We Are PBSI Bergema di Media Sosial, Firman Sampurna Jadi 'Buron' Badminton Lovers
FOOTBALL265.COM - PBSI dan Ketua Umum Firman Agung Sampurna, dicari-cari Badminton Lovers menyusul kegagalan Indonesia meraih satu pun medali di cabor bulutangkis Asian Games 2022.
Bulutangkis berduka di pesta olahraga terbesar se-Asia yang digelar di Hangzhou, China. Pasalnya, para wakilnya gagal membawa pulang satu pun medali di ajang ini.
Hal ini dipastikan setelah tiga wakil Indonesia tersisa, yakni Fajar/Rian, Anthony Sinisuka Ginting, dan Gregoria Mariska kompak tersingkir di babak perempat final.
Rekor terburuk pun tercipta. Untuk pertama kalinya dalam 60 tahun, Indonesia pulang tanpa meraih satu pun medali sejak bulutangkis dipertandingkan pada 1962.
Hal ini membuat PBSI menjadi sorotan para Badminton Lovers. Bakan, Ketua Umum PSS, Agung Firman Sampurna, banyak disebut di media sosial Twitter.
Kata kunci ‘PBSI’ dan ‘We are PBSI’ menjadi trending topic dan sudah disebut sebanyak 16.6 ribu di X hingga berita ini diturunkan pada hari Jumat (06/10/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
Bukan hanya itu, cuplikan video pernyataan lama Agung Firman Sampurna menjadi trending topic pula saat membeberkan prestasi para pebulu tangkis pelatnas PBSI.
“Saya hanya punya satu kalimat, ‘Kasihan… deh lo’. Gambarannya kurang lebih seperti itu. Tapi ya apa boleh buat, silakan Anda sakit sakit dan kejang-kejang. Kami punya prestasi yang sangat besar, momental…,” ujar Agung Firman Sampurna.
Amarah Badminton Lovers tampaknya tak terbentung. Banyak di antara mereka yang mendesak Agung Firman Sampurna dan Ketua Harian PBSI, Alex Tirta, didesak untuk mundur dari jabatan mereka.
1. Prestasi PBSI di Bawah Rezim Agung Firman Sampurna
Agung Firman Sampurna memenangi pemilihan Ketua PBSI ke-14 pada Musyawarah Nasional (Munas) di Serpong, Jumat (06/11/20).
Saat itu Agung Firman Sampurna menang secara aklamasi dengan suara sah 23 dukungan pengurus provinsi (Pengprov) PBSI dari 29 yang didaftarkan.
Pada awal era kepemimpinan Agung Firman Sampurna, prestasi Indonesia cukup melejit seperti keberhasilan Kevin Sanjaya dan kawan-kawan meraih Piala Thomas 2020 pada tahun 2021.
Kemudian di tahun yang sama, Indonesia berhasil mempertahankan tradisi emas Olimpiade melalui ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Tokyo 2020.
Seiring berjalannya waktu, dalam dua tahun terakhir, bulutangkis Indonesia justru mengalami kemunduran baik prestasi individu maupun beregu.
Para pemain minim prestasi dan beberapa kegagalan di Piala Thomas 2022, Piala Sudirman 2023, Piala Suhandinata 2023, dan terbaru Asian Games 2022.
Di Asian Games 2022 di Hangzhou, China, Indonesia tidak hanya gagal mengamankan medali di nomor beregu putra dan putri dan perorangan.
Pada nomor perorangan, satu-satunya harapan yang tersisa di babak perempat final, tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung kalah dari pemain Jepang, Aya Ohori 10-21, 19-21.
Gregoria pun menyusul jejak Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting yang juga kandas di babak perempat final.
Anthony Sinisuka Ginting, peraih medali perunggu Asian Games 2018 itu harus mengubur mimpinya kembali meraih medali setelah kandas di tangan wakil tuan rumah Tiongkok, Li Shi Feng dengan 13-21, 17-21.
Sementara Fajar/Rian lebih dulu terhenti usai dikalahkan pasangan Chinese Taipei Lee Yang/Wang Chi-Lin. Fajar/Rian takluk dua gim langsung 19-21, 18-21.