Meski Sudah Tua, Wonderkid Thailand Ungkap 1 Hal Mematikan dari Lin Dan
FOOTBALL265.COM – Wonderkid bulutangkis Thailand, Kunlavut Vitidsarn, membongkar satu hal mematikan dari Lin Dan di All England 2020. Itu dirinya ungkapkan usai menelan kekalahan di putaran pertama dari legenda Cina tersebut dengan skor 21-13, 20-22, dan 10-21.
Sejatinya pada set pertama, tampak Lin Dan kalah telak dari segi teknik dan kecepatan dari Kunlavut. Remaja berusia 18 tahun itu berhasil unggul berkali-kali pada set pertama ini. Seperti saat unggul 6-4, 9-6, 13-7, 15-10, hingga 21-13.
Memasuki set kedua, Lin Dan terlihat ngotot. Pemain seangkatan Taufik Hidayat ini sejatinya sempat tertinggal berkali-kali di set kedua. Lin Dan sempat tertinggal di angka 7-9, 10-16, 13-18, 16-19, bahkan hingga 18-20.
Namun di sini Lin Dan menunjukkan pengalamannya di atas lapangan bulutangkis. Dirinya tak kenal menyerah dan berhasil mengandaskan Kunlavut dengan mengembalikkan keadaan lewat deuce dengan skor 22-20.
Pada set ketiga, Lin Dan mulai menemukan pola permainannya. Sementara Kunlavut seakan masih shock dengan apa yang terjadi di set kedua sebelumnya.
Alhasil, Lin Dan pun berhasil menguasai akan jalannya pertandingan. Dirinya sempat unggul berkali-kali dengan skor yang cukup telak, dari 7-3, 10-4, 15-6, 18-7, hingga akhirnya menutup pertandingan dengan skor 21-10.
Pasca laga, Kunlavut pun membeberkan satu hal yang masih mematikan bagi para lawannya di atas lapangan bulutangkis. Remaja berusia 18 tahun ini mengungkapkan bahwa smash-an Lin Dan sangatlah mematikan dan sulit dihalau.
“Smash darinya (Lin Dan) sangatlah mematikan dan sulit untuk dibaca,” ucapnya dikutip dari situs resmi BWF.
“Saya sangat frustrasi untuk dapat memenangkan pertandingan. Saya mencoba untuk mengambil kendali permainan dan serangannya, namun smash-annya dan juga penempatannya sangatlah susah. Itu sangat cepat,” tambahnya.
Sebelumnya, Kunlavut sempat menjabarkan betapa mengerikannya Lin Dan di atas lapangan. Terutama, bila Lin Dan memiliki kesempatan untuk mengembalikan keadaan.
“Saya punya kontrol yang bagus di game pertama. Kala itu, saya tidak merasakan adanya tekanan sama sekali. Mungkin karena saya lebih muda darinya dan bermain dengan gaya saya,” tuturnya.
“Namun semuanya berubah di game kedua. Saya mencoba memberikan tekanan kepadanya meskipun gagal. Dia (Lin Dan) sangat mengerikan. Dia memiliki banyak pengalaman. Pelatih sudah meminta saya untuk bermain cepat, tapi dia cerdik dan selalu bermain menunggu,” tambahnya.
Dengan kemenangan ini, Lin Dan pun berhak melaju ke fase berikutnya atau putaran kedua All England 2020. Nantinya, Lin Dan akan berhadapan dengan rekan senegaranya, Chen Long, yang mana keduanya memiliki rekor yang imbang dalam 18 pertemuan, yakni 9-9.