x

Antara Raditya Dika, Koala, dan CLBK Manis Ahsan/Hendra

Senin, 26 Agustus 2019 15:29 WIB
Editor: Coro Mountana
Pasangan bulu tangkis Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan melakukan selebrasi usai taklukan pasangan China, Liao Min Chun/Su Ching Heng di St. Jakobshalle

FOOTBALL265.COM – Keberhasilan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan memenangi kejuaraan dunia bulu tangkis 2019 seakan menjadi anti-tesis dari stigma kalau CLBK itu pahit seperti yang tertuang dalam sebuah novel berjudul Koala Kumal karangan Raditya Dika.

Binatang koala menjadi 'benang merah' dari figur-figur kawakan Indonesia berbeda 'jurusan' tersebut. Sebelum menjelaskannya, perlu diketahui bahwa koala tengah kehilangan habitat karena pembalakan liar pada hutan, menurut World Wildlife Fund (WWF) pada September 2018.

Laporan WWF menyebut bahwa illegal logging marak terjadi di negara maju seperti Australia. Sedikitnya 12.300 hektar hutan di New South Wales, telah diratakan buldoser.

Baca Juga

Akibat pembalakan liar itu, para penghuni hutan terpaksa melakukan migrasi dan mengucapkan selamat tinggal pada habitat tercintanya.

Namun demikian, masih menurut artikel yang sama, mungkin karena saking cintanya dengan habitat lamanya, 2 ekor koala memutuskan kembali ke hutan itu.

Akan tetapi, koala itu harus menerima kenyataan bahwa habitatnya yang hijau telah menjadi gersang rata dengan tanah. Momen itupun sempat diabadikan oleh WWF di mana dua ekor koala dengan badan kumalnya itu hanya terdiam mematung seakan tak percaya habitatnya telah berubah.

Dua koala yang kebingungan mendapati habitatnya telah menjadi gersang, Copyright: WWF

Kisah sedih mengenai dua ekor koala yang tak bisa balik ke habitatnya pun diangkat oleh penulis novel kawakan, Raditya Dika, untuk dijadikan salah satu karyanya berjudul Koala Kumal. Inti dari cerita novel itu sendiri tentang keinginan untuk CLBK yang terasa fana.

CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali) atau balikan dengan mantan bagi Raditya Dika adalah sebuah kemustahilan karena rasa sayang yang dulu muncul pasti akan berbeda atau berubah sama seperti habitat si koala.

Baca Juga

Rasa sayang yang berubah itu mengakibatkan pasangan itu tak lagi sefrekuensi sehingga CLBK itu tidak berjalan sukses. Namun, ternyata itu tak berlaku bagi pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.


1. Permulaan Perpisahan Mohammad Ahsan dengan Hendra Setiawan

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan keluar sebagai juara New Zealand Open 2019.

Sempat mengucapkan selamat tinggal, tapi CLBK lagi, Ahsan/Hendra justru terlihat semakin ‘mesra’ atau padu dalam hal kerja samanya di dalam lapangan bulu tangkis. Gelar juara kejuaraan dunia bulu tangkis 2019 adalah bukti keberhasilan CLBK-nya Ahsan/Hendra.

Ahsan/Hendra adalah salah satu ganda putra terbaik Indonesia pada masanya, namun tahun 2016 terjadi sebuah musibah. Penurunan peforma Ahsan/Hendra pada tahun 2016 membuat pasangan ini pun berpisah.

Padahal di awal tahun 2016, Ahsan/Hendra sempat memenangi Thailand Masters 2016 pada bulan Februari. Namun setelah itu, grafik menurun terjadi pada pasangan Ahsan/Hendra di nomor ganda putra.

Mulai dari ajang All England, Malaysia Terbuka, Singapura Terbuka, Kejuaraan Asia, Indonesia Terbuka, Australia Terbuka, Olimpiade Rio, Jepang Terbuka, hingga Korea Terbuka, pasangan Ahsan/Hendra tak pernah lagi mencapai babak final.

Ahsan dan Hendra, comeback pebulutangkis tersukses di BWF World Tour Finals.

Puncak dekadensi peforma Ahsan/Hendra sendiri terjadi pada Olimpiade Rio di Brasil. Diunggulkan untuk menyabet medali emas bagi Indonesia, Ahsan/Hendra justru tersingkir secara antiklimaks sejak babak grup.

Jika dianalisis lebih dalam, Ahsan/Hendra tercatat selama tahun 2016 tak pernah bisa menang atas Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (Malaysia), Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark) dan Li Junhui/Liu Yuchen (China).

Setiap kali Ahsan/Hendra bertemu salah satu dari ketiga pasangan tadi, maka kekalahan adalah cerita akhir dari pertandingan itu. Kegagalan mengalahkan ketiga pasangan itu menunjukan penurunan yang sangat signifikan dari Ahsan/Hendra.

Akibatnya, pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi pun memutuskan memisahkan Mohammad Ahsan dengan Hendra Setiawan pada akhir 2016. Mereka pun memiliki pasangan lain dalam ajang bulu tangkis berikutnya di sepanjang tahun 2017.

Lantas bagaimana ceritanya Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan dapat bersatu lagi?


2. Dipertemukan Kembali dan Semangat Menolak Tua

Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan di kejuaraan Singapore Open 2018.

Usut punya usut, sosok di balik CLBK-nya Ahsan dengan Hendra adalah pelatih Herry Iman Pierngadi lagi. Saat itu di akhir tahun 2017, Herry IP begitu akrab disapa, memutuskan untuk menyatukan kedua pebulu tangkis yang telah memasuki usia sangat matang untuk seorang pebulu tangkis.

“Ganda putra pertama sudah mantap (Marcus/Kevin). Tetapi, ganda kedua masih kurang. Ahsan/Rian dibilang jelek juga tidak, mereka dapat medali perak di kejuaraan dunia tahun ini tetapi hasilnya memang tidak bisa maksimal,” ujar Herry, mengutip dari laman resmi PBSI, Kamis (28/12/2017).

Pelatih Herry IP memberi instruksi kepada pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Mohammad Ahsan tadinya dipasangkan dengan Rian Agung Saputro. Tapi, karena dinilai tak maksimal, Hendra Setiawan pun dipanggil lagi. Meski saat itu Ahsan telah 31 tahun dan Hendra yang 3 tahun lebih tua, semangat mereka tetaplah menggebu-gebu.

Hasilnya, Singapura Terbuka 2018, All England 2019, Selandia Baru Terbuka 2019, dan teranyar Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 adalah gelimang gelar yang ditorehkan Ahsan/Hendra sejak CLBK pada awal 2018. Ahsan dan Hendra bak menemukan 'habitat' asli mereka sebagai seorang juara dalam diri satu sama lain.

Melihat betapa banyak gelar itu, Ahsan/Hendra justru menunjukkan kepada kita kalau CLBK tak selamanya berjalan pahit akibatnya perubahan situasi.

Asalkan bisa kembali menyamakan frekuensi, niscaya CLBK yang disebut pahit oleh Raditya Dika dalam novel Koala Kumal dapat jadi manis juga kok seperti Ahsan/Hendra.

Mohammad Ahsan/Hendra SetiawanHerry IPRaketBulutangkisBerita Olahragaahsan/hendraRaditya DikaKejuaraan Dunia Bulutangkis 2019

Berita Terkini