Deretan Pebulutangkis Berprestasi Indonesia yang Berujung Bela Singapura
FOOTBALL265.COM - Meski sempat memberikan prestasi mengharumkan, namun deretan pebulutangkis asal Indonesia ini malah putar haluan dan membela timnas Singapura.
Indonesia sendiri memang terkenal sebagai salah satu negara pencetak atlet bulutangkis hebat, tidak heran jika setiap tahun selalu ada nama-nama hebat yang silih-berganti mengharumkan Merah Putih di bulutangkis dunia.
Sebut saja sosok seperti Rudy Hartono, Liem Swie King, Susy Susanti, Taufik Hidayat, hingga Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon yang kini menjadi penguasa ganda putra BWF.
Namun godaan penghasilan serta jaminan hari tua yang lebih menjanjikan, membuat beberapa atlet berbakat Tanah Air memutuskan untuk membela negara lain bahkan berhasil juara di level internasional.
Singapura menjadi salah satu negara yang cukup royal dalam memberikan penghasilan serta pesangon kepada para atletnya. Tidak heran jika pebulutangkis Indonesia banyak yang tertarik untuk membela negara berlogo bulan bintang itu.
Kekuatan bulutangkis Singapura sendiri memang tidak terlalu diunggulkan, bahkan dalam gelaran SEA Games mereka baru dua kali naik podium di nomor perorangan tunggal putra (1983) dan beregu putri (2008).
Hal itulah yang membuat federasi bulutangkis Singapura berusaha semaksimal mungkin menggaet pebulutangkis luar, agar bisa membela negara mereka.
Indonesia sebagai negara mencetak bibit atlet bulutangkis, tidak luput dari pantauan dan terbukti sampai saat ini telah ada beberapa pebulutangkis berprestasi Tanah Air yang akhirnya pindah haluan untuk memperkuat Singapura.
Lantas siapa sajakah para pebulutangkis tersebut? Berikut INDOSPORT coba merangkum.
Hendri Saputra
Nama pertama adalah Hendri Saputra, juara Asia Junior Championships 1999 tersebut memilih hijrah ke Singapura sejak tahun 2005 silam dan berhasil meraih beberapa juara seperti Asian Championships dan Commonwealth Games.
“Saya berkewarganegaraan Singapura sejak lama, sejak 2005. Adik saya, Shinta (Mulya Sari) dan Hendra (Wijaya), juga sudah bergabung di sana,” ujar putra pasangan Sugeng Subagio dan Sri Sariyani itu.
Danny Bawa Chrisnanta
Danny Bawa Chrisnanta pada dasarnya merupakan seorang atlet bulutangkis kelahiran Indonesia. Namun pada 2013, dirinya memutuskan menjadi WNA dan membela Singapura.
Ketika sudah berstatus pebulutangkis aktif Singapura, Danny Bawa Chrisnanta dipasangkan dengan Chayut Triyachart di sektor ganda putra. Ia pun perlahan sukses merengkuh beberapa gelar prestisius.
Salah satunya adalah ajang Macau Open 2014. Menariknya di partai final, pasangan Singapura ini bertemu dengan ganda putra Indonesia Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi.
Shinta Mulia Sari
Menjadi spesialis ganda putri Indonesia, rupa-rupanya tak membuat keyakinan Sinta untuk tetap memperkuat Indonesia semakin kuat. Tahun 2012, ia memutuskan pindah warga negara dan menjadi bagian tim bulutangkis Singapura.
Bersama Singapura, ia sempat bermain di sektor tunggal putri, tetapi prestasinya lebih mentereng di nomor ganda putri bersama dengan Yu Yan Vanessa Neo.
Ia setidaknya sudah meraih 6 medali perunggu dan 2 medali perak di ajang SEA Games, serta satu medali perunggu dan perak di turnamen Commonwealth Games, dan satu medali perunggu di Asian Games pada tahun 2006 lalu.
Ronald Susilo
Nama Ronald Susilo mungkin tidak begitu dikenal di Indonesia karena prestasinya, tetapi karena keputusannya untuk membelot dari Indonesia dan bergabung ke Singapura mungkin menjadi hal yang paling diingat.
Ronald Susilo merupakan pebulutangkis kelahiran 6 Juni 1979, Kediri, Jawa Timur. Dirinya memutuskan untuk berganti kewarganegaraan dari Indonesia menjadi Singapura ketika masih berusia 19 tahun.
Bermain di bawah bendera Singapura, ia menjelma sebagai tunggal putra andalan dengan salah satu aksi heroiknya adalah saat mengalahkan Lin Dan di Olimpiade Athena 2004.
Beberapa gelar juara lain yang pernah ia raih bersama Singapura antara lain, medal perak SEA Games 2007 serta perak di ajang Commonwealth Games tahun 2002.