Apa Kabar Li Yongbo? Paduka Bulutangkis China yang Hobi Main Sabun
FOOTBALL265.COM – Li Yongbo adalah sosok sentral dalam dominasi China di dua dekade terakhir. Tangan dinginnya mampu mencetak pemain-pemain dengan skill mengerikan dan berprestasi di panggung dunia.
Di bawah kepelatihannya, Li Yongbo membuat China mampu menyapu bersih medali emas bulutangkis di Olimpiade London 2012. Total ia membawa China memenangkan 18 medali olimpiade emas, 10 Piala Sudirman, 9 Piala Uber, dan 5 Piala Thomas. Lebih dari 90 juara dunia telah ia cetak.
Sama seperti kebanyakan pelatih lain, Li Yongbo juga mengawali kariernya sebagai pemain bulutangkis. Ia dulunya merupakan pemain spesialis ganda putra dan meraih kesuksesan saat berpasangan dengan Tian Bingyi.
Di era 1980-an, sektor ganda putra dunia memang didominasi oleh persaingan Li Yongbo/Tian Bingyi dan rival abadi mereka asal Korea Selatan, Park Joo-bong/Kim Moon-soo.
Sebagai pemain, Li Yongbo sempat meraup sejumlah gelar bergengsi, seperti All England 1987, 1988, dan 1991 serta menjadi juara dunia 1987 dan 1989.
Namun sayang, keduanya belum mampu mendapatkan medali emas Olimpiade. Li Yongbo/Tian Bingyi hanya mampu mempersembahkan medali perunggu Olimpiade 1992 ketika tersingkir di semifinal oleh pasangan Indonesia, Eddy Hartono/Rudy Gunawan.
Jadi Pelatih Sukses tapi Hobi Main Sabun
Pria yang kini berusia 58 tahun ini lantas melanjutkan kariernya sebagai pelatih bulutangkis dan bahkan ditunjuk sebagai kepala pelatih bulutangkis tim nasional China. Ia pun bertekad untuk mencetak 100 juara dunia sebelum menyatakan pensiun.
Sepanjang 24 tahun melatih, sosok yang dikenal galak ini memimpin tim bulutangkis China untuk membawa pulang 18 medali emas Olimpiade, 10 trofi Piala Sudirman, sembilan Piala Uber, dan lima Piala Thomas.
Namun di balik kesuksesannya, Li Yongbo terkenal dengan strategi licik dan rela menghalalkan segala cara untuk mengantarkan anak-anak didiknya ke podium juara.
Salah satu catatan hitamnya adalah ketika ganda putri China, Yu Yang/Wang Xiaoli secara sengaja ingin kalah dalam pertandingan grup Olimpiade London 2012 melawan pasangan Korea, Jung Kyung-eun/Kim Ha-na.
Li Yongbo bermaksud menghindari pertemuan dini antara dua anak asuhnya, Yu Yang/Wang Xiaoli dan Tian Qing/Zhao Yunlei agar keduanya bisa bertemu di partai final. Akibatnya, kedua pasangan China, pasangan Korea, dan ganda putri Indonesia Meiliana Jauhari/Greysia Polii didiskualifikasi dari Olimpiade 2012.
Setelah kejadian memalukan tersebut, Li Yongbo mengaku sebagai sosok yang pantas disalahkan dan menyampaikan permintaan maaf karena telah mencederai sportivitas. Kabar sang pelatih untuk mundur dari posisinya pun sempat merebak meski China sukses menyapu bersih lima medali emas di Olimpiade 2012 tersebut.
1. Lembaran Baru Li Yongbo, Sang Paduka Bulutangkis China
Li Yongbo akhirnya mengumumkan mundur dari jabatannya sebagai kepala pelatih bulutangkis China pada 11 Maret 2017 silam, setelah membawa negaranya meraih dua emas dan satu perunggu dari Olimpiade Rio 2016.
Mengutip Tengxun Sport, saat itu ia mengaku lelah setelah dua dekade lebih menjadi kepala pelatih dan ingin memberi kesempatan untuk generasi muda dalam memimpin tim nasional China.
Li Yongbo lalu ditarik ke dalam Komite Olimpiade China untuk melatih bakat-bakat muda dan sebagai konsultan sebagai persiapan Olimpiade Tokyo.
Setelah lama tak ada kabarnya, pada April 2020 kemarin, Li Yongbo diberitakan menjadi pengusaha durian jenis Musang King yang perkebunannya berada di Kelantan, Malaysia. Menurut laporan New Strait Times, Li Yongbo menjadi konsultan bisnis antara China dan Malaysia.
Namun sang paduka rupanya tidak bisa jauh-jauh dari dunia tepok bulu. Pada 12 Desember 2020 kemarin, ia resmi membuka klub yang diberi nama Liaoning Li Yongbo International Badminton Club.
“Mimpi saya untuk mencetak 100 juara dunia. Liaoning Li Yongbo Badminton Club akan menjadi panggung lain untuk mewujudkan mimpi ini,” tuturnya sebagaimana dikutip dari Sina Sports.
Liaoning Li Yongbo Badminton Club memiliki 60 lapangan berstandar internasional dan dilengkapi sederet teknologi canggih untuk mendukung pelatihan seperti pusat riset saintifik hingga layar LED untuk menonton dan menganalisis pertandingan.
Pembukaan klub bulutangkis ini juga dimeriahkan sejumlah legenda China seperti Lin Dan, Bao Chunlai, dan Zhang Ning.