FOOTBALL265.COM - Dugaan kasus pengaturan skor atau match fixing sepak bola yang belakangan ramai dikaitkan dengan kasta kedua sepak bola Indonesia, Liga 2 akhirnya membuat Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade angkat bicara.
Bahkan secara terbuka, bos Persija itu mengakui hal seperti itu sudah sering terjadi.
Gede mengatakan kasus match fixing ini kerap terjadi, tapi tidak ada bukti penangkapan atau proses hukum untuk orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Anehnya lagi, para terduga itu bahkan sudah secara terang-terangan disebutkan identitasnya.
"Match fixing di Indonesia sudah biasa, tapi apa ada buktinya? Buat apa membicarakan itu, kalau malingnya ngaku tapi gak ditangkap," katanya saat acara diskusi di Waroeng Aceh Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (30/12/18).
"Sepak bola sekarang sulit. Kalau sudah jelas ada yang disebut namanya, tangkap saja asal ada kemauan," sambungnya.
Secara mengejutkan, Gede menyampaikan bahwa kerugian akibat kasus pengaturan skor di sepak bola Indonesia itu melebihi angka kasus korupsi yang kerap dilakukan pejabat.
Nominal uang yang beredar dari match fixing disebut mencapai ratusan miliar rupiah.
"Kerugiannya ratusan miliar dibanding pejabat yang korupsi cuma sedikit. Makanya, nasyarakat kalau tahu hal ini harus lakukan laporan, jangan cuma teriak karena ini contoh bobrok," tegas Gede.
Salah satu pelaku match fixing yang belakangan disebut namanya adalah Vigit Wahluyo. Hal itu diutarakan oleh mantan runner match fixing, Bambang Suryo dalam acara Mata Najwa, Rabu (28/11/18).
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT