Chiara Marvella Tampil di Final WJC dengan Kondisi Cedera, Dokter PBSI ke Mana?
FOOTBALL265.COM - Chiara Marvella Handoyo tampil di final Kejuaraan Dunia Junior 2023 dengan kondisi cedera paha, membuat Badminton Lovers pertanyakan dokter PBSI.
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Chiara Marvella Handoyo harus puas meraih posisi runner-up di Kejuaraan Dunia Junior 2023, yang dIhelat di Spokane, Washington, AS.
Chiara Marvella Handoyo harus mengakui keunggulan pemain asal Thailand, Pitchamon Opatniputh, dengan skor telak 11-21 dan 9-21, dalam waktu 34 menit saja.
Chiara gagal memperagakan permainan terbaiknya pada pertandingan ini, pola permainannya terus dibaca lawan yang sudah berpengalaman di level senior.
Selain itu, Chiara sendiri beberapa kali menunjukkan ekspresi kesakitan di arena. Paha kanannya mengenakan kinesio tape untuk mengurangi rasa sakit.
Hal ini dimanfaatkan Pitchamon Opatniputh untuk mencuri poin demi poin, sampai akhirnya keluar sebagai juara. Chiara pun harus puas di posisi runner up.
"Puji Tuhan, tetap bersyukur bisa meraih posisi runner up. Tetapi saya juga merasa kecewa karena gagal mengibarkan bendera Merah-Putih," ungkap Chiara selepas laga.
"Saya penginnya bisa juara, tetapi dengan hasil ini, tetap harus disyukuri," tambah pebulu tangkis tunggal putri Indonesia kelahiran 14 Juni 2005 itu.
"Tadi kendalanya di lapangan, dari sisi tempo permainan, saya diatur lawan terus. Saya tidak bisa keluar dari tekanan lawan," tukas Chiara.
Chiara memang tidak menyebutkan cederanya, tetapi setiap mata bisa menilai seperti apa perjuangan Chiara bertanding dengan kaki yang cedera. Lantas, kemana sebenarnya dokter dan fisioterapi Pelatnas PBSI?
1. Chiara dan Cedera Atlet PBSI
Chiara Marvella Handoyo bukan satu-satunya atlet bulutangkis Indonesia yang bertanding dalam kondisi cedera. Daniel Marthin juga bertanding di Asian Games dengan balutan tape.
Tak lupa, Shesar Hiren Rhustavito absen selama beberapa bulan karena cedera yang tak kunjung sembuh. Kini, Apriyani Rahayu menyusul cedera dan retired dari Asian Games.
Pemilik akun Facebook Amazing Badminton Community menuliskan pesan menohok kepada PBSI dan staf medisnya, karena seolah tidak menangani cedera para atlet dengan baik.
"Sampai pemain juniornya aja juga cedera, tapi mampu persembahkan perak WJC. Yakin kalau Chiara segar bugar, dia bakal mampu meladeni si Pink," tulis akun tersebut.
"Ayo dong tenaga medis We Are PBSI, upayakan pengobatan maksimal dong buat para pemain. Ini nggak junior sampai senior semua anggota tubuh dibebat lakban."
"Jadi keingat Koh Sinyo (Marcus Gideon) langsung berobat sendiri ke luar negeri biar cepet sembuh. Mungkin tau kalau penyembuhan di Ijo (PBSI) cuma ala kadarnya kali."
Hal ini juga menjadi pertanyaan Badminton Lovers. Apakah dokter dan fisioterapi PBSI sudah bekerja dengan baik, dan mengapa banyak atlet yang cedera atau loyo di babak rubber.
"Jangan kayak yang lalu, atlet cedera tidak ditangani serius, cedera berlanjut, atlet malah didegradasi, padahal atletnya punya prestasi," kata akun Facebook Alfi Syah**.
"Cedera ringan ga segera diatasi, dianggap biasa, lama-lama tambah parah, kasian atlet. Pengurusnya ngerti kebutuhan atlet apa ngga sih sebenernya," kritikan dari akun Imelda**.
"Ini PBSI menghemat anggaran. Upaya untuk atlet cedera ala kadarnya. Gimana atlet mau tampil prima kalo fisiknya saja tidak diperhatikan," timpal akun Chachame**.