangkis nasional bahkan internasional miliki.
Taufik Hidayat terkenal dengan pukulan backhand yang mematikan. Pukulan menyamping dari arah berlawanan tangan terkuatnya tersebut selalu menjadi momok tersendiri bagi lawan Taufik Hidayat.
Ia memecahkan rekor pukulan backhand smash tercepat dengan laju mencapai 260 km/jam. Ukuran tersebut ternyata melebih kecepatan sepeda motor yang sedang melaju tinggi di jalan raya.
Kekuatan backhand Taufik Hidayat tidak lepas dari sorotan publik internasional. Kemampuan istimewanya diabadikan oleh seniman Jepang dalam bentuk komik.
Dalam komik tersebut, Taufik Hidayat disebut sebagai legenda bulutangkis yang memiliki ciri khas backhand yang kuat.
3. Senjakala Karier Taufik Hidayat
Perjalanan karier bulutangkis Taufik Hidayat tidak selamanya mulus. Goncangan kabar miring silih berganti menerpa dirinya.
Ia pernah diisukan hendak meninggalkan Pelatnas dengan alasan tak cocok lagi dengan lingkungan Pelatnas. Taufik Hidayat juga berulang kali dikabarkan gantung raket tengah lonjakan kariernya.
Taufik Hidayat akhirnya menemukan tambatan hatinya dalam diri Ami Gumelar, putri mantan ketua KONI Agum Gumelar. Mereka mengingat janji setia pada 4 Februari 2006.
Menantu Agum Gumelar ini akhirnya pensiun pada tahun 2013 setelah menjalani pertandingan terakhirnya di Indonesia Open 2013. Kala itu, ia kalah dari tunggal putra asal India, Sai Praneth, dengan skor 21-15, 12-21, dan 17-21.
Pasangan Taufik-Ami kini telah dikaruniai dua orang anak bernama Natarina Alika Hidayat dan Nayutama Prawira Hidayat. Di masa pensiunnya, Taufik Hidayat telah membuat pusat pelatihan bulutangkis yang diberi nama Taufik Hidayat Arena (THA) di Ciracas, Jakarta Timur.
Masyarakat pecinta bulutangkis Indonesia kini menanti sosok penerus Taufik Hidayat. Meski sulit menemukannya, harapan cerah menanti atlet-altet bulutangkis muda Tanah Air.
Ikuti Terus Berita Badminton dan Olahraga Lainnya di FOOTBALL265.COM