Kisah Mainaky Bersaudara yang Guncangkan Jagat Bulutangkis Dunia
FOOTBALL265.COM - Tidak lagi terdengar asing di telinga pecinta bulutangkis Indonesia hingga internasional, beginilah kisah Mainaky bersaudara yang berhasil mengguncang jagat bulutangkis dunia.
Nama Mainaky bersaudara memang familier di telinga pecinta bulutangkis. Mulai dari Richard Leonard Mainaky, Rionny Frederik Lambertus Mainaky, Rexy Ronald Mainaky, Marleve Mario Mainaky, dan Karel Leopold Mainaky terkenal sebagai atlet bulutangkis di era 1990-an.
Dilansir situs olahraga pbdjarum.org, seperti diketahui saat ini nama Richard Mainaky sangat melekat dengan sektor ganda campuran pelatnas Cipayung.
Di kursi kepala pelatih ganda campuran, Richard Mainaky telah mengukir banyak kesuksesan bersama dengan anak-anak asuhnya, baik di panggung Super Series, Kejuaraan Dunia, hingga Olimpiade.
Di edisi Olimpiade Sydney 2000, Richard Mainaky berhasil mengantarkan anak didiknya meraih medali perak pertama lewat pasangan Tri Kusharjanto/Minarti Timur.
Berselang 16 tahun kemudian di Olimpiade Rio 2016, Richard Mainaky akhirnya sukses mengantarkan anak asuhnya meraih medali emas Olimpiade pertama ganda campuran Indonesia melalui pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Sementara untuk kejuaraan-kejuaraan lainnya, sepak terjak Richard Mainaky bersama dengan pasangan-pasangan ganda campuran pelatnas tak lagi perlu diragukan.
Selanjutnya ada nama Rionny Mainaky yang saat ini berstatus sebagai Kepala pelatih tunggal putri Pelatnas Cipayung sejak 2019 lalu, di mana sebelumnya ia mengabdi untuk timnas bulutangkis Jepang.
Bergabung dengan timnas bulutangkis Jepang sejak 2010, Rionny Mainaky memutuskan mundur dari kursi pelatih ganda putra Negeri Sakura karena merasa jenuh dan ingin lebih dekat dengan keluarga.
Lalu, ada nama Marleve Mainaky yang prestasinya juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Di level Super Series, Marleve Mainaky berhasil meraih sejumlah gelar seperti US Open, Swiss Open, hingga Indonesia Open.
Yang menarik dari sepak terjang seorang Marleve Mainaky di level bulutangkis internasional adalah bagaimana dirinya menjadi bagian dari skuat Piala Thomas edisi 1998, 2000 dan 2002 dan turut memberikan sumbangsih signifikan.
Lalu ada nama Karel Mainaky. Kariernya tak secemerlang saudara-saudaranya. Ia tercatat, hanya mampu meraih gelar di German Open Junior, Dutch Open Junior, serta Jakarta International Satellite 1998 dan 2001 dan saat ini menjadi salah satu pelatih bulutangkis di klub Jepang.
Nama terakhir, Rexy Mainaky. Soal sepak terjangnya di dunia bulutangkis tak lagi perlu dipertanyakan. Ia berhasil meraih berbagai gelar mulai dari level Super Series, Kejuaraan Dunia, hingga medali emas Olimpiade sudah berhasil diraihnya.
Bahkan setelah memutuskan mundur dari dunia bulutangkis sebagai pemain, karier Rexy Mainaky sebagai pelatih juga sangat luar biasa.
Di Malaysia dan Inggris, Rexy Mainaky berhasil melahirkan pasangan penantang gelar, demikian pun ketika ia menjadi Kepala pelatih di Asosiasi Bulutangkis Thailand (BAT) yang memberikan banyak dampak positif untuk perkembangan Negeri Gajah Putih.