Apa yang Membuat Fajar/Rian Terus Alami Penurunan Performa Termasuk di Indonesia Open?
FOOTBALL265.COM - Fajar/Rian tengah mengalami penurunan performa di sejumlah turnamen bulutangkis tahun ini, termasuk di Indonesia Open 2023, apa sebabnya?
Salah satu turnamen bulutangkis bergengsi di dunia, Indonesia Open 2023, telah resmi berakhir. Tuan rumah harus mengalami nasib tragis yakni tidak ada satupun wakilnya yang bisa juara di rumahnya sendiri.
Satu-satunya harapan ada di tangan Anthony Ginting. Sayang, pebulutangkis asal Cimahi itu kalah di final, Minggu (19/06/23) melawan unggulan nomor satu, Viktor Axelsen, dua set langsung 14-21, 13-21.
Gugurnya Ginting membuat Indonesia gagal merebut satu pun gelar. Tidak hanya Ginting, banyak pebulutangkis Merah Putih yang berstatus unggulan tetapi harus tumbang lebih cepat di rumah sendiri.
Salah satunya adalah ganda putra nomor satu dunia di ranking BWF, sekaligus unggulan pertama di Indonesia Open 2023, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Langkah Fajar/Rian hanya bisa sampai babak perempatfinal. Bertandingan di Istora Senayan, Jumat (16/06/23) petang WIB, Fajar/Rian kalah dua gim langsung dari ganda putra India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty.
Fajar/Rian takluk dengan skor 13-21, 12-21. Di final, Rankireddy/Shetty juga mengalahkan unggulan kedua, Aaron Chia/Soh Woii Yik 21-17, 21-18. Mereka pun menjadi juara Indonesia Open di ganda putra.
"Lawan bermain sangat bagus, kami kalah dari semua pola permainan dari mereka," kata Fajar Alfian dalam konferensi pers seusai laga.
"Kami sudah coba beberapa pola, baik defence, menyerang, tetapi memang mereka sangat bagus," ungkap Fajar melanjutkan.
Fajar/Rian pun akhirnya gagal mengoreskan tinta emas bersejarah di Indonesia Open 2023, karena ini akan jadi turnamen terakhir yang bakal di gelar di Istora, karena akan mulai pindah ke Indonesia Arena tahun depan.
1. Alami Penurunan Performa
Fajar/Rian mengalami tren negatif setelah menjuarai All England 2023 bulan Maret lalu. Mereka menang usai mengalahkan seniornya, Mohamad Ahsan/Hendra Setiawan di final dengan skor 21-17, 21-14.
Usai tampil di All England 2023, mereka mengikuti empat turnamen individu BWF selanjutnya, Spain Masters 2023. Alih-alih jadi motivasi usai juara All England, Fajar/Rian justru tampil mengecewakan di turnamen Super 300 itu.
Mereka kalah di perempatfinal dari pasangan China, Fang Chih Lee/Fang Jen Lee, 21-15, 20-22, 19-21.
Tidak berprestasi di Spain Master yang berstatus Super 300 tentu dimaafkan publik Indonesia, meski harusnya bisa juara mengingat lawan yang relatif lebih mudah.
Fajar/Alfian kemudian membuang kegagalan itu, dan fokus untuk bermain di Kejuaraan Asia, yang digelar di Dubai, Uni Emirat Arab.
Lagi-lagi Fajar/Alfian mengalami hasil jeblok. Mereka kembali terhenti di babak perempatfinal, dikalahkan wakil Malaysia unggulan kedelapan, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, 20-22, 15-21.
Setelah tumbang di Kejuaraan Asia, hasil Fajar/Rian selanjutnya malah lebih tragis. Pasangan yang karib disapa FajRi itu kalah dua kali beruntun di babak 32 besar.
Pertama, kalah di Malaysia Masters 2023 dari Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae 16-21 19-21 dalam 40 menit.
Kedua, kalah dari pasangan Inggris, Ben Lane/Sean Vendy 16-21 18-21 dalam waktu 42 menit di Singapore Open.
Terbaru, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto juga kalah di hadapan publik sendiri ketika berlangsung Indonesia Open. Mereka tersingkir di babak perempatfinal oleh Satwiksairaj/Chirag dengan skor menyedihkan 13-21 13-21.
2. Penyebab Penurunan Performa
Fajar Alfian mengakui bahwa performanya dan Rian memang tengah mengalami penurunan. Meski demikian, Fajar bertekad untuk latihan maksimal demi kembali ke performa terbaik.
Fajar mengaku selalu ingin jadi juara di setiap turnamen. Namun setiap turnamen ada kendala tersendiri.
"Mungkin kami pribadi pun ingin selalu bisa juara di setiap turnamen, cuma tiap pemain punya kendalanya masing-masing," ujar Fajar.
Dengan hasil jelek ini, Fajar mengaku sebagai alarm menjelang Olimpiade 2024. Pria itu mengaku ke depan target akan semakin sulit.
Kita akan banyak evaluasi karena ke depan target lebih sulit, ini mulai perhitungan Olimpiade. Semua ingin ke sana," kata pemain asal SGS PLN Bandung ini.
"Sekarang tren sedikit menurun. Mungkin menurun banget kalau dibilang. Ada kurang lebih sebulan untuk match berikutnya," kata Fajar.
"Itu harus dipersiapkan lebih baik lagi supaya menjaga dan meningkatkan permainan lagi," tutur Fajar menambahkan.
Penurunan performa yang dialami Fajar/Rian bahkan sampai menjadi sorotan media Malaysia, The Star. Mereka memuji kualitas Rankireddy/Shetty yang terus mengalami kemajuan dalam dua tahun terakhir.
"Rankireddy/Shetty menyebabkan salah satu kekecewaan terbesar di Indonesia Open," tulis The Star dalam salah satu artikelnya.
"Mereka mengalahkan favorit tuan rumah dan peringkat pertama dunia Fajar/Rian di perempat final," imbuhnya.