Bagas/Fikri Blak-blakan Merasa 'Dicurangi' Umpire hingga Kandas di Kumamoto Masters
FOOTBALL265.COM - Pasangan ganda putra Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri blak-blakan merasa dicurangi oleh umpire, hingga kandas di Kumamoto Masters 2023.
Bertanding di Kumamoto Prefectural Gymnasium, Selasa (14/11/23), Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri harus mengakui keunggulan Akira Koga/Taichi Saito di angka 18-21, 16-21.
Sejak menit awal, pasangan tuan rumah sebenarnya memang sudah mendominasi atas Bagas/Fikri. Wakil Indonesia tertinggal 1-7, lalu interval di angka 4-11.
Selepas turun minum, Bagas/Fikri mulai memangkas ketertinggalan jadi 14-17. Mereka terus menekan pasangan Akira Koga/Taichi Saito hingga mepet di angka 16-17.
Sayangnya di tengah tren positif itu, ada satu keputusan umpire yang tidak menguntungkan. Pasalnya, pengembalian Bagas masih terkena garis, tetapi dianggap out oleh hakim garis.
Bagas melakukan protes cukup keras, sampai umpire alias wasit lapangan meminta bantuan dari wasit turnamen. Laga pun dilanjutkan dengan kekecewaan pemain Indonesia.
Saat bermain dengan hati dongkol, Bagas/Fikri tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik. Mereka pun kalah 18-21 di game pertama.
Memasuki game kedua, Bagas/Fikri coba melupakan sakit hatinya dan fokus dalam meladeni Akira Koga/Taichi Saito. Pasangan Indonesia sempat unggul tipis di angka 5-4.
Bagas/Fikri masih bisa menjaga keunggulan sampai interval 11-8, namun setelah itu mereka lakukan banyak kesalahan yang membuahkan poin cuma-cuma untuk lawan.
Harus diakui, permainan Bagas/Fikri di game kedua jauh dari harapan. Ada banyak bola mati ataupun membentur net. Akira Koga/Taichi Saito membalikkan angka jadi 16-21.
1. Bagas/Fikri Buka Suara soal Umpire Kumamoto Masters
Selepas pertandingan, pasangan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri tidak bisa menyembunyikan kekecewaan mereka karena merasa dipermainkan oleh wasit atau umpire.
"Tadi kami kalah start duluan. Lama tidak ketemu juga, jadi sedikit kaget dengan permainan lawan. Setelah pelan-pelan bisa mengejar dan menemukan pola, sayang kami tetap kalah," ungkap Bagas.
"Hasil akhirnya tidak seperti yang diinginkan. Game pertama skornya kejauhan, tertinggal 1-7. Tadi adaptasinya juga kurang cepat, masuk lapangan kurang in," timpal Fikri.
Bagas membenarkan salah satu alasan yang membuat mereka hilang fokus adalah ketika umpire memutuskan bola keluar, ketika skor sengit 17-17.
"Tadi sempat terganggu insiden yang tidak diingingkan, poin 17-17 jadi 17-18 untuk lawan. Pukulan kami masuk, tapi dinyatakan keluar," ungkap pebulu tangkis 22 tahun tersebut.
"Game kedua sebenarnya kami mulai enak permainannya. Sayang setelah interval kami banyak kesalahan sendiri dan tersusul. Kami banyak kehilangan poin," lanjut Bagas lagi.
Senada dengan Bagas, Fikri juga dongkol dengan keputusan umpire yang seolah berpihak kepada tim tuan rumah.
"Sayang ada keputusan umpire pada poin 17-17 yang tidak tepat, membuat konsentrasi kami juga terpengaruh. Bola itu masuk, tetapi dinyatakan keluar. Agak kesal juga," ungkap Fikri.
"Pada game kedua, kami mencoba bermain lebih tenang dan ternyata bisa unggul 11-8 di interval game kedua," tutur pemain spesialis ganda putra itu.
"Sayang setelah itu, kami banyak kesalahan sendiri dan terkejar. Permainan kami jadi tidak oke dan kalah. Setelah kalah, ya kami akan mencoba lagi," janji Fikri.