Kisah Hidup Tragis bak Sinetron, Finalis Kejuaraan Dunia Junior ini Jadi Sorotan Media Asing
FOOTBALL265.COM – Jadi finalis Eye Level Cup di Kejuaraan Dunia Junior 2022, mari menilik kisah hidup tunggal putra India, Sankar Muthusamy, yang begitu tragis dan inspiratif.
Minggu (30/10/22), S.Sankar Muthusamy Subramanian, menciptakan sejarah dalam kariernya dengan menyabet medali perak Kejuaraan Dunia Junior Bulutangkis 2022.
Bertanding di Palacio de Deportes de Santander, Spanyol, S.Sankar Muthusamy Subramanian harus puas dengan gelar runner up usai kalah 14-21 dan 20-22 atas wakil Chinese Taipei, Kuo Kuan-lin.
Harus puas dengan raihan perak Eye Level Cup menjadi yang perdana bagi S.Sankar Muthusamy Subramanian sepanjang kariernya sebagai atlet badminton.
Hal itu sekaligus mencatatkan namanya sebagai tunggal putra India kedua setelah Siril Verma yang memenangkan perak Kejuaraan Dunia Junior atau BWF World Junior Championship.
Lantas, Asosiasi Bulutangkis India (BAI) memberikan ucapan selamat kepada S.Sankar Muthusamy Subramanian atas pencapaiannya. Tak pelak badminton lovers India pun juga turut bereuforia.
Dari kejayaan S.Sankar Muthusamy Subramanian tersebut, kisah hidup dan perjuangannya menjadi atlet badminton, langsung menjadi sorotan media asing.
Pasalnya, untuk menjadi atlet badminton, S.Sankar Muthusamy Subramanian harus melalui hidup cukup berat mulai dari putus sekolah, menjual rumah, menyaksikan keluarganya mengambil utang besar.
Alhasil, prestasi yang ditorehkan di Kejuaraan Dunia Junior Bulutangkis 2022, diharapkan bisa menjadi batu loncatan untuk membayar utang keluarga.
Hal itu sebagaimana dilansir dari laman Indian Express saat melakukan sebuah wawancara dengan kerabat S.Sankar Muthusamy Subramanian, yaitu Priyanka.
1. Menilik Perjuangan Sankar Muthusamy
Tertulis headline di Indian Express sebagai berikut, “Obsesi untuk sukses: putus sekolah, menjual rumah, mengambil pinjaman, mengubah kebiasaan makan, membuat Sankar Muthusamy menjadi finalis Kejuaraan Dunia Junior.”
Sebelum mengutarakan utang keluarganya, Priyanka mengatakan bahwa S.Sankar Muthusamy Subramanian dididik keras sejak kecil untuk menggapai misi menjadi atlet badminton kelas dunia.
S.Sankar Muthusamy Subramanian dididik untuk belajar menulis, makan, dan bermain bulutangkis dengan kedua tangannya, meskipun dia sebenarnya kidal.
“Kami memaksanya untuk makan dengan tangan kanan, meskipun dia kidal. Ayah saya ingin dia tumbuh sebagai ambidextrous.” ucap Priyanka.
Sekadar diketahui, ambidextrous adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan kedua tangan dengan sama-sama baik.
“Jadi awalnya dia bermain bulutangkis dengan kedua tangan, tetapi sedikit lebih nyaman dengan tangan kiri. Saat kami bermain kriket, dia bisa dengan mudah melakukan bowling dengan tangan kanan,”sambung Priyanka.
“Ketika bermain (bulutangksi) dan biaya perjalanan meningkat, kami menjual rumah, pindah ke tempat kontrakan," ujarnya menceritakan.
“Kami mengambil banyak pinjaman yang saya harap bisa dilunasi setelah hasil Kejuaraan Dunia Junior ini,” terang Priyanka.
“Saya tidak mengatakan bahwa kerabat dan sponsor tidak membantu, namun iut tidak pernah cukup ketika utang ada,” curhat Priyanka.
Apapun kisah hidup dari seorang S.Sankar Muthusamy Subramanian, tentunya menjadi sebuah inspirasi bahwa segala hasilmanis dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan,
Kini S.Sankar Muthusamy Subramanian adalah seorang perak Kejuaraan Dunia Junior Bulutangkis 2022 (Eye Level Cup), yang diharapkan bisa menjadi penerus tunggal putra India, dari Srikanth Kidambi hingga Lakshya Sen.
Sumber: Indian Express