Cerita Indra Bagus, Main untuk Spanyol dan Italia Hingga Malang Melintang Melatih di Eropa
FOOTBALL265.COM - Sempat meniti karier di Indonesia, Indra Bagus Ade Chandra justru mendulang sukses di Eropa hingga kini menjadi pelatih.
Nama pebulutangkis tunggal putra, Indra Bagus Ade Chandra, mungkin tak sebesar dan dikenal melibihi nama-nama lainnya di Indonesia. Namun kendati demikian, pria yang kini berusia 32 tahun itu justru mendulang sukses di Benua Biru, Eropa.
Dan dalam kesempatannya kembali ke tanah air saat ini, Indra Bagus yang sekarang menjadi pelatih tim bulutangkis Belgia menceritakan pengalamannya langsung secara eksklusif bersama INDOSPORT.com.
Mencoba di Jepang, Meraih Hasil di Spanyol
Nama Indra Bagus mulai mencuat di dunia bulutangkis Indonesia pada sekitar tahun 2006, di mana saat itu dirinya mampu mencapai babak perempatfinal dan semifinal kejuaraan lokal hingga juara di turnamen internasional Swedish Masters International Badminton Championships 2010.
Namun menariknya, tak seperti beberapa pebulutangkis Indonesia yang setia dengan kariernya di tanah air, Indra Bagus justu mewarnai perjalanannya dengan pengalaman meniti karier di luar negeri. Bahkan bermain untuk beberapa negara lain di Eropa.
Perjalanan tersebut diungkapkan Indra Bagus, berawal ketika dirinya keluar dari Pelatnas PBSI di tahun 2009. Saat itu dirinya mencoba peruntungan di Jepang, hingga akhirnya menemukan karier di Spanyol saat kuliah.
"Dulu semenjak keluar dari PBSI tahun 2009 saya berencana keluar (negeri). Pertama saya coba ke Jepang. Dalam kurun waktu satu bulan setengah, saya kurang nyaman dan pulang ke Indonesia," tutur Indra Bagus kepada INDOSPORT.com.
Gagal di Jepang, Indra Bagus akhirnya memilih untuk melanjutkan pendidikan formalnya di Eropa, tepatnya di Spanyol. Namun siapa sangka di Negeri Matador tersebut, karier bulutangkis Indra Bagus justru berlanjut seiring adanya kesempatan dari Federasi Bulutangkis Spanyol kepadanya.
Di Spanyol Indra Bagus mendapatkan kesempatan menjadi rekan berlatih (sparing partner) pebulutangkis nasional Spanyol, sekaligus asisten pelatih.
"Semenjak saya kuliah di Spanyol terus saya berpikir kenapa saya tidak coba main bulutangkis lagi. Saya iseng-iseng coba apply ke Federasi (bulutangkis) Spanyol. Federasi Spanyol terima saya dengan catatan pagi saya bisa kuliah, kuliah tidak terganggu, sore bisa kerja," ugkap pria kelahiran Jakarta 13 Juli 1987 itu.
1. Italia, Belgia dan Keinginan Kembali ke Tanah Air
Menjalani karier yang cukup menjanjikan di Spanyol sebagai asisten pelatih hingga akhirnya turun di turnamen internasional membawa bendera negara Semenanjung Iberia itu, Indra Bagus melanjutkan kariernya di negara Eropa lainnya Italia.
Mendapatkan tawaran dengan posisi yang sama, Indra Bagus merapat ke Italia pada tahun 2012, meski akhirnya putus kontrak di tengah jalan
"Sehabis Olimpiade 2012 saya ke Italia. Dapat tawaran yang sama hingga 2017. Harusnya kontrak saya sampai 2024, ternyata di tengah jalan saya merasa kurang cocok, ada ketidakcocokan. Akhirnya saya ke Belgia dan memulai karier saya sebagai pelatih," terang Indra Bagus.
Di Belgia, kini Indra Bagus dengan usia yang masih relatif muda dipercaya menjadi Pelatih kepala sekaligus Direktur Teknik. Beban tak main-main pun diemban kepadanya, yakni membawa setidaknya dua pebulutangkis Belgia bisa melaju ke Olimpiade Tokyo 2020.
"Saya pegang (atlet) senior. Jadi head coach dan Direktur Teknik. Tapi total yang benar saya pegang penuh 3 atlet. (Dan) Saya fokus di dua atlet untuk (mendapatkan tiket) Olimpiade Tokyo 2020," paparnya.
Meksi lama malang melintang di Eropa bersama beberapa negara, rasa nasionalisme Indra Bagus tak luntur. Dirinya masih menyimpan keinginan suatu saat nanti bisa kembali ke tanah air, menjadi pelatih dan mengharumkan nama bangsa Indonesia.
"Sampai sekarang belum ada (tawaran jadi pelatih di Indonesia), kemarin ada bisikan (wacana) jadi asistan pelatih tunggal putri. Tapi kebutulan saya sudah tanda tangan dengan Belgia."
"Belum jodoh saya. (Tapi) pengen suatu saat nanti. Pastilah ingin mengharumkan bendera Indonesia," tegas Indra Bagus.