Keruntuhan Dinasti Wang dan Li Xuerui Buat Tunggal Putri China Tenggelam
FOOTBALL265.COM – Tahukah anda jika keruntuhan dinasti Wang dan Li Xuerui menjadi titik awal tunggal putri China seakan tenggelam ditelan bumi?
Tunggal putri China saat ini sedang dalam sorotan tajam usai mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Padahal seperti yang kita tahu setidaknya jika kita mundur 10 tahun lalu, tunggal putri China sangatlah kuat dan sulit ditaklukkan.
Tapi sekarang, jika mengacu pada rangking BWF saja, di posisi puncak, bukan dipegang oleh tunggal putri asal China. Hal ini tentu menjadi bukti kalau tunggal putri China sudah tidak semenakutkan yang dulu lagi.
Mundur sekitar 10 tahun yang lalu, tunggal putri China sangatlah menakutkan karena diisi oleh mereka para pewaris tahta dinasti Wang (Wang Yihan, Wang Xin, dan Wang Shixian) serta Li Xuerui. Namun sejak keruntuhan dinasti Wang dan Li Xuerui, tunggal putri China pun tenggelam.
Kisah Dinasti Wang
Wang Xin, Wang Yihan dan Wang Shixian adalah bidadari bagi tunggal putri China berkat prestasi mereka di bulutangkis. Bayangkan saja ketiga pemain bermarga Wang ini, pernah mencapai rangking 1 dunia secara bergantian.
Berdasarkan data dari BWF, Wang Xin tidak pernah keluar dari rangking 5 besar sejak Januari 2010 hingga November 2012. Wang Yihan, bahkan konsisten ada di 6 besar sejak Oktober 2009 hingga Maret 2015.
Sedangkan Wang Shixian, tunggal putri cantik yang satu ini pada Januari 2011 hingga Agustus 2011 merupakan nomor 1 di dunia. Jika melihat sejarah rangking dari ketiga pebulutangkis bermarga Wang itu, dapat ditarik kesimpulan kalau ada masanya China sangat berjaya di tunggal putri.
Bagaimana tidak, dalam rangking 5 besar, selalu diisi oleh Wang Yihan, Wang Shixian, dan Wang Xin. Jadi, ketiga pebulutangkis yang memiliki marga sama itu sampai dijuluki sebagai pemegang kekuasaan dinasti Wang dalam ranah bulutangkis.
Tak hanya menguasai di tabel rangking, Wang Yihan, Wang Xin dan Wang Shixian juga meraih sejumlah gelar prestise bergengsi.
Wang Xin
Seperti Wang Xin yang telah mempersembahkan gelar bergengsi untuk China seperti Piala Uber 2012, Piala Sudirman 2011 hingga Asian Games 2010. Namun sayang, tahun 2013 menjadi perpisahan Wang Xin dengan bulutangkis karena ia memutuskan pensiun setelah itu.
Wang Yihan
Sementara itu, gelaran Wang Yihan lebih cemerlang lagi seperti 4 kali Piala Sudirman, 3 kali Piala Uber dan 2 kali Asian Games. Sama seperti Wang Xin, Wang Yihan terlihat terakhir kali mengikuti turnamen bergengsi pada 2016 lalu.
Wang Shixian
Sedangkan Wang Shixian, ternyata juga memiliki jumlah gelar yang tak kalah seperti 3 kali Piala Uber, 3 kali Piala Sudirman, dan 3 kali Asian Games. Namun sejak 2016 lalu, Wang Shixian pun sudah tidak terlihat bertanding lagi.
Li Xuerui dan Akhir Dinasti Wang
Akhir dari dinasti Wang pada 2016 ditandai dengan ketiga pebulutangkis bermarga Wang yaitu Wang Xin, Wang Yihan dan Wang Shixian secara resmi sudah tidak membela tunggal putri China.
Uniknya, meski sama-sama memiliki marga Wang, tapi Wang Shixian, Wang Xin dan Wang Yihan tidaklah satu saudara. Hanya saja memang marga Wang merupakan marga dengan jumlah pengguna terbanyak kedua di China.
Oleh karena itu wajar saja jika ada tiga pebulutangkis bermarga Wang yang berbakat sampai membentuk istilah dinasti Wang. Sejatinya dinasti Wang tadinya sempat memiliki pewaris tahta dinasti Wang yaitu Li Xuerui.
Meski bukan bermarga Wang, tapi kemampuan Li Xuerui sanggup menyingkirkan satu per satu seniornya. Bahkan sejak Januari 2013 hingga Maret 2015, Li Xuerui berhasil menduduki rangking satu dunia.
Padahal pada saat itu Wang Yihan dan Wang Shixian masih bermain tapi mereka tak kuasa menahan laju Li Xuerui. Tim Bulutangkis China pun pada saat itu bisa tenang karena Li Xuerui dianggap bisa mengambil tongkat estafet kejayaan yang akan ditinggalkan oleh dinasti Wang.
Namun itu semua hanya ilusi belaka karena memasuki tahun 2016, Li Xuerui pun mengalami kemunduran sehingga tak bisa lagi mencapai puncak. Pada akhirnya sejak 2016 penurunan peforma Li Xuerui dan keruntuhan dinasti Wang menjadi titik awal jatuhnya tunggal putri China.
Memang benar saat ini, China memiliki Chen Yufei sebagai pemegang rangking nomor 2 dunia, tapi hanya ia seorang saja yang ada di level atas. Tidak seperti masa kejayaan dinasti Wang dan Li Xuerui yang bisa buat tunggal putri China mendominasi di rangking 5 besar dunia.