Kisah Wang Yihan: Nyaris Tanpa Restu, Depresi, Berujung Juara Dunia Bulutangkis
FOOTBALL265.COM - Mengulik kisah inspiratif Wang Yihan, eks tunggal putri China yang nyaris tanpa restu orang tua, sempat depresi, dan kini berujung emas Kejuaran Dunia Bulutangkis.
Dilansir media China, 163.com, Wang Yihan lahir di Shanghai pada 18 Januari 1988. Dia berasal dari keluarga yang sudah mencintai bulutangkis, terkhusus ibunya.
Sejak usia lima tahun, Wang Yihan sudah sering diajak sang ibu bermain bulutangkis meskipun masih sulit baginya menangkap setiap intruksi orang-orang dewasa.
Terlepas dari apapun itu, harus diakui jika kebiasaan yang ditularkan sang ibu, membuat Wang Yihan dibuat jatuh hati dengan olahraga.
Gurunya di Sekolah Dasar (SD) bahkan dibuat takjub dengan prestasi Wang Yihan yang sangat menonjol di mata pelajaran Pendidikan Jasmani, termasuk bulutangkis.
Singkat cerita di usia sembilan tahun, bakat Wang Yihan bermain bulutangkis memikat seorang pelatih ternama di China, Wang Pengren.
Wang Pengren saat itu langsung mendatangi orang tua Wang Yihan untuk meminta restu agar Wang Yihan menjadi muridnya.
Wang Pengren bersedia untuk melatih bulutangkis setiap sore untuk Wang Yihan setelah pulang dari sekolah. Usut punya usut, di momen ini orang tua Wang Yihan sempat dibuat bimbang.
Orang tua Wang Yihan takut jika sang putri nanti terganggu pelajaran sekolahnya jika terlalu disibukkan berlatih bulutangkis dengan Wang Pengren.
Meski nyaris tanpa restu, pada akhirnya orang tua Wang Yihan memberikan izin sepenuh hati untuk Wang Yihan bisa berlatih bulutangkis dengan Wang Pengren di Sekolah Olahraga Shanghai.
Komitmen tersebut sangat dipegang teguh oleh Wang Yihan meskipun pelatihannya sungguh tidak mudah. Apalagi pada usia 14 tahun, Wang Yihan sempat didera gejala hipertiroidisme.
Untuk sekadar diketahui hipertiroidisme adalah penyakit yang timbul akibat kadar hormon tiroid terlalu tinggi di dalam tubuh.
Kondisi itu yang membuat Wang Yihan gagal masuk ke tim nasional bulutangkis China dan kembali ke Sekolah Olahraga Junior di Shanghai.
Sempat depresi, untungnya Cheng Yan dan pelatih bulutangkis di Shanghai tidak menyerah pada Wang Yihan. Bahkan mereka mengirim dokter terbaik untuk membantu pemulihan Wang Yihan.
Kerja keras itu berbuah hasil manis dua tahun kemudian saat Wang Yihan resmi masuk tim nasional junior bulutangkis China. Dia sukses menyabet perunggu Kejuaaraan Dunia Junior Asia 2004.
1. Melegenda jadi Juara Dunia Bulutangkis
Kegemilangan Wang Yihan selama tiga tahun di level junior, membuat dia direkrut masuk ke tim nasional bulutangkis China.
Setahun berada di timnas senior, karier Wang Yihan disebut tak terlalu menonjol di antara bayang-bayang senior-seniornya seperti Xie Xingfang, Wang Xin, dan masih banyak lagi.
Kariernya bisa dibilang merekah saat usia 18 tahun kala dia menerima undangan tampil di World Cup 2006 menggantikan Lu Lan dan Zhu Lin yang cedera.
Tampil sebagai pengganti, siapa sangka jika Wang Yihan mampu memenangkan medali emas World Cup 2006 usai di final mengalahkan sang senior Xie Xingfang.
Sejak saat itu, karier bulutangkis sosok Wang Yihan menjadi tak terbendung hingga lahir julukan baginya sebagai ratu Superseries.
Terhitung sudah lebih dari 20 gelar Super Series dikantongi pebulutangkis putri berparas bak bidadari dengan tinggi semampai tersebut.
Capaian tertinggi lainnya bagi sosok Wang Yihan mungkin adalah keberhasilannya merebut medali emas Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2011.
Saat itu Wang Yihan memastikan emas Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2011 usai di final mengalahkan wakil Chinese Taipei, Cheng Shao-chieh dengan skor akhir 21-15 dan 21-10.
Satu-satunya penyesalan terbesarnya mungkin saat dia gagal merebut medali emas Olimpiade 2012 dan 2016 yang saat itu sebenarnya sudah di depan mata.
Ya saat itu di Olimpiade London 2012, Wang Yihan sudah susah payah menapaki final, namun harus berakhir dengan medali perak usai dikalahkan rekan senegara, Li Xuerui, 15-21, 23-21, 17-21.
Sementara di Olimpiade Rio 2016, Wang Yihan harus finis di perempat final dikalahkan wakil India, Pusarla Venkata Sindhu.
Namun begitulah kehidupan, tidak ada yang sempurna didapatkan seperti halnya perjalanan karier bulutangkis Wang Yihan.
Setelah pensiun usai Olimpiade 2016, Wang Yihan berusaha mencari kehidupan baru dan saat ini berbahagia menjalani biduk rumah tangga dengan seorang pria bernama Gu Zhengyi.