Memori Kelam Hong Kong Open Bagi Anthony Ginting: Tetap Berbesar Hati Meski Dicurangi Wasit
FOOTBALL265.COM – Anthony Sinisuka Ginting pernah menunjukkan kebesaran hatinya saat mengalami masa kelam di Hong Kong Open.
Pada pekan ini para pebulutangkis akan kembali unjuk gigi di Hong Kong Open 2023 bakal bergulir pada Selasa (12/09/23) hingga Minggu (17/09/23).
Indonesia tentu akan mengirimkan sejumlah wakil terbaik dan andalannya di turnamen yang merupakan BWF Super 500.
Para wakil Skuat Garuda tentu berlomba-lomba ingin meraih gelar juara di ajang bulutangkis bergengsi ini untuk mengumpulkan poin demi bisa lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Salah satunya ialah Anthony Sinisuka Ginting yang ingin kembali menembus babak pamungkas di Hong Kong Open 2023.
Anthony Ginting menjadi pebulutangkis unggulan kedua di nomor tunggal putra, dan difavoritkan menjadi peraih gelar juara.
Namun siapa sangka Anthony Sinisuka Ginting pernah nyaris menang, namun gagal karena ‘dicurangi’ oleh wasit.
Bahkan momen tersebut membuat tunggal putra andalan Indonesia itu sampai merasa marah dan kesal dengan keputusan wasit.
Momen ini bermula dari pertandingan sengit antara Anthony Ginting vs Lee Cheuk Yiu selaku wakil tuan rumah di babak pamungkas Hong Kong Open 2019.
Pertandingan pun berjalan sengit dalam rubber gim, di mana pada gim ketiga Anthony Ginting tertinggal 20-21 dari Lee Cheuk Yiu.
Saat berusaha tenang dan mencoba mencetak poin, sayangnya ia dianggap melakukan kesalahan yakni umpire menyatakan satu sambaran Anthony di depan net dinyatakan fault oleh wasit karena ujung raketnya dinilai melewati net.
Alhasil gelar juara pun diberikan untuk Lee Cheuk Yiu yang menang dengan skor 21-16, 10-21, dan 20-22, sedangkan Anthony Ginting langsung melayangkan protes dan kekesalannya. Akan tetapi ia tidak bisa berbuat banyak karena keputusan umpire sudah bulat.
Meski telah ‘dicurangi’ oleh wasit, namun Anthony Sinisuka Ginting terlihat kesal namun tetap menunjukkan kebesaran hatinya meski sudah tersakiti usai kalah dari Lee Cheuk Yiu di final Hong Kong Open 2019.
1. Anthony Sinisuka Ginting Kesal tapi Tetap Legowo
Anthony Sinisuka Ginting pun sempat mengungkapkan kekesalannya pasca pertandingan dan menjadi runner-up di Hong Kong Open 2023.
Ia juga menjelaskan pembelaannya terkait keputusan kontroversional yang dilakukan oleh umpire di babak final ajang S500 tersebut.
“Tentunya saya sangat kecewa, marah dan merasa keputusan wasit tidak fair. Ini terjadi di poin kritis dan saya merasa tidak ada yang salah. Tapi namanya permainan, saya harus bisa menerima, ada yang menang dan ada yang kalah,” kata Anthony, dilansir dari PBSI.
“Saya sudah mempersiapkan diri dengan baik, saya tahu Lee akan bermain dengan percaya diri di depan publiknya sendiri. Waktu di game kedua itu memang ada perubahan cara main karena kondisi angin,” sebut Anthony.
“Di game ketiga saat ketinggalan, saya ingat di babak sebelumnya saya pernah begini dan bisa menang, lalu saya semangat lagi dan bisa menyusul. Tapi akhirnya seperti ini. Saya kurang beruntung,” jelasnya.
Meski gagal menjadi juara dan meraih runner-up usai kalah dari Lee Cheuk Yiu, namun Anthony Sinisuka Ginting tetap berbesar hati.
Bahkan Anthony Ginting menunjukkan sportivitasnya dengan memberikan ucapan selamat untuk Lee Cheuk Yiu yang menjadi juara di Hong Kong 2019.
“Terima kasih Yesus atas berkat-berkat Mu dalam hidupku. Sekali lagi selamat, bro,” tulis Anthony Ginting di akun Instagram pribadinya.
Sementara itu, BWF sempat buka suara terkait keputusan wasit yang kontroversi di ajang Hong Kong Open 2019 lalu.
“Kami tidak bisa mengubah hasil tapi kami berkomitmen untuk membawa masalah ini ke otoritas yang lebih tinggi,” tulis BWF di media sosialnya.
"Tujuan kami sama dengan semua penggemar, untuk membuat bulutangkis menjadi olahraga yang lebih baik. Kami harap kejadian ini tidak mengubah persepsi Anda tentang apa itu BWF. Kami mencintai olahraga, kami mencintai bul tangkis, kami mencintai semua pemain. Peace,” jelasnya.
Kini Anthony Sinisuka Ginting siap kembali unjuk gigi di ajang Hong Kong Open 2023, yang sempat absen selama tiga tahun selama pandemi Covid-19.