PR Besar Bulutangkis Indonesia di SEA Games 2019
FOOTBALL265.COM - Pesta olahraga dua tahunan se-Asia Tenggara atau SEA Games 2019 akan mulai digelar pada akhir November mendatang, lantas seperti apa PR besar bulutangkis Indonesia?
SEA Games 2019 rencananya akan digelar di Filipina mulai Sabtu (30/11/19) hingga Rabu (11/12/19) mendatang. Salah satu cabang olahraga yang diharapkan bisa mendulang emas untuk Indonesia tak lain, tak bukan adalah bulutangkis.
Ya, mau tidak mau, suka tidak suka, bulutangkis memang selalu menjadi cabang olahraga yang diharapkan bisa menyumbangkan medali emas untuk Tanah Air dalam pesta olahraga apapun itu.
Kali ini, di SEA Games 2019, bulutangkis juga akan dipastikan kembali menjadi tumpuan Indonesia untuk mendulang medali emas, namun seperti apa dilema yang sedang terjadi untuk skuat Bumi Pertiwi?
Berikut INDOSPORT mengulas PR besar bulutangkis Indonesia di SEA Games 2019:
Jangan ulang kembali momen buruk di tahun 2017
Tahun 2017 bisa dibilang menjadi momen yang paling buruk untuk Indonesia dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ditargetkan bisa membawa pulang tiga medali emas, wakil Tanah Air malah hanya berhasil menyumbang satu emas saja.
Satu emas yang berhasil didulang Indonesia berasal dari pebulutangkis tunggal putra, yakni Jonatan Christie di nomor tunggal. Berhadapan dengan Khosit Phetpradab, unggulan kedua dari Thailand, ia menang dengan skor 21-19, 21-10.
Sementara medali lainnya berasal dari tim beregu putri, Ihsan Maulana Mustofa di nomor tunggal putra, Gregoria Mariska Tunjung di nomor tunggal putri, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di nomor ganda putra yang berhasil menyumbangkan medali perunggu.
Tentu saja, sebagai salah satu negara yang terkenal dengan olahraga bulutangkisnya, pencapaian Indonesia tak seharusnya berada di bawah Thailand yang berhasil meraih empat medali emas.
1. PR Besar Bulutangkis Indonesia di SEA Games 2019
Mencari pemain junior yang berkualitas
Bisa dibilang saat ini, Indonesia melalui PBSI sedang minim pemain-pemain junior yang berkualitas. Regenerasi yang berjalan begitu lambat membuat pemain-pemain yang menjadi pelapis para seniornya menjadi sangat minim.
Tidak hanya itu, pemberian kesempatan bermain di level-level top internasional yang sangat minim juga menjadi alasan lainnya mengapa pemain junior Indonesia membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang.
Padahal regenerasi merupakan hal yang sangat penting ketika dihadapkan dalam situasi seperti ini. Ketika yang senior harus memperjuangkan posisinya di Olimpiade, maka yang mudalah yang seharusnya tampil di pentas.
Itulah mengapa, sudah saatnya tak hanya pemain yang itu-itu saja yang terus diharapkan menjadi tumpuan untuk Bumi Pertiwi mendulang prestasi. Sudah saatnya pemain-pemain muda diberikan kesempatan untuk unjuk gigi di turnamen-turnamen besar seperti SEA Games ini.
Jika ganda putra terlalu bergantung pada dua pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon serta Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, maka di SEA Games kali ini, pasangan muda Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin bisa diberi kepercayaan untuk menunjukkan kualitas mereka.
Leo/Daniel juga bukan junior yang tidak berprestasi. Mereka berhasil mendulang medali emas di Kejuaraan Bulutangkis Junior Asia beberapa waktu lalu dan selalu menjadi tumpuan tim Indonesia di turnamen tersebut. Maka sudah sepatutnyalah mereka diberi kesempatan.
Selain itu, ada Shesar Hiren Rhustavito yang mulai menunjukkan taringnya di sektor tunggal putra. Jika Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting harus fokus mengejar poin ke Olimpiade, maka inilah waktunya bagi Shesar diberi kepercayaan untuk bisa memberikan prestasi terbaik bagi Indonesia.
Dilema antara gengsi dan Olimpiade
Dilema besar bagi PBSI ketika para atletnya sedang berjuang untuk meraih tempat di Olimpiade Tokyo 2020. Apalagi ketika SEA Games 2019 berbarengan dengan kompetisi Syed Modi International Badminton Championships 2019.
Kompetisi tersebut menjadi salah satu kesempatan bagi para pebulutangkis yang sedang berlomba mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Tak hanya itu, bertepatan dengan SEA Games juga akan digelar turnamen BWF World Tour Finals 2019 di China, yang juga merupakan turnamen yang sangat bergengsi.
Ini bukan merupakan pilihan yang mudah untuk PBSI, di mana mereka harus mempertahankan gengsi atau Olimpiade yang tentunya bukan suatu pilihan yang mudah untuk dilakukan.