Tolak Wawancara Usai Digeprek Hoki/Kobayashi, Kevin/Marcus Terancam Kena Sanksi BWF
FOOTBALL265.COM - Ganda putra bulutangkis Indonesia, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon, terancam terkena sanksi karena menolak diwawancarai di mixes zone usai dikalahkan Takuro Hoki/Hugo Kobayashi di Singapore Open 2023.
Kevin Sanjaya/Marcus Gideon kalah dari Takuro Hoki/Hugo Kobayashi dari Jepang dua set langsung 17-21, 9-21 di Singapore Indoor Stadium, Kamis (8/6/23).
Hasil ini memastikan Minions, julukan Kevin/Marcus, harus terhenti alias gagal lolos ke perempat final turnamen BWF World Super 750 tersebut.
Usai pertandingan tersebut, Kevin/Marcus diklaim tidak mau melakukan wawancara dengan awak media untuk memenuhi kewajiban usai memainkan pertandingan.
Hal tersebut diungkapkan salah satu wartawan asal Indonesia yang meliput langsung Singapore Open, Ainur Rohman, melalui cuitan di akun Twitter pribadinya.
Ainur Rohman awalnya menyoroti permainan Kevin/Marcus yang buruk pada set kedua. Kevin/Marcus dinilai terlalu banyak bikin kesalahan sendiri dan frustasi menghadapi Hoki/Kobayashi.
“Dan nggak mau diwawancara,” demikian bunyi cuitan Ainur Rohman.
Malah, pada cuitan ketiga, Ainur Rohman menyoroti hasil wawacara dirinya dengan Takuro Hoki/Hugo Kobayashi yang tampak puas bisa menaklukkan Kevin/Marcus.
“Hoki dan Kobayashi mengaku sangat nyaman menghadapi Marcus/Kevin dalam situasi lapangan dan shuttlecock yang cepat di Singapore Stadium,” tulis Ainur Rohman.
Tak pelak, pernyataan Ainur Rohman tersebut menuai pro dan kontra dari sejumlah badminton Lovers (BL) di dunia maya hingga muncul isu Kevin/Marcus terancam disanksi BWF.
1. BL Pecah Kubu, Kevin/Marcus Terancam Sanksi
Seorang BL membalas cuitan Ainur Rohman dengan komentar pedas, dengan meminta awak media seharusnya bisa bersikap lebih respek kepada pemain yang kalah di pertandingan.
“Jurnalis juga aneh wkwk. Lagi Underperform dan Kelihatan Banget Frustasi dan Capek sama diri sendiri. Hak para atlet yang begitu,’ tulis akun @Crewjy09.
“It's okay. Pekerjaan wartawan = wawancara. Pekerjaan minions = atlet = main bulu tangkis, bukan jadi narasumber. Kadang atlet juga butuh ruang privasi untuk berdamai dengan diri mereka sendiri. Menolak diwawancara bukan dosa besar, dan bisa dimaklumi karena itu bukan kewajiban tapi hak,’ tulis akun @sunflowerdo0
Selain itu, ada juga BL yang menyoroti aturan BWF soal kewajiban pemain melakukan wawancara atau akan dikenai sanksi dari BWF sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Kalau mau marah ya maraih BWF aja kenapa kasih aturan seperti ini. Bukan salah orang media yang ngejar atlet deh,” tulis akun @stefanyvonne yang juga mengunggah secarik aturan jika pemain menolak diwawancarai media.
Diketahui, berdasarkan regulasi BWF Part III, Section 1A General Competititon Regulations, Appendix 11 – Table of Offences and Penalties, setiap pemain wajib memenuhi permintaan media dalam suatu turnamen. Termasuk di antaranya ialah wawancara, baik di area mixed zone ataupun konferensi pers.
Bila gagal memenuhi kewajiban tersebut, maka pemain akan dikenai denda uang sebesar 250 dolar AS (sekitar Rp 3,3 juta) di pelanggaran pertama. Selanjutnya, di setiap pelanggaran, pemain dikenai denda uang sebesar 500 dolar AS (sekitar Rp 6,6 juta).
Sanksi tersebut pernah dijatuhkan kepada pemain Chinese Taipe, Chou Tien Chen saat menolak wawancara usai kalah di Indonesia Masters 2020.
Selain itu, sanksi serupa juga pernah dialami legenda bulutangkis China, Lin Dan, setelah dia tampil di Hong Kong Open 2017.
Meski demikian, belum diketahui apakah nantinya keputusan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon menolak wawancara usai kalah di Singapore Open 2023 juga akan disaksi BWF atau tidak.