Kim Hye-jeong, Putri Juara Olimpiade yang Bersinar tapi Punya Masa Lalu Buruk dengan Apriyani/Fadia
FOOTBALL265.COM – Punya masa lalu buruk dengan Apriyani/Fadia, mari mengintip profil Kim Hye-jeong, putri Chung So Young yang merupakan legenda bulutangkis Korea Selatan.
Sektor ganda putri memiliki rivalitas paling merata, di mana peringkat 20 besar bulutangkis dunia saling bertemu dan mengalahkan.
Salah satunya adalah Kim Hye-jeong/Jeong Na-eun (Korea Selatan) dengan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (Indonesia).
Keduanya pernah bertemu sekali di semifinal Malaysia Masters 2022. Saat itu dalam perjumpaaan perdana, Kim Hye-jeong/Jeong Na-eun kalah 14-21 dan 20-22 atas Apriyani/Fadia.
Padahal saat itu, Kim Hye-jeong/Jeong Na-eun memiliki kans besar untuk melangkah ke final dengan keunggulan peringkat yang dimiliki.
Belum lagi, Kim Hye-jeong/Jeong Na-eun juga menjadi salah satu ganda putri dunia yang bisa dikatakan memiliki penampilan gemilang sepanjang beberapa waktu terakhir.
Ya, Kim Hye-jeong/Jeong Na-eun yang baru dipasangkan pada 2021, langsung melejit popularitasnya usai menapaki final Indonesia Masters di musim yang sama pada Minggu (21/11/22).
Sepanjang 2022, Jeong Na-eun/Kim Hye-jeong kembali menunjukkan tajinya dengan konsisten meraih hasil cukup baik dalam setiap kompetisi.
Gelar yang diraih ganda Korea Selatan itu adalah Korea Open 2022 dan Japan Open 2022. Ranking mereka juga melesat menembus 10 besar dunia kangkangi Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Dalam sebuah wawancara dengan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), Jeong Na-eun mengungkapkan bahwa sang ibu, Chung So Young, adalah sumber inspirasi kariernya.
Apalagi ibunya adalah mantan legenda bulutangkis ganda putri Korea Selatan yang pernah memenangkan emas Olimpiade Barcelona 1992 bersama Hwang Hye Young.
1. Ibu Sumber Inspirasi Kim Hye-jeong
Melansir laman BWF, ibu Kim Hye-jeong, yakni Chung So Young tidak hanya identik sebagai pemenang Olimpiade 1992, namun juga terkenal sebagai pemenang Japan Open empat kali di ganda putri.
Secara terperinci, Chung So Young meraih empat gelar Japan Open dengan tiga pasangan berbeda.Pada Japan Open 1988, Chung So Young meriah gelar dengan Chung Myung-hee.
Kemudian pada Japan Open 1992, dia meraih gelar juara bersama Hwang Hye Young, serta Japan Open 1993 dan 1994 meraih gelar juara bersama Gil Young-ah.
Hal itulah yang membuat Kim Hye-jeong terharu ketika dia bersama partnernya, Jeong Na-eun nisa menyamai pencampaian sang ibunda menjuarai ajang Japan Open.
Saat itu Kim Hye-jeong/Jeong Na-eun sukses menjadi juara Japan Open 2022 usai di final mengalahkan kompatriotnya, Baek Ha Na/Lee Yu Lim dengan skor 23-21, 28-26.
“Reaksi saya ketika pulang dari Osaka (Japan Open 2022) hanyalah rasa bangga. Saya merasa dia (Chung So Young) menangis melihat saya menang,” ucap Kim Hye-jeong kepada BWF.
“Dengan memenangi Japan Open 2022, saya mempersiapkan diri untuk mengikuti jejak ibu saya. Saya meneladaninya, saya tidak pernah salah,” sambung rival Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti itu.
Selain emas Olimpiade Barcelona 1992 dan Japan Open , Chung So Young juga total meraih lima gelar juara lima kali di All England (1988, 1989, 1991, 1993, 1994) dengan empat pasangan berbeda untuk Korea Selatan.
Secara total, kurang lebih 13 kali bergonta-ganti pasangan, Chung So Young telah meraih lebih dari 40 gelar ganda putri dan ganda campuran.
“Ibuku selalu menjadi panutanku. Semua prestasinya selama bertahun-tahun luar biasa. Saat bertumnuh dewasa. saya ingin menjadi seperti dia,” ucap Kim Hye Jeong.
“Itu sebabnya saya banyak berlatih bulutangkis sepanjang hidup saya. Jika memungkinkan, saya ingin lebih baik darinya,” sambung rival Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti tersebut.
2. Ambisi Kim Hye-jeong Juara Olimpiade 2024
Saat ini, Kim Hye Jeong yang berusia 24 tahun berstatus sebagai ganda campuran ranking empat dunia atau andalan kedua Korea Selatan setelah Kim So-yeong/Kong Hee-yong.
Mereka bahkan sudah mengungguli peringkat seniornya, Lee So-hee/Shing Seung-chan yang berada di posisi ketujuh BWF per Selasa (20/12/22).
Partner Jeong Na-eun tersebut berambisi untuk bisa melampaui pencapaian sang ibu, Chung So Young, sebagai legenda bulutangkis.
Meskipun diakuinya bahwa dia tidak selalu menceritakan yang dilalui sebagai seorang pebulutangkis karena tidak ingin melihat sang ibu stress.
“Kami bermain di posisi berbeda. Dia berada di lapangan belakang (penggebuk), sementara saya sula bermain di depan net.”
“Saya tidak sering menceritakan terlalu banyak tentang pertandingan saya kepada ibu karena itu akan membuatnya stress.”
“Dia selalu menjadi penasihat di saat-saat sulit, tetapi dia adalah seseorang yang selalu terdepan bagi saya,” cerita Kim Hye Jeong, rival sengit Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Kim Hye Jeong berharap bahwa dia bisa membanggakan ibunya, Chung So Young, dengan tampil di perhelatan akbar Olimpiade 2024.
“Saya hanya ingin membuatnya bangga dan saya berharap di Olimpiade Paris 2024, dia (Chung So Young) bisa melihat saya berkompetisi,” harap Kim Hye-jeong.
2023 adalah tahun dimulainya perburuan poin kualifikasi Olimpiade 2024. Kim Hye-jeong/Jeong Na-eun hingga Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti tentu akan berjibaku kembali demi mencapai misi.
Bahkan disinyalir bahwa ganda putri lain di dunia akan sama-sama menggebu untuk bisa tampil di perhelatan olahraga empat tahunan tersebut.