Laga big match Sriwijaya FC melawan Arema FC di Stadion Manahan, Solo, Minggu (04/02/18), bakal sulit diprediksi siapa yang bakal keluar sebagai pemenang. Kedua tim sama-sama punya materi pemain berkualitas dan permainan yang berkelas.
Meski serangan bakal silih berganti di laga ini, kedua tim punya pemain bertahan yang kokoh. Karena itu, peluang pertandingan berakhir imbang sangat besar. Bukan tidak mungkin, pemenang bakal ditentukan lewat drama adu penalti.
Pelatih SFC Rahmad Darmawan pun mulai memperhitungkan hal itu, sehingga seluruh pemain diminta satu persatu menjadi algojo penalti. Sampai pemain berhasil mencetak gol, RD meminta pemain terus mengulang tendangan.
Sementara RD sendiri, terus mengamati sepakan anak asuhnya dari dekat gawang Stadion Bumi Sriwijaya, yang dijaga Teja Paku Alam bergantian dengan Sandi Firmansyah. Usai latihan, RD mengatakan, saat pertandingan harus ditentukan lewat drama adu penalti, pemenangan bakal ditentukan banyak faktor. Salah satunya mental pemain yang ditunjuk menjadi eksekutor.
“Kualitas dan teknik nomor dua saat adu penalti atau saat harus mengeksekusi penalti. Mental yang lebih bermain di sini,” ungkap Rahmad Darmawan.
Mental akan menentukan sepakan dari sang pemain saat menjadi eksekutor. Sementara skill saat pertandingan, tak bisa menjadi cerminan ia bakal sukses menjalankan tugas sebagai eksekutor.
Tak hanya soal eksekutor, Teja dan Sandy pun perlu dipersiapkan lebih matang lagi. Andai memang pertandingan harus ditentukan lewat drama adu penalti, kedua kiper harus siap dengan situasi itu. Tekanan penjaga gawang juga akan sangat besar, karena mereka menjadi penentu atau kunci dari kemenangan tim.
“Latihan penalti juga melatih kiper dalam mengantisipasi tendangan penalti, jika nantinya diperlukan,” ucapnya.