FOOTBALL265.COM - Kongres tahunan PSSI yang berlangsung di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali memang belum dimulai. Kongres tersebut bakal dimulai pada keesokan harinya, yakni pada Minggu (20/01/19).
Namun, meski kongres tersebut belum berlangsung isu untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) berhembus kencang.
Salah satu anggota PSSI yang juga merupakan voter pada kongres dari perwakilan Asprov Sulawesi Tenggara, Sabarudin Lambaba, mengaku masih tetap konsisten dengan agenda tersebut. Hanya saja dirinya memilih untuk melihat kongres yang bakal berlangsung besok
"Nanti kita lihat dinamikanya, yang pasti akan ada evaluasi-evaluasi kepengurusan PSSI saat ini," katanya pada Sabtu (19/01/19) malam.
Keinginan untuk melakukan KLB yang didengungkan Sabarudin Lambaba itu lantaran pada saat ini PSSI sedang dihadang permasalahan match fixing alias pengaturan skor.
"Match fixing salah satu hal yang menarik, tentu harus dibahas dengan tuntas dan ini harus menjadi komitmen kepengurusan PSSI untuk memberantasnya," lanjutnya.
Sekedar untuk diketahui ketua Asprov PSSI Sulawesi Tenggara Sabarudin Lambaba tergabung dalam Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) menggelar pertemuan dan diskusi dengan voters PSSI.
Dalam diskusi ini diikuti oleh Asprov PSSI DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Kepulaun Riau, Riau, Sulawesi Tenggara, Lampung Gorontalo, dan perwakilan klub Madura FC, Aceh United, Persiraja Banda Aceh, Persika Karawang, Persijap Jepara dan Persiwa Wamena.
Diskusi tersebut menelurkan dua poin. Pertama, mengusulkan agar anggota Komite Eksekutif PSSI dan pengurus PSSI yang menjadi tersangka kasus match fixing untuk dipecat dengan tidak hormat dalam Kongres PSSI 2019.
Kedua, mendorong Satgas Anti Mafia Bola Polri untuk memberantas secara tuntas praktik match fixing melalui penegakkan hukum yang adil tanpa pandang bulu sesuai dengan kesetaraan dalam hukum.