Termasuk Kedigdayaan Indonesia, 4 Fakta India Open yang Seharusnya Bergulir Hari Ini
FOOTBALL265.COM – India Open 2020 menjadi satu di antara banyak turnamen BWF World Tour yang mengalami penundaan akibat merebaknya virus corona. Berikut 4 fakta terangkum dari turnamen yang seharusnya berlangsung hari ini tersebut.
Pekan ini atau tepatnya 24-29 Maret 2020 seharusnya sedang bergulir turnamen bulutangkis India Open 2020 di K.D. Jadhav Indoor Hall, New Delhi, India.
Namun karena semakin merebaknya virus corona di India dan juga hampir di seluruh dunia, Federasi Bulutangkis Dunia, BWF, akhirnya juga terpaksa menunda penyelenggaraan India Open 2020.
Tertundanya India Open 2020 ini, secara langsung juga merugikan buat Indonesia sebagai negara paling sukses di turnamaen yang pertama kali digelar pada tahun 1973 itu.
Untuk mengurangi kekecewaan akan tertundanya India Open 2020. Termasuk capaian luar biasa Indonesia, berikut INDOSPORT rangkumkan 4 fakta menarik mengenai turnamen bulutangkis India Open.
Sempat Vakum
Seperti disinggung di atas, India Open adalah turnamen yang pertama kali dihelat sejak tahun 1973. Namun saat itu, India Open belum digelar secara rutin setiap satu tahun.
India Open kala itu masih digelar secara tak tentu. Seperti usai gelaran tahun 1973 itu, turnamen selanjutnya baru kembali berangsung di tahun 1979. Kemudian sempar rutin digelar setiap dua tahun sekali hingga terhenti di tahun 1985 dan kembali dihelat pada tahun 1997.
Gelaran tahun 1997 itu juga merupakan yang terakhir, sebelum sempat vakum panjang selama 11 tahun lebih. Dan mulai kembali pada tahun 2008. Sejak tahun 2008 itu, hingga saat ini akhirnya India Open bisa dihelat secara rutin setahun sekali mengikuti agenda BWF.
Bom dan Level Turnamen
Sebelum akhinya masuk agenda rutin BWF tiap tahunnya, India Open sebenarnya sempat ingin dihelat pada tahun 2007 di Kota Hyderabad. Namun rencana itu batal setelah adanya tragedi pengeboman yang terjadi di Kota Hyderabad. Sehingga penyelenggaraannya ditunda hingga tahun 2008.
Setelah pagelaran tahun 2008 itu, perubahan juga sempat beberapa kali terjadi di India Open. Mulai dari level turnamen. Yang awalnya di tahun 2008 itu hanya berlevel Grand Prix Gold, India Open mulai menyandang status BWF Super Series pada tahun 2011.
Di tahun 2011 itu jugalah India Open akhirnya mengalami pemindahan lokasi dari Hyderabad ke New Delhi.
Pada tahun 2018 perubahan juga kembali dialami India Open, ketika status mereka naik kelas, masuk ke dalam salah satu turnamen berlevel BWF World Tour Super 500.
Tuan Rumah Minim Gelar
Fakta menarik lainnya, tak seperti banyak turnamen bulutangkis lainnya yang didominasi oleh tuan rumah. Atau minimal sang tuan rumah bisa meraih banyak gelar. Di India Open tidak demikian.
Pebulutangkis India justru jarang mencapai prestasi tertinggi sebagai juara. Di mana dalam 18 perhelatan India Open, wakil tuan rumah hanya bisa enam kali meraih juara.
Jumlah itu hanya bisa membuat mereka berada dalam urutan keenam klasemen jumlah juara India Open. Bersanding dengan Thailand dan Korea Selatan dengan jumlah gelar yang sama, bahkan tertinggal dari Inggris yang ada di atasnya.
Semakin ironis di saat dalam dua tahun terakhir gelaran India Open, tak ada satupun wakil tuan rumah yang bisa meraih gelar. Setelah terakhir ada Pusarla Sindhu yang bisa juara di sektor tunggal putri India Open 2017.
Dominasi Indonesia
Catatan ironis pebulutangkis India, justru berkebalikan dengan apa yang didapat oleh wakil dari Indonesia. Di India Open inilah wakil-wakil Indonesia bisa meraih kejayaan sehingga menjadi negara dengan jumlah peraih gelar terbanyak.
Secara total Indonesia sudah meraih 21 kali gelar juara di India Open. Jauh mengungguli China yang baru 14 kali juara, ada di urutan kedua.
Kisah sukses Indonesia di India Open sendiri dimulai pada tahun 1979, ketika wakil tanah air bisa memborong semua gelar juara yang ada untuk dibawa ke Indonesia.
Sementara untuk capaian terakhir, terjadi tahun lalu. Ketika di sektor ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu bisa mempertahankan gelar yang diraihnya sejak tahun 2018.