Mengenal Arbi Bersaudara, Klan Bulutangkis Indonesia yang Ditakuti Dunia
FOOTBALL265.COM – Mengulas kisah Arbi Bersaudara, keluarga bulutangkis Indonesia yang namanya ditakuti dunia.
Indonesia menjadi salah satu negara adidaya yang memiliki sejarah yang panjang di dunia bulutangkis.
Banyak para pemain papan atas, pelatih hingga legenda yang tersebar luas di Indonesia maupun di luar negeri.
Bahkan Indonesia memiliki sejumlah keluarga yang berkecimpung di dunia tepok bulu, sebut saja klan Mainaky, Wijaya hingga yang tak boleh ketinggalan ialah Arbi Bersaudara.
Arbi Bersaudara yakni Hastomo Arbi, Eddy Hartono dan Hariyanto Arbi lahir dari pasangan Ang Tjin Bik (Arbi) dan Goei Giok Nio (Sri Hastuti), tiga Arbi bersaudara selalu berhasil melahirkan beragam prestasi di kancah internasional.
Melansir dari pbdjarum.org, prestasi Arbi bersaudara yang menggemparkan jagat bulutangkis internasional berlangsung pada periode 1970-an sampai 1990-an.
Selebih lengkapnya, berikut ulasan singkat prestasi dari tiga Arbi Bersaudara di dunia bulutangkis internasional:
Hastomo Arbi
Hastomo Arbi merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang lahir di Kudus pada 5 Agustus 1958 silam, yang juga memberikan andil besar pada bulutangkis Indonesia.
Dirinya menjadi bagian dari tim bulutangkis Tanah Air dalam merebut Piala Thomas 1984 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Prestasi membanggakan Hastomo Arbi lainnya adalah menjadi runner-up lima kali di turnamen Indonesia Open, Malaysia Open, China, dan Chinese Taipei Open.
Kemudian secara gemilang menjadi bagian dari tim bulutangkis putra Indonesia yang meraih medali emas di ajang SEA Games tiga kali beruntun pada tahun 1979, 1981, dan 1983.
1. Eddy Hartono Arbi
Jejak Hastomo Arbi pun diikuti oleh sang adik yakni Eddy Hartono, yang bermain dua kaki yakni di nomor ganda putra dan campuran.
Eddy bermain dengan pasangan hebat di ganda campuran, salah satunya adalah Erma Sulistianingsih dan Verawaty Vajrin
Tercatat, pasangan Eddy Hartono/Verawaty Vajrin telah menyumbangkan berbagai gelar salah satunya ialah juara di Indonesia Open 1989, Dutch Open 1989, Malaysia Open 1988.
Selain itu juga berhasil meraih medali perak di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 1989, serta perak di Asian Games 1990 silam.
Sementara di ganda putra prestasinya jauh lebih mentereng. Ia tercatat pernah berduet dengan beberapa nama-nama besar seperti Hadibowo, Liem Swie King, Rudy Gunawan, hingga Richard Mainaky.
Namun duetnya bersama Rudy Gunawan terbilang yang paling sukses di ganda putra. Salah satu paling mentereng ialah Eddy Hartono/Rudy Gunawan meraih medali perak di Olimpiade Barcelona 1992.
Hariyanto Arbi
Lain Hastomo Arbi dan Eddy Hartono, lain pula Hariyanto Arbi yang memilih bermain di sektor tunggal putra mengikuti jejak kakak pertamanya, Hastomo Arbi.
Meski berada di bawah bayang-bayang kakak sulungnya, tetapi Hariyanto Arbi nyatanya mampu tampil tak kalah gemilang.
Bahkan Hariyanto Arbi merupakan salah satu pebulu tangkis kebanggan Indonesia yang memiliki julukan pemilik smash 100 watt.
Salah satu prestasinya ialah Hariyanto Arbi rupanya menjadi bagian penting dalam sejarah tim bulutangkis Indonesia merebut Piala Thomas empat kali berturut-turut yakni 1994, 1996, 1998 dan 2000.
Hariyanto Arbi juga berhasil menjadi Juara Dunia pada tahun 1995 usai mengalahkan wakil Korea Selatan, Park Sung-woo.
Terakhir, gelar-gelar Hariyanto Arbi di level Super Series juga sangat luar biasa, di mana ia berhasil meraih gelar juara All England sebanyak 2 kali pada tahun 1993 dan 1995 serta gelar-gelar lainnya di Japan Open, Singapore Open dan lain sebagainya yang tak kalah mentereng.