SEA Games 2017

Pembagian Tiket Bermasalah, Federasi Sepakbola Malaysia 'Buang Badan'

Rabu, 30 Agustus 2017 05:39 WIB
Editor: Rizky Pratama Putra
© Arum Kusuma Dewi/Football265.com
Kondisi Stadion Shah Alam pukul 12.00 waktu Malaysia. Copyright: © Arum Kusuma Dewi/Football265.com
Kondisi Stadion Shah Alam pukul 12.00 waktu Malaysia.

Malaysia disebut tidak seimbang dalam memberlakukan pembagian tiket pada laga genting di cabang sepakbola SEA Games 2017. Pihak tuan rumah dianggap tidak serius untuk membagikan jatah tiket bagi lawan mereka di babak semifinal dan final.

Hal ini terjadi saat Malaysia bersua Indonesia di babak semifinal, yang berlangsung di Stadion Shah Alam, Selangor, Sabtu (26/08/17) lalu. Saat itu, Indonesia seharusnya mendapat jatah 10 ribu tiket dari 80 ribu kursi yang menjadi kapasitasnya.

© Arum Kusuma Dewi/INDOSPORT
Suporter Timnas Indonesia di sekitar Stadion Shah Alam. Copyright: Arum Kusuma Dewi/INDOSPORTSuporter Timnas Indonesia di sekitar Stadion Shah Alam.

Namun kenyataannya, para pendukung Indonesia harus berusaha keras utuk mendapatkan tiket ini. Bahkan para pendukung yang sudah menunggu sejak pagi untuk mendapatkan tiket di loket stadion harus kecewa.

Pasalnya, belum lama dibuka, pihak penyelenggara menyatakan bahwa tiket sudah habis. Kenyataannya, para pendukung Indonesia yang datang kurang dari 10 ribu orang.

© Arum Kusuma Dewi/Football265.com
Antrian di loket dari jam 10:30 waktu setempat belum dibuka dan sudah mulai banyak yang ricuh. Copyright: Arum Kusuma Dewi/Football265.comAntrian di loket dari jam 10:30 waktu setempat belum dibuka dan sudah mulai banyak yang ricuh.

Pun demikian dengan pendukung Thailand yang merasa 'dicurangi' soal tiket final. Para pendukung mengaku hanya ada 5 ribu tiket yang diberikan kepada mereka pada laga puncak ini.

Berangkat dari persoalan ini, pihak FAM pun enggan bertanggung jawab. Induk sepakbola tertinggi Malaysia ini berkilah bahwa persoalan tiket murni kebijakan dari Malaysia Organizing Committee (MASOC).

© Berita Harian
Sejumlah suporter dengan tiket untuk menyaksikan final sepakbola SEA Games 2017. Copyright: Berita HarianSejumlah suporter dengan tiket untuk menyaksikan final sepakbola SEA Games 2017.

Hal ini diungkapkan oleh Datuk Hamidin Mohd Amin selaku Sekretaris Jenderal FAM. Datok Hamidin sendiri menyatakan bahwa pihaknya tidak ada urusan dengan persoalan tiket tersebut.

"Saya ingin menjelaskan di sini bahwa semua urusan penjualan tiket bagi laga sepakbola dan futsal sepanjang gelaran SEA Games 2017 ini, termasuk bagi pertandingan final sepakbola lelaki malam ini, adalah di bawah pengelolaan Sekretariat Kuala Lumpur 2017 (MASOC) dan Kementerian Belia & Sukan (KBS) sepenuhnya, bukannya Persatuan Bola Sepak Malaysia (FAM) maupun Perkongsian Liabiliti Terhad Bolasepak Malaysia (FMLLP)," ujar Datuk Hamidin Mohd Amin seperti dikutip dari Berita Harian.

© thestar.com.
Ribuan penonton rela mengantri panjang untuk mendapatkan tiket pertandingan antara Malaysia vs Thailand. Copyright: thestar.com.Ribuan penonton rela mengantri panjang untuk mendapatkan tiket pertandingan antara Malaysia vs Thailand.

Kekacauan penjualan tiket ini sendiri sempat membuat sejumlah pihak menuding FAM harus bertanggung jawab. Hal ini sempat pula membuat Datuk Hamidin naik pitam.

"Sebagai mewakili FAM, saya berasa kesal kerana terdapat segelintir pihak yang tetap mau menyalahkan FAM apabila terjadi kekacauan dalam hal penjualan tiket pertandingan akhir ini, sedangkan pihak kami hanya berperan dalam urusan berkaitan teknis pertandingan dalam cabang sepakbola dan futsal sepanjang KL 2017," tegas Datok Hamidin.

Selaku tuan rumah, Malaysia dinilai gagal dalam menyelenggarakan SEA Games 2017 kali ini. Sejumlah kekacauan, seperti kesalahan soal bendera negara yang melibatkan Indonesia dan sejumlah negara adalah salah satunya.

Selain itu, aroma kecurangan pada beberapa cabang olahraga juga menjadi perhatian khalayak ramai. Hal ini sudah sepantasnya menjadi perhatian bagi INASGOC yang akan menjadi panitia penyelenggara Asian Games 2018, untuk tidak mengulangi pengalaman Malaysia ini.