Mengenal Sejarah Bulutangkis, Cabor Paling Dinantikan di Asian Games 2022
FOOTBALL265.COM – Mengenal dunia bulutangkis, salah satu cabang olahraga yang paling dinantikan di Asian Games 2022.
Sebentar lagi masyarakat di negara Asia akan menyambut pesta olahraga Asian Games 2022 yang berlangsung pada 23 September hingga 8 Oktober 2023.
Asian Games sejatinya digelar pada 2022, namun karena pandemi Covid-19 akhirnya ditunda dan digelar pada 2023.
Ini merupakan Asian Games edisi ke-19, dan akan diikuti oleh 37 cabang olahraga yang digelar di Hangzhou, China.
Sebanyak 37 cabor tersebut termasuk 28 cabor inti yang akan dipertandingkan di Olimpiade Paris 2024 pada tahun depan.
Indonesia sendiri menjadi salah satu negara unggulan yang meraih medali terbanyak di Asian Games yang digelar empat tahun sekali tersebut.
Indonesia terkenal menguasai sejumlah cabang olahraga, namun yang paling menonjol tentu saja bulutangkis.
Bagaimana tidak, Indonesia termasuk sebagai salah satu negara tradisional bulutangkis bersama tuan rumah China, Malaysia dan lainnya.
Bulutangkis memang telah menjadi bagian dari Asian Games sejak lama, yakni pertama kali dikenalkan sebagai olahraga demonstrasi pada kejuaraan 1958 di Tokyo, Jepang.
Kemudian bulutangkis akhirnya menjadi olahraga reguler pada Asian Games 1962 yang digelar di Jakarta, Indonesia.
Banyak yang belum mengetahuinya, untuk lebih lengkapnya, berikut sejarah singkat bulutangkis di Asian Games:
1. Sejarah Singkat Bulutangkis di Asian Games:
Bulutangkis awalnya masuk sebagai cabang olahraga regular di Asian Games pada 1962 di Jakarta, Indonesia.
Saat itu hanya empat sektor saja yang dipertandingkan, yakni nomor tunggal putra dan putri, ganda putra serta ganda putri.
Kemudian barulah pada Asian Games edisi berikutnya tahun 1966, di mana nomor ganda campuran akhirnya diperkenalkan.
Selain itu, cabor bulutangkis juga menggelar dua nomor yakni sektor individu dan beregu yang berlangsung secara beruntun.
Bulutangkis juga tercatat sudah 15 kali dipertandingkan di ajang empat tahunan ini, Indonesia pertama kali menggelarnya pada 1962.
Dilanjutkan di edisi Thailand (1966, 1970), Iran (1974), Thailand (1978), India (1982), Korea Selatan (1986), China (1990), Jepang (1994).
Lalu Thailand (1998), Korea Selaan (2002), Qatar (2006), China (2010), Korea Selatan (2014) dan Indonesia (2018) kemarin.
Sejumlah negara pun telah mengikuti cabor bulutangkis, namun ada lima negara pesaing teratas berdasarkan historisnya.
Kelima negara tersebut adalah China, Indonesia, Korea Selatan, Jepang, dan Malaysia. Namun tentu saja China menjadi negara terkuat di ajang ini.
Tercatat China berada di nomor pertama dengan memimpin raihan 107 medali di mana 43 di antaranya adalah medali emas.
Kemudian Indonesia berada di urutan kedua dengan 99 medali dengan rincian 28 emas. Lalu disusul oleh Korea Selatan berada di urutan ketiga sejauh ini dengan total 66 medali dengan 16 emas.
Rata-rata medali emas juga disumbangkan oleh para legenda bulutangkis dari masing-masing negara di Asian Games.
Contohnya sejumlah legenda bulutangkis asal Indonesia seperti Liem Swie King, Taufik Hidayat dan Susy Susanti.
Setelah hanya diikuti sejumlah negara saja, kini Asian Games akan diikuti 19 negara termasuk dari Nepal, Mongolia dan lainnya.
Hal ini juga bakal terjadi di Asian Games 2022 yang berlangsung di Hangzhou, China, pada 23 September hingga 8 Oktober 2023 mendatang.