Gregoria Jadi Tumbal, Aya Ohori Bongkar Rahasia Jadi 'Giant Killer' di Asian Games
FOOTBALL265.COM - Tunggal putri Jepang, Aya Ohori, membongkar rahasia dirinya berhasil menyingkirkan dua unggulan , Gregoria Mariska Tunjung dan Tai Tzi Ying dari bulutangkis Asian Games 2022.
Bertanding di Hangzhou, Binjiang Gymnasium, Kamis (05/10/23), Aya Ohori meraih kemenangan dua set atas Gregoria Mariska dengan skor akhir 21-10, 21-19 di babak perempat final.
Kemenangan atas Gregoria ini melanjutkan tren positif Aya Ohori selama Asian Games. Sebelumnya, Ohori berhasil menyingkirkan juara bertahan Tai Tzu Ying dari Chinese Taipei.
Hasil ini mengantarkan Aya Ohori mengamankan medali dan lolos ke semifinal Asian Games. Dia akan berhadapan dengan wakil tuan rumah, Chen Yufei, Jumat (06/10/23).
Berbicara usai pertandingan, Aya Ohori mengatakan bahwa kemenangan ini diraih karena sudah sejak awal mempersiapan diri baik secara fisik maupun pikiran atau mindset.
Aya Ohori yang menjadi tulang punggung Jepang setelah Akane Yamaguchi memutuskan mundur karena cedera sangat menyadari ada beban besar yang dipikulnya.
Terlebih, Aya Ohori bukanlah salah satu tunggal putri unggulan. Namun dia selalu menyetel pikiran bahwa mampu bertarung melawan pemain top mana pun, dia bisa melaluinya sampai ke semifinal.
“Toh kami kalah di kompetisi beregu, jadi sebenarnya saya sangat ingin menang. Di setiap permainan, Anda tidak akan pernah tahu sampai Anda mencoba permainan tersebut,” ujar Aya Ohori.
“Saya akan meluangkan waktu untuk memikirkan persiapan saya akan bermain, tapi satu hal yang bisa saya katakan, saya ingin melihat bahwa saya bisa bertahan dan bertarung melawan lawan manapun, tidak peduli seberapa bagusnya dia,” jelasnya.
Aya Ohori bisa dibilang tunggal putri yang paling disorot di Asian Games, karena dia satu-satunya pemain non-unggulan yang berhasil melaju ke semifinal usai melibas pemain top dunia.
1. Aya Ohori Manfaatkan Kesalahan Fatal Gregoria
Jika dirinya mampu mengalahkan Chen Yufei, dia akan menantang An Se-young yang lebih dulu melangkah ke final usai mengalahkan He Bingjiao dua set langsung 21-10, 21-13.
“Saya tidak berpikir siapa pun mengharapkan saya memenangkan medali. Yang membuat saya frustasi, orang-orang mengira saya tidak bisa mengalahkan pemain peringkat teratas. Namun hal itu hanya bisa dibuktikan dengan hasil,” ujar Aya Ohori.
Saat menghadapi Gregoria di babak perempat final Asian Games 2022 kemarin, Aya Ohori merasa sedikit kesulitan karena Gregoria memberi perlawanan sengit di set kedua.
“Kami tetap bertahan dan lawan saya (Gregoria) terlihat kuat usai interval game kedua, jadi saya sebisa mungkin harus bertahan,” terang Aya Ohori.
“Kami memasuki laga ini dengan harapan bisa menembus final, namun jika alurnya berubah di akhir pertandingan kedua, maka pertandingan terakhir akan berubah,” sambungnya.
Di atas kertas, Gregoria memang lebih unggul dari Aya Ohori. Bahkan, Gregoria mengantongi dua kemenangan dari dua pertemuan pertama melawan tunggal putri Jepang.
Namun, Aya Ohori bisa menangkap peluang dari turunnya permainan Gregoria Mariska, termasuk ketika tunggal putri Indonesia no. 7 dunia tersebut bermain terburu-buru.
Jika hanya melihat peringkatnya, lawan tentu lebih baik. Ini menurut analisis saya, tapi dari sudut pandang lawan, saya pikir peluang Gregoria lebih baik dari Tai Tzu Ying,” tambah Aya Ohori.
“Kalau mereka berpikir seperti itu, saya pikir itu akan menjadi peluang, jadi saya masuk ke lapangan dengan niat memanfaatkan peluang itu,” tandas Aya Ohori.
Menarik untuk dinantikan apakah Aya Ohori bisa melewati rintangan Chen Yufei dan lolos ke final Asian Games. Jika berhasil, ini akan menjadi salah satu kejutan dalam sejarah bulutangkis dunia.