3 Faktor yang Bikin Kevin/Marcus Tersingkir di Olimpiade 2020
FOOTBALL265.COM - Membedah tiga faktor penyebab kekalahan pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dari wakil Malaysia di perempatfinal cabor bulutangkis Olimpiade 2020.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo gagal memetik kemenangan atas pasangan ganda putra Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik di perempat final Olimpiade Tokyo 2020, Kamis (29/07/21).
Bertanding di Musashino Forest Sport Plaza, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo kalah dengan skor 14-21, 17-21 dalam durasi 32 menit.
Kekalahan ini terbilang amat mengejutkan. Sebab, Kevin/Marcus merupakan unggulan pertama sekaligus peringkat satu dunia.
Sementara pasangan Aaron Chia/Soh Wooi Yik saat berada di peringkat kesembilan. Rekor head-to-head kedua pasangan juga didominasi oleh Indonesia, termasuk kemenangan di Kejuaraan Bulutangkis Asia.
Dalam pertandingan ini, pasangan Kevin/Marcus memang tampil di bawah performa. Sebaliknya, pasangan Malaysia begitu on fire dan mempersiapkan segalanya dengan baik.
Untuk lebih lengkap, berikut ini kami rangkum tiga faktor yang membuat Kevin Sanjaya/Marcus Gideon tersingkir di perempatfinal Olimpiade 2020 oleh pasangan Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
1. Terlambat Panas
Pasangan Kevin/Marcus memulai laga ini dengan lambat. Mereka kehilangan begitu banyak poin yang membuat pasangan Malaysia menjadi lebih percaya diri.
Di awal gim pertama, Marcus/Kevin sempat tertinggal 2-8 dari wakil Malaysia. Setelah itu pasangan ganda putra Indonesia berjuluk The Minions tersebut masih kesulitan menemukan celah untuk mencetak poin.
Aaron Chia/Soh wooi Yik pun berhasil mencapai interval gim pertama dengan skor 7-11. Wakil Malaysia terus melesat jauh meninggalkan Marcus/Kevin, skor 10-17 diraih Chia/Soh.
Chia/Soh kembali menunjukkan konsistensinya untuk menyerang hingga mampu menutup gim pertama dengan skor 14-21.
Kemenangan di set pertama membuat perjuangan Kevin/Marcus untuk bisa lolos semakin berat. Pasangan Aaron Chia/Soh Wooi Yik pun makin di atas angin.
1. 2. Minim Kreativitas
Sadar bermain jelek di set pertama, Kevin/Marcus rupanya masih kesulitan di set kedua. Salah satu penyebab utamanya adalah minimnya kreativitas.
Pasangan Indonesia seperti kebingungan menemukan strategi yang tepat untuk menaklukkan pasangan Malaysia. Hal itu diperburuk dengan kesalahan-kesalahan yang dibuat sendiri.
Wakil Malaysia unggul 3-5 di awal gim kedua. Chia/Soh bisa bermain dengan tenang dan juga cermat dalam membaca arah shuttlecock.
Chia/Soh terus menjaga perolehan poin agar mereka tetap bisa unggul dan tak terkejar. Akhirnya, kemenangan dua set pun benar-benar didapatkan oleh wakil Malaysia atas pasangan ganda putra terbaik dunia.
3. Kegigihan Wakil Malaysia
Melawan musuh yang di atas kertas lebih kuat, pasangan Malaysia tidak minder. Sebaliknya, mereka tampil semangat dan on fire.
Sementara pasangan Kevin/Marcus terlihat tidak bisa langsung tampil all out. Mereka pun sudah terlanjur kewalahan membendung semangat juang wakil Malaysia.
Kegigihan pasangan ganda putra Malaysia terus berbuah manis hingga mencapai interval 7-11. Usai interval gim kedua, Chia/Soh tak memberikan celah bagi Kevin/Marcus.
Dengan semangat yang membara, Chia/Soh berhasil membuat Marcus/Kevin tertinggal 12-15. Setelah sempat tertinggal tiga poin, The Minions akhirnya mampu menyamakan kedudukan hingga 16-16.
Tensi pertandingan yang tinggi semakin terasa di gim kedua. Wakil Malaysia bersorak puas setelah mencetak tiga skor beruntun.
Harapan Marcus/Kevin semakin tipis setelah Chia/Soh mencapai game point 16-20. The Minions akhirnya harus menyerah kalah setelah Malaysia menutup gim kedua dengan skor 17-21.
Kevin Sanjaya/Marcus Gideon pun patut menyesali poin-poin yang terbuang untuk lawan di awal set pertama. Andai saja pertandingan dipaksa ke rubber game, ada kemungkinan Kevin/Marcus bisa menemukan permainan terbaik dan mengalahkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik di Olimpiade 2020.