Dilanda Panas Terik, Tenis Olimpiade Tokyo 2020 Sempat Telan 'Korban'
FOOTBALL265.COM - Cabor tenis Olimpiade Tokyo 2020 diwarnai suasana panas terik yang sampai ‘menyiksa’ para atlet yang bertanding.
Tidak dapat dipungkiri, kondisi semacam ini mau tidak mau menghambat jalannya agenda pertandingan, beda tipis-tipis dengan panahan yang juga punya musuh besar berupa angin.
Alhasil, jadwal cabor tenis Olimpiade Tokyo 2020 pun dimundurkan empat jam menjadi pukul tiga sore waktu setempat, agar tidak lagi menelan ‘korban’, seperti yang sempat terjadi pada Daniil Medvedev.
Petenis asal Rusia ini bisa dibilang nyaris pingsan karena kepanasan saat bermain di Ariake Tennis Park tempo hari. Sampai-sampai, wasit pertandingan saat itu, Carlos Ramos, bertanya apa kondisinya baik-baik saja.
Mungkin saking kesalnya Medvedev dengan situasi panas menyengat saat itu, ia sampai mengatakan bisa mati jika terus bermain.
“Saya bisa menyelesaikan pertandingan, tapi saya bisa mati. Jika saya mati, apakah Anda akan bertanggung jawab?" ucapnya kala itu, seperti diwartakan laman berita tenis ESPN.
"Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan agar merasa lebih baik. Saya sulit bernapas dengan benar dan siap ambruk di lapangan,” tambah Medvedev.
Ia pun mengaku tidak dapat melihat secara jelas usai mengalami kepanasan. Semuanya seperti gelap dan buram, mirip seperti orang yang mau pingsan.
Sementara, lawannya sat itu, Fabio Fognini, juga jadi ‘korban’ panas terik di Olimpiade Tokyo. Namun sedikit berbeda dengan Medvedev yang terkulai lemas, petenis yang satu ini kesal dengan cuaca hingga memengaruhi emosinya.
Alhasil, Fognini pun pun terseret dalam skandal ucapan berbau LGBT yang ia ceploskan selama pertandingan kontra Medvedev. Ia terus-terusan mengucapkan istilah homofobia dalam bahasa Italia.
Fognini sendiri sudah menyadari kesalahannya dan menyampaikan permintaan maaf. Ia mengaku terpengaruh suasana panas saat bertanding di lapangan yang kemudian membuatnya frustrasi.
“Panasnya menjalar ke kepala saya! Dalam pertandingan hari ini, telah bertindak bodoh terhadap diri saya sendiri. Jelas saya tidak ingin menyinggung perasaan siapa pun," tulis Fognini di media sosial.
"Saya tidak masalah dengan komunitas LGBT dan saya minta maaf atas omong kosong yang keluar dari mulut saya,” ucapnya lagi.
1. Tenis di Olimpiade Tokyo 2020
Selain Daniil Medvedev dan Fabio Fognini, cuaca panas di cabor tenis Olimpiade Tokyo 2020 juga membuat Paula Badosa harus meninggalkan lapangan dengan duduk di kursi roda.
Sementara itu, petenis putri Australia, Ashleigh Barty, justru santai-santai saja dan mengaku tidak masalah dengan heatstroke yang melanda cabor tenis.
Cuaca panas memang sudah jadi isu lama yang membayang-bayangi gelaran Olimpiade Tokyo 2020. Ditambah situasi pandemi global, para atlet pun harus pintar-pintar menjaga diri sendiri dan sekitarnya agar tidak tumbang.
Prubahan iklim telah membuat Tokyo menjadi lebih panas secara dramatis selama beberapa dekade. Gelaran 2020 (2021) pun berpotensi jadi Summer Olympic paling terik sepanjang sejarah.
Menurut sebuah laporan British Association for Sustainable Sport, suhu rata-rata di Tokyo telah naik 2,9 derajat celcius (5,1 derajat fahrenheit) sejak tahun 1900.
Olimpiade Athena 2004 adalah yang terpanas sejak 1964, dengan suhu harian maksimum sekitar 93,6 derajat celcius. Olimpiade musim panas lalu, di Rio 2016, memiliki suhu harian maksimum di bawah 92 derajat.
Seperti diwartakan laman Time, Badan Meteorologi Jepang pun memperkirakan suhu akan tinggi lebih dari 93,2 derajat minggu depan.
Jadwal Cabor Tenis Olimpiade Tokyo
Terlepas dari isu panas terik yang menimpa para petenis, jadwal pertandingan tentu akan tetap bergulir. Jumat (30/07/21) adalah agenda besar untuk ganda putra yang bakal memperebutkan medali.
Tunggal putra pun bakal memainkan fase semifinal, begitu pula ganda campuran. Lalu untuk jadwal pertandingan hari Sabtu dan Minggu akan menyusul kemudian.