Fakta Unik Penghancur Gregoria Mariska, Selamat dari Pensiun Dini Berkat 'Secangkir Teh'
FOOTBALL265.COM – Dijuluki ratu bulutangkis Vietnam, Nguyen Thuy Linh yang pernah jadi penghancur Gregoria Mariska, ternyata nyaris pensiun dini tetapi selamat berkat "secangkir teh".
Nguyen Thuy Linh adalah atlet bulutangkis Vietnam yang lahir di Phu Tho pada 20 November 1997. Pada usia yang ke-26, dia saat ini sedang berkembang pesat dan semakin naik ranking dunianya.
Per Selasa (11/04/23), Nguyen Thuy Linh telah bertengger di peringkat 35 tunggal putri BWF. Musim ini, dia meraih runner-up Thailand International Challenge dan juara Vietnam International 2023.
Sementara pada musim 2022 lalu, Nguyen Thuy Linh juga meraih gelar juara di BWF Tour Vietnam Open usai di final mengalahkan Goh Jin Wei (Malaysia).
Tidak bisa dilupakan, musim lalu Nguyen Thuy Linh juga menjadi pahlawan keberhasilan tim bulutangkis beregu putri Vietnam meraih medali perunggu SEA Games 2021.
Salah satu yang pernah dikalahkan Nguyen Thuy Linh di SEA Games 2021 adalah tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung Cahyaningsih.
Jadi hal yang wajar jika Nguyen Thuy Linh diharapkan bisa terus meningkat prestasinya guna memberikan inspirasi bagi atlet bulutangkis Vietnam mewujudkan impian.
Namun di balik menterengnya prestasi Nguyen Thuy Linh saat ini di bulutangkis, sepertinya tidak banyak yang tahu jika dia sebenarnya nyaris pensiun dini dari profesinya ini pada usia 11 tahun.
Dilansir dari laman The Thao, media Vietnam itu menuturkan jika Nguyen Thuy Linh nyaris dipaksa ibunya untuk menyerah dengan bulutangkis karena khawatir tidak punya masa depan.
Selain itu, sang ibu juga khawatir jika Nguyen Thuy Linh akan jadi wanita maskulin karena profesinya sebagai atlet. Padahal keluarganya menghendaki dia jadi perempuan feminim.
1. Berkah Secangkir Teh Sang Kakek
Masih dilansir dari laman The Thao, kekhawatiran ibunya tersebut, sempat memaksa Nguyen Thuy Linh menjauh dari bulutangkis nyaris dua tahun lamanya.
Hanya saja, karena kecintaannya pada bulutangkis, rival Gregoria Mariska itu mendapatkan dukungan dari sang kakek yang membawanya kembali berlatih.
Nguyen Thuy Linh menjadi sering bergantung pada sang kakek untuk belajar akademik lalu berlatih bulutangkis. Sang kakek juga yang mempersiapkan semuanya demi Nguyen Thuy Linh.
Singkat cerita, untuk membuat suasana latihan tidak membosankan, kakeknya selalu ada cara untuk memotivasi Nguyen Thuy Linh, termasuk dengan menyuguhinya teh campur kesukaan.
Media The Thao menyebut, jika bukan karena secangkir teh manis buatan kakek, belum tentu cinta Nguyen Thuy Linh dengan bulutangkis terus bertumbuh.
Saat bakat Nguyen Thuy Linh mulai terbentuk, sang kakek yang paling menyemangatinya. Kakek juga yang mampu meluluhkan hati orang tua Nguyen Thuy Linh untuk merestuinya bermain bulutangkis.
Usai restu didapat dari orang tua, masa muda Nguyen Thuy Linh harus langsung dihabiskan dengan berhari-hari latihan bulutangkis. Tak ada kata menyerah dalam kamus hidupnya.
Hal yang membuat penghancur Gregoria Mariska itu memenangkan medali emas pertamanya pada usia 15 tahun. Dia juga menjadi sejarah di turnamen bulutangkis nasional Vietnam.
Enam tahun berselang, Nguyen Thuy Linh mampu menggeser Vu Thi Trang sebagai tunggal putri nomor satu Vietnam. Impian terbesarnya saat ini adalah tampil mewakili negaranya di hajatan besar Olimpiade 2024.
“Sebagian besar kegagalan saya sebelumnya adalah karena saya menciptakan terlalu banyak tekanan untuk diri saya sendiri. Ini adalah masalah yang saya coba atasi,” ungkap Nguyen Thuy Linh kepada The Thao.
Sumber: The Thao