Degradasi dari Pelatnas, Kabar Ricky Karanda/Angga Pratama yang Pernah Jadi Pesaing Serius Kevin/Marcus
FOOTBALL265.COM - Berikut kabar terkini ganda putra Ricky Karanda/Angga Pratama yang pernah jadi pesaing serius Kevin Sanjaya/Marcus Gideon.
Ricky Karanda merupakan pebulutangkis jebolan PB Mutiara Cardinal Bandung. Sedangkan Angga Pratama merupakan pemani didikan PB Jaya Raya Jakarta.
Ricky Karanda sendiri pernah memiliki rekan lain seperti Della Destiara Haris, Berry Angriawan, Muhammad Ulinnuha, dan Agripina Prima Rahmanto.
Sedangkan Angga Pratama pernah berduet dengan Della Destria Haris (2009), Yohanes Rendy Sugiarto (2009), dan Rian Agung Saputro (2009).
Baik Ricky Karanda maupun Angga Pratama kerap mendulang prestasi di berbagai ajang kejuaraan dari pasangan-pasangan terdahulunya.
Kemudian Ricky Karanda/Angga Pratama pertama kali dipasangkan sejak 2015 lalu. Sebelum disatukan, keduanya sempat memiliki tandem masing-masing.
Penyatuan tersebut tak lepas dari peran kepala pelatih bulutangkis kenamaan Indonesia Herry Iman Pierngadi. Dirinya dibantu oleh Aryono Miranat.
Berkat didikan kedua pelatih tadi, pasangan Ricky Karanda/Angga Pratama sukses mencatatkan prestasi membanggakan dimana meraih juara pertama Singapura Open 2015.
Ricky/Angga mampu mengalahkan wakil China Fu Haifeng/Zhang Nang dengan tiga gim, 21-15, 11-21, dan 21-14 di partai final yang menegangkan.
Tak hanya itu ditahun yang sama, Ricky/Angga sukses mendulang medali emas di sektor ganda putra pada ajang SEA Games di Singapura.
Kedua pasangan ini sukses mempecundangi Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dengan dua set langsung, yakni 21-12, 24-22. Keduanya tak menduga akan kemenangan ini.
Kendati begitu performa Ricky/Angga dianggap menurun lantaran selalu menjadi juara kedua pada 2016 (India Open dan Australia Open) hingga 2017 (India Open).
Keduanya kandas dari Kevin Sanjaya/Marcus Gideon di partai final. Bahkan duet Ricky/Angga mesti dibubarkan oleh sang pelatih Herry IP.
Menurut Herry IP kalau Ricky/Angga sudah sulit untuk berkembang. Meski teknik mereka sejauh ini sudah begitu mumpuni dalam menjadi pebulutangkis.
"Tapi ada hal di luar teknik yang menjadi masalah, mereka sudah tidak saling percaya, chemistry nya juga nggak dapet,” kata Herry IP dinukil Badminton Indonesia, Desember 2017.
Akan tetapi pada pertengahan 2018, Ricky Karanda kembali dipasangkan dengan Angga Pratama. Akan tetapi kedua performanya masih belum membuahkan hasil.
Namun menjelang akhir 2018, Ricky Karanda/Angga Pratama mesti didepak dari Pelatnas PBSI dengan berbagai pertimbangan yang matang.
Karena PBSI menerapkan sistem promosi dan degradasi agar persaingan para pemain bulutangkis Indonesia semakin ketat dan termotivasi untuk terus bermain bagus.
Menurut Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti ada lima kriteria penilaian tersebut. Pertama ada prestasi setahun, usia, potensi, lama di Pelatnas, dan banding prestasi dengan pemain muda.
Ricky mengaku kalau prestasinya kedodoran lantaran pernah terjerambab dalam lingkungan pergaulan kurang baik. Hal itu mempengaruhi di lapangan.
Bahkan komunikasinya dengan Angga Pratama tak terlalu bagus. Sebab di luar lapangan, menurut Ricky, sudah masing-masing dengan kehidupan pribadi.
Di 2019, Ricky/Angga kembali memulai apa yang telah hancur. Keduanya sempat merengkuh juara kedua di India Open 2019. Tetapi tak berdaya di Malaysia Open, Hong Kong Open, hingga Indonesia Masters.