Musuh Bebuyutan Susy Susanti Ungkap Rahasia Kehebatan Denmark di Bulutangkis
FOOTBALL265.COM – Di Eropa, tak terbantahkan jika Denmark adalah negara yang paling kuat dalam cabor bulutangkis. Mereka seolah tak kehabisan pemain-pemain kelas dunia di setiap generasi. Apa rahasianya?
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) merangkum sejumlah cerita dari para pebulutangkis, baik yang masih aktif bermain, sudah pensiun, maupun yang kini berkarier sebagai komentator pertandingan.
Salah satu yang diwawancarai BWF adalah Morten Frost, komentator yang suaranya tak asing lagi menemani para pencinta bulutangkis menonton aksi para pemain dunia.
“Kenapa Denmark, negara kecil dengan 5,5 juta penduduk bisa menghasilkan banyak sekali pemain kelas dunia?” Jawabannya tentu saja kompleks, tak ada jawaban yang mudah,” bukanya.
“Salah satu jawabannya adalah (karena) di Denmark dingin. Kami cenderung pindah ke dalam ruangan dan melakukan olahraga di sana.”
“Tapi tak terlalu dingin. Kami tak punya banyak olahraga musim dingin,” mantan Presiden Bulutangkis Eropa Torsten Berg menimpali.
“Kesempatannya lebih terbuka di bulutangkis jika dibandingkan dengan tenis di mana cuaca di Denmark terkadang sangat buruk,” tambah mantan pebulutangkis nomor 1 dunia, Carsten Mogensen.
Selain faktor cuaca, alasan lain yang membuat kultur bulutangkis di Denmark kuat adalah klub, seperti yang dipaparkan oleh tunggal putra ranking 1 saat ini, Viktor Axelsen.
“Kami sering mendapat pertanyaan bagaimana Denmark menjadi semacam kekuatan Eropa. Saya rasa karena lingkungan, sistem klub, kami punya banyak pelatih bagus,” jelasnya.
“Kami memiliki kerangka yang bagus; ketika ada pemain muda yang masuk, tak peduli level mereka, di klub ada sistem untuk semua orang,” tambah juara Olimpiade Tokyo 2020.
“Menjadi orang Denmark adalah jalan terbaik bagi saya untuk menjadi atlet terbaik dunia. Sejak masih muda kami punya sistem di Denmark berupa klub lokal,” tambah Camilla Martin, yang pernah menjadi musuh bebuyutan Susy Susanti.
1. Punya Lebih dari 700 Klub Bulutangkis
Selain sekitar 700 klub yang menjadi tulang punggung bulutangkis Denmark, adanya fasilitas mumpuni juga melengkapi budaya olahraga di sana.
Bulutangkis mulai berkembang di Denmark pada 1925 dan lima tahun kemudian, federasi bulutangkis dibentuk. Lalu arena bulutangkis mulai menjamur dan dilengkapi berbagai fasilitas sehingga anak-anak bisa berlatih dan mengerjakan PR di sela-sela latihan.
Para atlet ini juga menjelaskan, di dalam klub juga mereka saling membantu dan memberi masukan. Tak peduli mereka melawan pemain dengan peringkat lebih tinggi atau lebih rendah, mereka wajib bermain habis-habisan. Namun di luar lapangan, mereka wajib saling membantu untuk mengembangkan permainan masing-masing.