Klan Wijaya, Keluarga Bulutangkis yang Setara Mainaky Kantongi Medali Emas Olimpiade
FOOTBALL265.COM – Mengulas Klan Wijaya, keluarga legendaris di dunia bulutangkis selain Mainaky yang mampu meraih beragam gelar juara termasuk medali emas Olimpiade.
Indonesia diketahui memang memiliki beberapa keluarga andal dalam olahraga bulutangkis. Sebut saja keluarga Mainaky yang berisikan para legenda seperti Richard Mainaky, Rexy Mainaky yang meraih medali emas di Olimpiade, Rionny Mainaky dan lainnya.
Lalu ada juga kakak beradik Markis Kido, Bona Septano dan Pia Zebadiah Bernadet. Selain itu terdapat Keluarga Wijaya, yang menambah panjang kisah sukses keluarga bulutangkis di Indonesia.
Indra, Candra, Rendra hingga Sandrawati Wijaya merupakan empat bersaudara yang semuanya berkecimpung di dunia tepok bulu dan mencetak berbagai prestasi.
Empat bersaudara tersebut memang besar dan tumbuh dari keluarga yang mencintai dunia bulutangkis.
Ayahnya, yakni Hendra Wijaya merupakan mantan pemain bulutangkis sekaligus pemilik PB Rajawali yang ada di Cirebon, Jawa Barat.
“Papi saya Hendra Wijaya mantan pemain Jawa Barat, beliau seangkatan dengan Christian Hadinata dan Iie Sumirat jadi keluarga saya memang suka olahraga, khususnya bulutangkis,” ucap Candra Wijaya kepada FOOTBALL265.COM.
Bakat di dunia olahraga pun ternyata diturunkan kepada keempat anaknya yang telah sukses khususnya sebagai pemain maupun pelatih bulutangkis.
Indra Wijaya merupakan anak pertama yang sebelumnya sempat menjadi pemain tunggal putra, dan mencetak sejumlah prestasi gemilang.
Salah satu catatan terbaiknya sebagai pebulutangkis ialah menjadi juara di Kejuaraan Dunia Junior 1991, dan di Polandia Open 1994.
Tak lama menjadi pemain profesional, Indra akhirnya memutuskan pensiun dan banting stir menjadi pelatih bulutangkis.
Ia pernah menjadi pelatih di Korea Selatan selama tiga tahun (2013-2016), lalu melanjutkan kariernya di Malaysia pada 2016-2021 dan sempat menangani Lee Zii Jia pada Februari hingga November 2022.
Setelah itu Indra Wijaya memutuskan untuk pulang kampung ke Indonesia dan menjadi kepala pelatih tunggal putri PBSI hingga saat ini.
1. Candra Wijaya
Yang paling terkenal tentunya, Candra Wijaya. Anak kedua dari empat bersaudara ini bisa dibilang paling sukses di dunia bulutangkis.
Bagaimana tidak, sederet gelar juara mampu diraihnya. Namun yang paling prestisius adalah mampu mempersembahkan medali emas pada Olimpiade 2000 di Sydney, bersama Tony Gunawan.
Candra Wijaya sendiri mengaku bahwa dirinya awalnya sempat mendapatkan paksaan untuk menjadi pebulutangkis.
Namun arahan orang tuanya pun berbuah manis, di mana dirinya akhirnya berkomitmen ini membanggakan nama keluarga dan negara. Keinginannya pun akhirnya terwujud.
“Ini berkat kedua orang tua saya, khususnya Papi saya yang mantan pemain. Awalnya saya diarahkan dan bahkan dipaksakan, saya diminta memilih dan pada akhirnya berkomitmen menjadi pebulutangkis untuk mengharumkan nama keluarga, bangsa dan negara,” jelasnya.
Selain medali emas di Olimpiade Sydney 2000, ada sejumlah prestasi lainnya yang dicapai oleh Candra Wijaya.
Yakni sempat meraih medali emas di Kejuaraan Dunia pada 1997, lalu runner-up pada edisi 2003 dan 2005, di mana semuanya diraih bersama Sigit Budiarto.
Gelar yang tak kalah gemilangnya ialah dua medali emas di SEA Games pada 1997 dan 2001 dengan pasangan yang sama.
Lalu meraih 32 gelar juara dan 14 runner-up di edisi BWF Grand Prix dalam kurun waktu 1994 hingga 2008, yang diraihnya dengan pasangan yang berbeda mulai dari Ade Sutrisna, Sigit Budiarto, Bambang Suprianto, Halim Haryanto hingga Tony Gunawan.
Membahas gelar juara yang diraih oleh Candra Wijaya pun tak ada habisnya karena begitu banyaknya ia menyumbangkan title untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Maka tak heran jika dirinya menjadi salah satu pemain ganda putra terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia di mata dunia.
Candra Wijaya sendiri saat ini masih menggeluti dunia bulutangkis dengan menjadi pemilik sekaligus pelatih di Daihatsu Yonex Sunrise Candra Wijaya International Badminton Centre yang ada di Tangerang.
2. Rendra Wijaya
Rendra sempat mengikuti jejak sang kakak yakni Candra dengan bermain di nomor ganda. Kemampuannya juga tak usah diragukan lagi.
Rendra Wijaya sampai-sampai sempat mendapatkan julukan “Raja Sirnas” karena prestasinya di ajang Sirkuit Nasional. Ia begitu digdaya bersama Rian Sukmawan di kancah bulutangkis nasional.
Penampilannya bisa dibilang cukup eksentrik. Tak jarang ia tampil dengan sepatu belang alias kiri dan kanan berbeda tipe dan warna.
Tetapi justru di situlah ciri khasnya. Penampilannya unik juga kerap ditiru oleh pemain-pemain lain pada masanya.
Pada 2008, ia pernah menyabet gelar juara Spanish Open, Finnish International, Austrian International, Dutch Open, dan lainnya.
Menurut Candra Wijaya, saat ini Rendra Wijaya kini banting stir dengan menjadi seorang pelatih di PB Djarum yang berada di Kudus.
“Rendra sekarang (melatih) di PB Djarum, Kudus,” ucap Candra mengenai kabar terbaru sang adik.
Sandrawati Wijaya
Adik perempuan mereka yang paling bungsu, Sandrawati Wijaya, juga sempat meramaikan khasanah bulutangkis putri terutama di ajang nasional.
Tak tanggung-tanggung, bahkan Sandrawati pernah mengalahkan pemain hebat sekelas Tai Tzu Ying saat dirinya masih aktif bermain.
Sandrawati pernah mengalahkan Tai Tzu Ying selaku mantan ratu tunggal putri dunia dengan skor 21-11 dan 21-13 di ajang Indonesia Surabaya Challenge 2007 silam.
Momen langka yang nampaknya hingga saat ini belum bisa dilakukan oleh tunggal putri Indonesia masa kini, seperti Gregoria Mariska yang bahkan belum pernah menang dan selalu kalah dalam delapan pertemuan dengan Tai Tzu Ying.
Setelah pensiun, hebatnya Sandrawati Wijaya memutuskan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga sekaligus sesekali melatih di Daihatsu Yonex Sunrise Candra Wijaya International Badminton Centre.
“Adik saya Sandra, selain menjadi ibu rumah tangga juga ikut membantu saya melatih regular di Serpong,” tutupnya.