Agenda pesta politik kembali menang dibanding even sepakbola. Hal itu menyangkut izin keramaian, di mana kedua hajatan itu sama-sama berpotensi mengerahkan massa dalam jumlah besar.
Kesulitan mendapatkan izin kepolisian, kini mengancam Madura United. Bersamaan dengan konsentrasi Pilkada, turnamen Suramadu Super Cup (SSC) terancam tidak bisa dilangsungkan di Madura sesuai rencana awal.
"Saat ini di Bangkalan juga sedang fokus Pilkada. Maka, pihak kepolisian ingin mengurangi eskalasi massa," kata Manajer tim MU, Haruna Soemitro.
Panita Pelaksana (Panpel) MU sebelumnya sudah mengajukan permohonan rekomendasi terkait gelaran SSC yang dimulai pada 8 Januari nanti. Rencananya, turnamen pramusim itu diikuti empat tim dengan format home tournament di Stadion Gelora Bangkalan, Madura.
Namun, Panpel MU pun sudah menyiapkan antisipasi jika izin keramaian tidak diterbitkan Polres Bangkalan. Tim berjulukan Sape Kerrap itu langsung menunjuk Stadion Gelora Delta di Sidoarjo, sebagai venue SSC.
"Kami pilih Sidoarjo karena sebagai tes kesiapan jika memang lolos ke AFC Cup nantinya," beber Haruna.
Pindah ke Sidoarjo memang menjadi alternatif tepat dibanding ke Stadion Gelora Pamelingan di Pamekasan. Sidoarjo memiliki akses yang baik dalam transportasi, berikut fasilitas pendukungnya seperti hotel dan dekat dengan bandara.
"Tim tamu juga sudah booking hotel di Surabaya. Jadi tidak mungkin kalau dipindahkan ke Pamekasan," tambahnya.
Terkait SSC, ada perubahan dalam hal tim pesertanya. Persebaya Surabaya yang tak kunjung memberi kepastian, akhirnya digantikan Persija Jakarta, melengkapi Persela Lamongan dan Kedah FA Malaysia, selain Madura united sebagai tuan rumah.