Timnas Indonesia U-16 saat ini sedang menjalani pemusatan latihan untuk kemudian mengikuti Turnamen Jenesys yang berlangsung 8-12 Maret 2018 mendatang di Jepang. Sebagai persiapan, para pemain tidak hanya dibekali soal skill olahbola, fisik dan teknik tetapi juga hal lain di luar si kulit bundar terutama soal adaptasi dengan lingkungan.
Untuk itu, 25 pemain yang ada diberi materi pelajaran soal bahasa dan budaya Jepang. Hal ini cukup penting mengingat Rendy Juliansyah dan kawan-kawan juga akan diajak keliling ke beberapa tempat, bersosialisasi dan melihat perkembangan budaya masyarakat Jepang serta pertukaran budaya dari negara-negara peserta.
Trekait hal itu, PSSI kemudian mendapat bantuan dari Japan Foundation, dimana tiga pengajar dari Jepang Akira Takayama, Satoshi Hachiya dan Toshiya Takano, dibantu pengajar bahasa Jepang dari Indonesia Meivy Pangerapan membantu para pemain untuk berlajar secara santai.
- Jelang Berangkat ke Jepang, Timnas U-16 Alami Masalah Serius
- Ubah Haluan, Kini Arema Incar Juara Piala Gubernur Kaltim
- PSS Sleman Santai Kalah di 2 Laga Uji Coba
- Bintang Persija 'Kecam' Telatnya Sosialisasi Law of the Game Liga 1
- Jaimerson Absen, Kapten Persija Rekomendasikan Pemain Ini Jadi Bek Tengah
Awalnya, para pemain Timnas U-16 diajarkan pada hal-hal yang sederhana, seperti aisatsu (salam), jikoshokai (perkenalan diri), Ojigi (budaya membungkuk). Pada momen ini pula kemampuan para pemain Skuat Garuda Asia lantas membuat para pengajar terkagum-kagum karena mereka sangat cepat untuk menyerap ilmu yang diajarkan.
"Bahasa Jepang punya tingkat kesulitan tinggi dibanding dari semua bahasa di dunia. Saya terkejut dengan daya tangkap anak-anak ini dalam menerima pelajaran yang diberikan,” kata Meivy.
"Mereka semua tampak menikmati dan sangat kooperatif selama mengikuti pelajaran yang kami berikan. Hari ini kami mengajarkan perkenalan, salam sapa dan juga bahasa Jepang kepada mereka," sambungnya.
Mendapat ilmu baru, pemain anyar Timnas U-16 yang bemain sebagai bek, Muhammad Rais mengaku sangat menikmati. Pesepakbola asal Ternate itu mengatakan bahasa Jepang cukup menarik seperti halnya belajar bahasa daerah di Indonesia.
"Senang bisa belajar bahasa lain selain bahasa daerah saya sendiri. Pelajaran tadi seru. Kami dibuat kelompok dan suruh meniru gerakan serta omongan pengajar, Bagi saya bahasa Jepang itu menarik," tutupnya.
Selain Indonesia dan Jepang sebagai tuan rumah, Turnamen Jenesys juga dihadiri oleh beberapa negara seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapore, Timor Leste, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand serta Vietnam.
Sebagai informasi, Turnamen Jenesys termasuk dalam program JENESYS (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths) 2018 atau program pertukaran pelajar antara negara Jepang dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang diluncurkan oleh pemerintahan Jepang.