Beberapa tahun terakhir tak terhitung banyaknya pesepakbola liga utama yang merajah tubuh mereka. Mulai dari lengan, kaki, hingga badan. Pemain Internasional maupun nasional ramai-ramai tatoan. Nampaknya hal ini harus mereka hentikan jika tak mau performa di lapangan menurun.
- Usai Kalahkan McGregor, Mayweather Pamer Belanja Sepatu Mahal
- Masih Cedera, Begini Kondisi Terkini Striker Persib Bandung
- Aksi Menyamar Suporter Indonesia Jadi Sorotan Sederet Media Malaysia
- Gagal Juara, Media Malaysia Sebut Blunder Kiper Sebagai Tragedi yang Terulang
- Raih Medali Perunggu, Timnas Indonesia Dapat 'Hadiah' Kepiting
Ya, seorang ahli kesehatan bernama Dr Ingo Frobose dari Jerman mengklaim jika tato memiliki dampak buruk penampilan pesepakbola. Tak hanya itu, jika mereka cedera maka penyembuhannya akan lebih lama lantaran tinta yang dipakai lama kelamaan bakal menjadi racun.
Frobose bahkan menyerukan pemilik klub-klub bola untuk melarang pemain mereka bertato. "Para pemilik boleh tak peduli dengan kelakuan mereka, tapi harus peduli dengan kesehatan pemainnya. Mereka bertanggung jawab akan hal itu," ujar Frobose seperti dikutip dari Thesun.co.uk, Rabu (30/08/17).
Beberapa penelitian membuktikan pemain bola bakal memiliki penurunan kemampuan sebanyak 3 - 5 persen setelah ditato. Ini lantaran setengah dari tinta rajah bakal bercampur dalam darah dan bukan cuma tertinggal di kulit.
Jika saja terkena cedera dan berhasil sembuh, maka kemampuan si pemain tak akan sekeren dulu. Bahkan tinta tersebut akan berakhir di kelenjar getah bening yang nantinya bisa menjadi kanker. Tato juga bisa mempengaruhi kerja tubuh untuk mengeluarkan keringat dan menjaga temperatur suhu badan. Hmm, nampaknya atlet bola Indonesia juga harus bebas tato juga ya, guys.