Evaluasi Ganda Campuran Thailand Masters: Gelar Juara di Depan Mata Melayang Karena Mental
FOOTBALL265.COM - Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja sempat menghadirkan harapan juara di Thailand Masters 2020. Namun, mereka gagal karena faktor mental.
Tanpa kehadiran Praveen Jordan/Melati Daeva, sektor ganda campuran Indonesia di Thailand Masters tetap bisa mencuri perhatian.
Bahkan, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja sebagai pasangan yang paling diandalkan Indonesia dan juga merupakan unggulan keempat turnamen, bisa menjadi satu-satunya wakil Tanah Air yang menembus babak final.
Selain itu, sejumlah pasangan ganda campuran Indonesia lainnya juga bisa menunjukan tajinya meski akhirnya harus juga terhenti sebelum menembus semfinal.
Dejan Ferdiansyah/Serena Kani sebagai contoh. Sukses di putaran pertama, mereka kemudian gagal di putaran kedua setelah takluk dari pasangan Malaysia Tan Kian Meng/Lai Pei Jing. Jika melihat status sang lawan yang memang jauh lebih baik, masih sangat bisa dimaklumi kekalahan Dejan Ferdiansyah/Serena Kani tersebut.
Begitupun pasangan Adnan Mualana/Mychelle Crhystine. Pasangan peringkat 42 dunia itu bisa menunjukan tajinya dengan lolos hingga babak perempatfinal. Bahkan, bisa mengalahkan pasangan kejutan China Feng Yanzhe/Zhang Shuxian di putaran kedua.
Sayangnya, memang Adnan Mualana/Mychelle Crhystine harus bersua Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di perempatfinal hingga akhirnya kalah dalam dua set langsung 19-21 dan 18-21.
Jika melihat kekalahan Dejan Ferdiansyah/Serena Kani dan Adnan Mualana/Mychelle Crhystine, maka dengan mudah menilai bahwa kualitas yang masih di bawah lawannya adalah penyebab utama kekalahan tersebut tercipta.
Dengan usia kedua pasangan itu yang masih relatif muda, pemberian jam terbang seperti di Thailand Masters jelas menjadi langkah yang tepat, demi meningkatkan kualitas dan mental bertanding keduannya.
Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja
Buat Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, capaian mereka yang bisa menembus semifinal turnamen Thailand Masters 2020 yang berlevel seri 300 memang terhitung sebagai sebuah kewajaran juga.
Sebab, kualitas lawan yang dihadapi Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja terhitung setara dengan peringkat mereka yang kini ada di urutan ke delapan dunia.
Namun, memang pada akhirnya kualitas Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di atas lapangan masih terlihat belum bisa diimbangi dengan mental juara pada diri mereka.
Terlihat jelas lewat gestur mereka di final. Dimana Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja terlihat tak menunjukan semangat saat dirinya tertinggal dari pasangan Marcus Ellis/Lauren Smith. Mereka malah sering menghadirkan kesalahan.
Hafiz sendiri memang mengakui bahwa dirinya tidak siap menghadapi final tersebut sejak awal masuk ke dalam lapangan.
"Posisi masuk lapangan pertama tadi saya merasa belum langsung ketemu polanya. Masih ragu-ragu di lapangan. Terus mereka juga dari awal sudah yakin dengan pola main mereka, kami jadinya tertekan," katanya.
"Padahal kalau main normal saja, poinnya pasti lebih enak. Ya itu lah, ada faktor tegangnya, terutama saya. Saya merasa tidak langsung in, jadi apa-apa nyangkut, apa-apa ragu. Kami kehilangan banyak poin dari situ,” ujar Hafiz Faizal, dikutip dari laman resmi PBSI.
Masalah mental tersebut memang secara jelas memengaruhi jalannya pertandingan. Karena di atas kertas wakil Inggris Marcus Ellis/Lauren Smith sebenarnya kalah secara peringkat, di mana mereka ada di ranking 13 dunia.
Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja pun sebenarnya pernah mengalahkan Marcus Ellis/Lauren Smith dalam sekali pertemuannya sepanjang sejarah mengikuti turnamen bulutangkis BWF.
Maka dari itu, dengan kegagalan di final Thailand Masters 2020, harapannya tentu Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja bisa memitik pelajaran lebih. Agar bisa lebih siap saat mereka bisa menembus final-final di turnamen berikutnya.