x

6 Pelatih Bulutangkis Top yang Sukses Sejak Jadi Pemain, 3 dari Indonesia

Sabtu, 24 Oktober 2020 16:02 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
Christian Hadinata, legenda bulutangkis Indonesia yang sukses sebagai pelatih dan pemain.

FOOTBALL265.COM – Tak sedikit atlet bulutangkis yang terus melanjutkan kariernya sebagai pelatih. Kenyang pengalaman di lapangan tentu menjadi bekal berharga yang bisa mereka turunkan kepada para penerus.

Sejumlah pelatih yang semasa karier bermainnya tidak terlalu menonjol, malah lebih sukses ketika menekuni peran sebagai pelatih. Namun tak jarang pula yang mampu sukses menjalani kedua perannya itu.

Baca Juga
Baca Juga

Berikut INDOSPORT rangkum tiga pelatih kelas dunia yang dulunya juga sukses mencatatkan prestasi mengagumkan saat masih menjadi pemain bulutangkis.

Park Joo-bong

Pelatih asal Korea Selatan ini tercatat sebagai salah satu pebulutangkis tersukses di Kejuaraan Dunia. Bersama Lin Dan serta Zhao Yunlei, Park Joo-bong menjadi Juara Dunia sebanyak lima kali, tepatnya juara dua kali di ganda putra dan tiga kali di sektor ganda campuran.

Bersama Kim Moon-soo, ia menggondol medali emas Olimpiade Barcelona 1992 dengan mengalahkan pasangan Indonesia, Rudy Gunawan/Eddy Hartono di partai final. Pada 2001 lalu, Park resmi dimasukkan dalam Badminton Hall of Fame.

Kiprahnya sebagai pelatih pun tak kalah hebatnya. Ia laris menjadi pelatih di beberapa negara, seperti Inggris dan Malaysia. Pada 2004, ia ditarik ke Jepang untuk membina para pemain nasionalnya. Di bawah asuhannya, Jepang memenangkan medali emas perak pertamanya di sektor ganda putri Olimpiade dan juara Piala Thomas 2014.

Sederet pebulutangkis yang berhasil diorbitkannya antara lain Nozomi Okuhara, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, hingga Kento Momota.

Hendrawan

Hendrawan adalah salah satu tunggal putra Indonesia yang moncer di era 1990-an. Sempat berada di bawah bayang-bayang pemain pelatnas lain, ia mampu membuktikan dirinya saat meraih medali perak Olimpiade Sydney 2000.

Pemain kelahiran Malang ini lantas membawa tim Merah Putri hattrick juara Piala Thomas pada 1998 hingga 2002. Hendrawan juga sukses menjadi Juara Dunia pada 2001 ketika membungkam legenda Denmark, Peter Gade.

Setelah pensiun pada 2003, Hendrawan melanjutkan kariernya sebagai pelatih bulutangkis. Ia lalu hijrah ke Malaysia pada 2010 untuk membantu Negeri Jiran memoles atlet-atletnya. Hendrawan pun sukses membimbing Lee Chong Wei menjadi salah satu raja tunggal putra dunia.

Li Yongbo

Saat masih menjadi atlet, Li Yongbo merupakan spesialis pemain ganda putra bersama partnernya yang bernama Tian Bingyi. Keduanya adalah rival abadi ganda putra Korea Selatan, Park Joo-bong/Kim Moon-soo.

Li Yongbo tercatat menjadi Juara Dunia sebanyak dua kali dan mengoleksi gelar bergengsi lainnya seperti tiga gelar All England serta tiga Piala Thomas.

Ia pun melanjutkan kariernya sebagai pelatih dan membawa tim nasional China menjadi penguasa bulutangkis selama beberapa dekade. Bahkan ia memimpin Lin Dan dkk menyapu bersih medali emas di Olimpiade London 2012 silam.

Baca Juga
Baca Juga

Namun sayang, karier kepelatihannya dinodai dengan reputasinya sebagai pelatih yang tak segan-segan melakukan cara apa pun untuk menang, termasuk main sabun. Li Yongbo pun terpaksa turun takhta pada 2017 lalu setelah membina bulutangkis China selama 24 tahun.


1. Rexy Mainaky

Pelatih bulutangkis, Rexy Mainaky.

Lahir dari keluarga bulutangkis, Rexy Mainaky menjadi salah satu atlet yang mengukuhkan dominasi Indonesia sebagai gudangnya ganda putra kelas dunia. Puncak prestasinya kala menggondol medali emas Olimpiade Atlanta 1996 bersama Ricky Subagja.

Rexy dan Ricky memenangkan lebih dari 30 turnamen internasional bersama, termasuk sejumlah kejuaraan bergengsi seperti tiga kali menang Piala Dunia.

Baca Juga
Baca Juga

Rexy Mainaky lalu melanjutkan kiprahnya di dunia tepok bulu dengan menjadi pelatih di beberapa negara. Ia pernah melatih di Inggris, Malaysia, dan kini tengah memoles Thailand menjadi salah satu negara dengan kekuatan bulutangkis yang mumpuni.

Morten Frost

Memiliki julukan Mr. Badminton, Morten Frost mengoleksi sederet gelar dari turnamen papan atas dunia. Ia nyaris melengkapi gelar turnamen besarnya dengan merengkuh medali perak Kejuaraan Dunia 1985 dan 1987 di sektor tunggal putra.

Namun kiprahnya di kancah Benua Biru tak diragukan lagi. Morten Frost juara empat kali di turnamen All England dan dua kali di Kejuaraan Eropa.

Ia lalu melanjutkan kesuksesannya sebagai pelatih tim nasional Denmark. Morten Frost membawa pemain-pemainnya juara di puluhan turnamen besar dunia, termasuk medali emas Olimpiade 1996 dan enam medali emas Kejuaraan Eropa. Dirinya lalu melebarkan sayapnya dengan melatih di Malaysia dan Afrika Selatan.

Christian Hadinata

Sebagai pemain, koleksi gelar Christian Hadinata sudah tak terhitung lagi banyaknya di sektor ganda putra dan ganda campuran. Bersama Ade Chandra, ia menorehkan sejarah dengan menjadi pasangan ganda putra Indonesia pertama yang juara All England, tepatnya pada 1972.

Pada 1980, Christian Hadinata kembali ke klub PB Djarum untuk menjadi pelatih. Satu dekade kemudian, ia dipanggil ke pelatnas PBSI untuk membantu persiapan tim Indonesia menuju Olimpiade Barcelona. Tony Gunawan, Candra Wijaya, Ricky Subagja, dan Rexy Mainaky adalah sederet pemain top yang pernah dipolesnya.

Baca Juga
Baca Juga

Christian Hadinata pun dikenang sebagai pionir dalam membawa Indonesia mendominasi sektor ganda putra di panggung internasional. Hingga kini ia juga masih aktif di PBSI untuk mencetak pemain-pemain kelas dunia lainnya.

Rexy MainakyChristian HadinataHendrawanTRIVIABulutangkisBerita BulutangkisLi YongboMorten FrostPark Joo-bong

Berita Terkini